
Oleh Imam Kusnin Ahmad SH. Jurnalis Senior Jatim Eks Pengurus FKUB ( Forum Komunikasi Umat Beragama ) Kabupaten Blitar.
DI TENGAH SEMARAK perayaan Natal tahun 2025, Kota Kupang kembali menunjukkan wajah kebersamaan yang menjadi ciri khasnya. Sejak 2018, kota ini konsisten masuk dalam 10 besar kota paling toleran di Indonesia, dan malam Rabu (24/12/2025) lalu menjadi bukti nyata betapa kuatnya persaudaraan antarumat beragama.
Bukan hanya pasukan keamanan negara, tetapi juga anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) dan Perhimpunan Pemuda Hindu (Perada) yang aktif terlibat dalam menjaga keamanan Misa Malam Natal, menciptakan suasana khusyuk dan damai yang mengharukan.
Pada malam Natal tahun ini, ratusan umat Katolik berbondong-bondong mengunjungi Gereja Katedral Kota Kupang untuk mengikuti Misa Malam Natal. Sebelum matahari terbenam, tepat pukul 16.00 WITA, Imran Liarian dan rekan-rekannya dari Banser NU sudah bersiaga di sekitar gereja.
Ia adalah salah satu dari 500 anggota Banser yang dikerahkan di seluruh NTT, dengan 30 pasukan khusus untuk Kota Kupang yang ditempatkan di beberapa gereja (dua orang per gereja).
Selama hampir tujuh jam, mereka mengatur arus manusia dan kendaraan yang memenuhi Jalan Ir. H. Soekarno, mengamati situasi dengan seksama hingga pulang paling akhir sekitar pukul 23.00 WITA.
Ini bukan pertama kalinya Imran terlibat dalam pengamanan Misa Natal. Setiap tahun, ia merasakan kedekatan yang luar biasa antara Banser NU dengan umat Katolik.
Beberapa orang menjabat tangan mereka, menyebut nama organisasi dengan bangga, mengucapkan terima kasih, bahkan menepuk pundaknya dan menyampaikan salam damai Natal.
“Bayaran yang paling mahal itu kalau umat sudah pulang dengan senyum dan bilang terima kasih banyak, sampaikan salam Natal, itu rasa damainya beda sekali,” ujar Imran dengan bangga.
Panitia Natal gereja juga selalu memperhatikan kebutuhan mereka dan personel polisi yang turut berjaga hingga larut malam.
Apresiasi tidak hanya datang dari umat, tetapi juga dari Kapolda NTT Irjen Pol Rudi Darmoko yang meninjau langsung pengamanan di gereja. Kabidhumas Polda NTT Kombes Pol Henry Novika Chandra menyampaikan bahwa Kapolda sangat memuji persaudaraan dan toleransi antarumat beragama di NTT yang sangat kuat.
“Toleransinya sangat luar biasa. Ini ada teman-teman dari Banser dan Perada juga ikut menjaga keamanan. Kami sampaikan terima kasih dan mari kita jaga toleransi agar perayaan Nataru ini tetap aman,” jelas Henry.
Kapolda khusus mengapresiasi konsistensi Banser NU dalam membantu pengamanan kegiatan keagamaan lintas iman.
Kota Kupang sendiri telah membuktikan komitmennya terhadap toleransi. Menurut Setara Institute, kota ini masuk dalam 10 besar kota paling toleran sejak 2018, dengan peringkat tertinggi pada tahun 2021 dan kembali berada di urutan ke-10 pada tahun 2024.
Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Banser NTT, Kasim Koli, menyebut bahwa pengamanan Natal ini adalah instruksi langsung dari pimpinan pusat GP Ansor dan Banser untuk menjaga nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan sebagai keharusan, dengan bersinergi erat dengan TNI/Polri.
Selain Natal, mereka juga siap untuk pengamanan Misa Tahun Baru nanti.
Bersama Banser NU, Perada juga turut berperan penting dalam menjaga keamanan. Ketua Perada NTT, Putu Satria Muliyadi, menyebut bahwa pengawalan ini adalah bagian dari upaya merawat toleransi di Kota Kupang. Pihaknya mengerahkan 5 regu (masing-masing 12 orang) di beberapa gereja Katolik dan Protestan, menunjukkan bahwa semangat persaudaraan tidak mengenal batasan keyakinan.
Peristiwa pengamanan Misa Malam Natal di Kota Kupang tahun 2025 adalah cerminan nyata betapa penting dan perlu toleransi antarumat beragama. Melalui kerja sama Banser NU, Perada, dan pasukan keamanan negara, kota ini membuktikan bahwa perbedaan keyakinan tidaklah menjadi halangan untuk bersaudara.
Wajah toleransi yang bersinar di Kupang layak dijadikan contoh bagi seluruh Indonesia, membuktikan bahwa kebhinekaan bisa menjadi kekuatan yang mempersatukan kita semua.****
