
Oleh H.Imam Kusnin Ahmad SH. Wartawan Senior Jawa Timur.
Di Penghujung Tahun 2025, Kementerian Agama resmi meluncurkan Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PMB PTKIN) 2026 dengan semangat yang membara.
Dengan tema “Rise as the Future Hero” (Bangkitlah sebagai Pahlawan Masa Depan) dan komitmen terhadap inklusivitas, PTKIN tidak hanya membuka pintu bagi 186.889 calon mahasiswa, tetapi juga menawarkan harapan generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang memadukan ilmu, agama, dan kepedulian sosial.
Di tengah tantangan zaman, ini adalah langkah berani untuk membentuk pahlawan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak dan berdampak nyata.
Peluncuran yang digelar di Jakarta, Senin (22/12/2025) kemarin dihadiri oleh Menteri Agama, jajaran Kemenag, rektor seluruh PTKIN, dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag se-Indonesia, menandai awal perjalanan transformatif.
Prof. Abd. Aziz, Rektor UIN SATU Tulungagung yang menjabat Ketua Panitia Nasional PMB PTKIN 2026, menekankan bahwa tema “Rise as the Future Hero” bukan sekadar slogan—melainkan komitmen bersama untuk menciptakan generasi yang menjadikan ilmu sebagai alat perubahan dan agama sebagai kekuatan rahmat bagi semua.
“Pahlawan masa depan adalah mereka yang mampu menghadirkan Islam sebagai rahmat, menjunjung moderasi, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan umat dan bangsa,” tegasnya.
Untuk memperkuat pesan tersebut, PMB PTKIN 2026 memperkenalkan maskot nasional bernama NUSA, yang melambangkan kehidupan, keberanian, kebersamaan, dan kearifan budaya Nusantara.
Menurut Prof. Aziz, maskot ini menjadi simbol bahwa modernitas pendidikan tinggi Islam harus tetap berpijak pada akhlak, tradisi, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
“Melalui NUSA, kita ingin mendidik generasi yang tidak hanya cerdas dan berintegritas, tetapi juga memiliki kesadaran ekologis,” ungkapnya.
Dalam proses seleksi, PMB PTKIN 2026 kembali membuka tiga jalur: SPAN-PTKIN, UM-PTKIN, dan Mandiri, dengan daya tampung nasional yang mencakup 1.345 program studi di 58 PTKIN dan 1 PTN.
Angka ini menunjukkan ruang peluang yang luas bagi generasi muda, terutama ketika data PDDIKTI tahun ajaran 2023 ganjil mencatat lebih dari 600.000 mahasiswa aktif di seluruh PTKIN—bukti bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan tinggi Islam terus tumbuh.
Yang paling menonjol adalah komitmen terhadap inklusivitas, yang diwujudkan melalui tema “Pendidikan Islam Ramah Difabel” seperti yang ditegaskan Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar. “Tidak boleh ada calon mahasiswa yang terhambat mimpinya karena keterbatasan fisik,” ujarnya.
Untuk itu, panitia memperkenalkan sistem pemetaan disabilitas dan rekomendasi peminatan sejak tahap awal pendaftaran, sehingga mahasiswa difabel dapat mengikuti proses belajar dengan optimal. Data terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 82 penyandang disabilitas mendaftar ke PTKIN pada tahun ini—sinyal kuat bahwa PTKIN makin terbuka bagi semua kalangan.
Selain itu, peningkatan kualitas akademik PTKIN juga menjadi landasan penting. Hingga 2024, sebanyak 27 PTKIN telah meraih akreditasi unggul dari BAN-PT, meningkat signifikan dari hanya 7 PTKIN pada tahun 2022.
Prestasi ini memperkuat posisi PTKIN sebagai lembaga pendidikan terpercaya yang tidak hanya unggul di dalam negeri, tetapi juga mulai meraih pengakuan internasional melalui peringkat QS-WUR Asia.
Prof. Aziz menegaskan bahwa peluncuran PMB PTKIN 2026 bukan hanya tentang pendaftaran, tetapi juga momentum penguatan sosialisasi dan branding ke seluruh sekolah, madrasah, dan masyarakat.
“Kita akan berkolaborasi dengan Kantor Wilayah Kemenag se-Indonesia untuk memastikan informasi mudah diakses, proses seleksi kredibel dan transparan, serta semua peserta dilayani secara adil,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Prof. Aziz mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, dengan harapan bahwa ikhtiar bersama ini akan membawa keberkahan dan menjadi bagian dari transformasi PTKIN menuju keunggulan nasional dan internasional.
PMB PTKIN 2026 datang dengan harapan baru: membentuk pahlawan masa depan yang beragam, inklusif, dan berdampak. Di penghujung tahun 2025, ini adalah ajakan bagi generasi muda untuk mengambil kesempatan, mengembangkan potensi, dan menjadi bagian dari gerakan perubahan yang membawa Islam sebagai rahmat bagi semua. Saat pintu peluang terbuka lebar, saatnya bagi mereka untuk bangkit dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan umat.****
