
Oleh H.Imam Kusnin Ahmad SH. Wartawan Senior Jawa Timur dan Ketua Ta’mir Masjid Al-Musthofa Udanawu Blitar.
SETIAP TANGGAL 22 DESEMBER, seluruh Indonesia merayakan Hari Ibu. Mengapa hari ini begitu istimewa? Karena ibu adalah sosok yang karamat, yang menjadi pondasi, cahaya, dan pelindung dalam setiap langkah hidup kita.
Pada tanggal 22 Desember 2025, mari luangkan waktu untuk mengucapkan terima kasih dan cinta yang tulus kepada sosok yang selalu ada untuk kita.
“Ibu, terima kasih atas segala kasih sayang, perjuangan, dan doa yang tidak pernah henti. Engkau adalah cahaya dalam hidup kami. Selamat Hari Ibu!”
1. Peran Ibu Menurut pandangan Al-Qur’an.
Al-Qur’an sangat menekankan pentingnya ibu dan kewajiban menghormatinya sebagai perintah Allah SWT. Berikut adalah beberapa ayat yang menyoroti hal ini:
QS. Al-Isra’ 17 : 23
الْوَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا ٓ اِيَّاهُ وَ بِ الْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَا مَا ٓ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَا مَا ٓ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang mulia.”
QS. Luqman 31: 14
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dengan lelah di atas lelah, dan penyapihannya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah kepada Aku dan kepada kedua orang tuamu; kepadaku-lah tempat kembali.”
QS. Al-Baqarah 2: 83
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَ بِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”
Al-Qur’an juga menggambarkan ibu sebagai sosok yang mengorbankan banyak hal, seperti dalam kisah Nabi Musa AS yang diselamatkan oleh ibunya — menunjukan kesetiaan dan cinta yang tak tergantikan.
2. Pandangan Nabi Muhammad SAW Tentang Ibum
Nabi Muhammad SAW memberikan contoh nyata tentang penghormatan kepada ibu dan menekankan kedudukannya yang lebih tinggi dibandingkan ayah. Berikut adalah beberapa hadits terkenal:
Hadits Nabi tentang kehormatan ibu sebelum ayah HR. Bukhari dan Muslim.
يَا رَسُولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قَالَ : أُمُّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قَالَ : أُمُّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قَالَ : أُمُّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قَالَ : أَبَاكَ ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
Artinya: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.”
Hadits tentang surga di bawah kaki ibu HR. Nasai, sahih menurut Hakim dan Dzahabi.
الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ
Artinya: “Sungguh, surga di bawah telapak kaki ibu.”
Hadis tentang cinta ibu sebagai bagian dari iman HR. Ahmad
حُبُّ الأُمِّ بَقِيَّةُ مِنَ الإِيمَانِ
Artinya: “Cinta kepada ibu adalah bagian dari iman.”
Nabi juga sering menunjukkan perhatiannya kepada ibunya, bahkan setelah dia wafat — dia pernah mengunjungi makam ibunya di Makkah dan menangis, mengingat kasih sayangnya.
3. Pandangan Para Ulama Tentang Ibu
Para ulama sepanjang masa menginterpretasikan ajaran Al-Qur’an dan Hadits tentang ibu dengan mendalam, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran dan kehormatannya:
Imam Ali ibn Sultan Muhammad al-Qari dalam Marqah al-Mafatih Syarah al-Misykat.
قَالَ الطِّيْبِيُّ قَوْلُهُ : عِنْدَ رَجُلِهَا كِنَايَةٌ عَنْ غَايَةِ الْخُضُوعِ ، وَنِهَايَةِ التَّذْلِلِ كَمَا فِي قَوْلِهِ تَعَالَى : وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ ، وَلَعَلَّهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَرَفَ مِنْ حَالِهِ وَحَالِ أُمِّهِ ; حَيْثُ أَلْزَمَهُ خِدْمَتُهَا ، وَلَزَمُهَا أَنَّ ذَلِكَ أَوْلَى بِهِ
Artinya: “Berkata Imam at-Tibi: (Sabda Rasulullah SAW) ‘di bawah telapak kaki ibu’ adalah kiasan dari puncak kepatuhan dan taat secara totalitas padanya, sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala: ‘dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang’.
Mungkin saja Rasulullah SAW mengetahui keadaan Muawiyah bin Haidah dan keadaan ibunya, untuk itu Rasulullah mewajibkan Muawiyah untuk melayani ibunya, dan karena hal itu memang lebih pantas dilaksanakan.”
Imam Munawi dalam Faidul Qadir
الأُمَّهَاتُ يُلْتَمَسُ رِضَاهُنَّ الْمَبْلَغُ إِلَى الْجَنَّةِ بِالتَّوَاضُعِ لَهُنَّ ، وَإِلْقَاءِ النَّفْسِ تَحْتَ أَقْدَامِهِنَّ وَالتَّذْلِلِ لَهُنَّ
Artinya: “Keridhaan ibu yang sampai ke surga bisa didapatkan dengan cara bersikap rendah hati kepada mereka, meletakkan diri di bawah kaki mereka, dan merendahkan diri kepada mereka.”
Syeikh Muhammad al-Ghazali.
إِنَّ رَبَّةَ الْبَيْتِ رُوحٌ يَنْفُثُ الْهَنَاءَ وَالْمَوَدَّةَ فِي جَنَابَاتِهِ وَيُعِينُ عَلَى تَكْوِينِ إِنْسَانٍ صَالِحٍ
Artinya: “Seorang ibu adalah semilir angin sejuk yang menghembuskan nafas kedamaian dan kasih sayang ke seluruh ruang kehidupan, dan ia sangat berpengaruh dalam pembentukan manusia yang baik.”
4.Pemerintah Indonesia Sangat Peduli pada Ibu
Semua ajaran tentang penghormatan ibu yang ada dalam agama dan pandangan ulama juga diselaraskan dengan perhatian negara terhadap ibu.
Di negara Kita Indonesia, peran ibu diakui dan dihormati melalui kebijakan nyata yang menunjukkan betapa peduli pemerintah:
Penetapan Hari Ibu Nasional pada tanggal 22 Desember setiap tahun sebagai tanda penghormatan resmi kepada semua ibu di negeri ini.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang menetapkan bahwa ibu memiliki hak dan kewajiban dalam mendidik dan melindungi anak, serta negara berkewajiban memberikan dukungan.
Program-program dukungan keluarga seperti bantuan kesehatan ibu dan anak (misal: layanan bersalin gratis di puskesmas, Program Keluarga Berencana), pendidikan anak usia dini, dan bantuan ekonomi bagi keluarga — yang semuanya bertujuan untuk memudahkan peran ibu dalam menjalani kehidupannya.
Ini membuktikan nyata bahwa penghormatan kepada ibu bukan hanya hal personal atau religius, tetapi juga menjadi prioritas negara yang diwujudkan dalam kebijakan.
Ibu adalah sosok yang luar biasa, yang digambarkan sebagai malaikat, cahaya, dan pondasi dalam kehidupan kita.
Baik menurut ajaran Al-Qur’an, pandangan Nabi Muhammad SAW, interpretasi ulama, maupun kebijakan pemerintah Indonesia, peran dan kehormatan ibu selalu menjadi hal yang terpenting.
Pada Hari Ibu tahun ini, berikan pelukan hangat, bunga, atau sekadar kata-kata manis kepada ibu Anda. Jangan lupa, momen kecil ini akan menjadi kenangan besar yang selalu mereka ingat.*Wallahu A’lam Bishawab”*
