Kajian Tasawuf : Allah Lebih Dekat Dari Urat Leher

Oleh : Achmad Syaikhonul Arifin, dkk, mahasiswa PAI FTK.
Inilah tugas kelompok kami, materi public speaking dibawah bimbingan langsung ustadz Yahya Aziz materi resensi buku tasawuf (Allah lebih dekat dari urat leher). Nama2 kelompok kami adalah :
1. Ach. Syaikhonul Arifin (06020122034)
2. Dimas Yoga Pratama (06040122092)
3. Ismy Masitha H.U(06010122014)
4. Istifadatun Najah (06010122015)
5. Kheisya Auliya Azzahroh (06010122016)
6. Muhammad Faiz ( 06040122116)
7. Yusuf Arifuddin Romadloni (06010122032)

Resensi buku yang berjudul “Allah Lebih Dekat Dari Urat Leher”

SINOPSIS
Buku ” Allah Lebih Dekat dari Urat Leher” karya Suharyo AP dan Soejitno Irmim merupakan karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan keberadaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan spiritual yang mendalam, buku ini menggali makna hubungan manusia dengan Allah yang sangat dekat, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Qaf ayat 16 bahwa Allah lebih dekat daripada urat leher. Buku ini terbagi ke dalam beberapa bagian yang menegaskan bahwa hubungan manusia dengan Allah melampaui batas ruang dan waktu. Buku ini menjadi pengingat penting bagi pembaca untuk senantiasa menyadari kehadiran Allah dalam setiap momen kehidupan. Dengan mengajarkan nilai cinta, rasa takut, dan harapan kepada Allah, buku ini menuntun pembaca untuk menjalani hidup dengan penuh keimanan dan keikhlasan. Pesan utama yang disampaikan adalah bahwa kedekatan dengan Allah harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti meningkatkan ibadah, berbuat baik kepada sesama, dan melakukan introspeksi diri. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menghadirkan ketenangan jiwa tetapi juga menginspirasi pembaca untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan.

KELEBIHAN
Buku ini sebagai pengingat bagi pembaca bahwa Allah itu lebih dekat daripada yang kita sangka. Apapun yang terjadi, apapun yang kita lewati, semua hal tersebut terjadi karena kehendak Allah SWT. Hidup kita telah diatur oleh sebaik-baiknya yang Maha Mengatur. Pola bahasa yang digunakan dalam buku ini juga mudah dipahami, sehingga pembaca dapat memahami dengan baik pesan-pesan yang tercantum di dalamnya.

KEKURANGAN
Setelah dicari pada E-commerce, buku ini tidak banyak ditemukan di sana. Selain itu, buku Allah Lebih Dekat dari Urat Leher juga tidak tersedia pada bentuk E-Book. Jadi, pembaca harus mencari sendiri bukunya dalam bentuk buku fisik.

BAB I
DIMANA ALLAH ITU?

1. Allah ada dimana-mana
dalam perspektif manusia dimanapun berada tidak akan pernah luput dari pengawasan sang pemiliki alam, Allah merupakan tuhan yang maha esa dimana keilmuan dan kemahatahuannya sangat terperinci tidak satupun manusia atau makhluk lainnya dapat menipu dan mengalihkan perhatian dan perilakunya dari pengawasan Allah swt. maka dari itu tak akan dapat terhindari oleh diri manusia kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan akan tetap tercatat di sisinya. hal ini yang membedakan antara orang yang beriman dengan orang kafir yang berani terang-terangan melakukan kemaksiatan dan mengingkari adanya Allah, padahal di dunia ini tidak ada satu hal selain Allah yang mengatur dan menciptakan.
2. lebih dekat dari urat nadi
sebagaimana sabda Nabi bahwa Allah itu lebih dekat kepada manusia daripada urat leher. kedekatan Allah pada manusia menandakan kasih ayang Allah yang begitu dahsyat kepada makhluknya.Allah tidak ada tuhan selainnya dan tidak ada yang setara dengannya, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. begitu halnya yang dijelaskan dalam Qur’an surat al-ikhlas. dengan pengetahuan manusia bahwa Allah merupakan tuhan yang sangat dekat dengan hambanya dan tidak ada hijab oleh-Nya maka manusia yang beirman akan benar-benar mawas diri dan selalu waspada pada perilakunya agar tidak kufur dan ingkar pada nikmat yang diberikan oleh Allah. dan ini juga kesempatan bagi manusia beriman bahwa Allah itu sangat dekat, gunakan kedekatan ini untuk menaruh sepenuh hati kepadanya,meminta kepadanya, dan selalu jalin komunikasi yang erat denganya,hal inilah yang dilakukan oleh wali-wali Allah.
3. Allah dalam diri kita
pesan yang indah dikutip dalam buku ini bahwa “barang siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal tuhannya”, bisa dibayangkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya,bentuk yang amat tidak akan pernah dapat satu pun di copy oleh makhluk lain, kehebatan ilmunya mencipatakan manusia dengan sebaik-baik sangat tidak dapat dinalar oleh otak manusia,meskipun manusia itu atheis yang tidak perrcaya tuhan dia akan tetap tidak dapat menolak kebenaran yang jelas dan terang bahwa tidak ada satu pun yang menyamai penciptaan makhluk. dari segala kehebatan yang tak mampu tertandingi manusia maka sebagai manusia sudah selayaknya untuk berterimakasih kepada-Nya dan menjaga serta mengendalikan dirinya untuk selalu tunduk dan patuh kepada perintah_Nya.
4. Allah dalam pendengaran
buku ini mengutip hadis qudsi bahwa “tidak ada sesuatu yang bisa mendekatkan hambaku kepadaku, lebih suka daripada melaksanakan apa yang aku wajibkan atasnya dan hambaku selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah sehingga aku cinta kepadanya.maka akulah yang menjadi pendengarannya ang ia dengar”. kalua allah yang telah memimpin pendengaran,apa yang kita dengar menambah peningkatan keimanan dalam diri, mempertajam hati dan selalu waspada jika ada hal yang tidak beres yang bersifat maksiat kepada Allah. sebagaimana yang disebut seorang mukmin menurut Allah adalah orang yang apabila disebut (mendengar) nama ALlah maka bergetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayatnya maka bertambah iman mengenai diri-Nya. dalam konteks keduniaan saja orang yang melatih pendengaran akan mendatangkan rezeki tersendiri dengan menajamkan informasi dan mampu memprediksi hal-hal yang belum dilakukan sebagai penanggulangan.
5. Allah dalam penglihatan
jika allah memandang dengan pandangan kasih sayang kepada manusia tidak ada seorang pun yang dapat mengganggunya dan menghinanya. secara jelas telah disampaikan oleh Allah”jika aku cinta hambaku, aku ada dipenglihatannya Ketika ia melihat, artinya allah ,mengendalikan pandangan kita saat memandang sesuatu dan pandangan yang allah berikan akan menyelamatkan dan selalu selamat. sesorang yang dikendalikan maka ia akan memandang siapapun makhluk Allah dengan pandangan kasih sayang, pandangan yang memuliakan, pandangan yang menggembirakan, tidak ada caci maki, penghinaan, ghibah dan lain sebagainya.
6. Allah dalam pembicaraan
dalam hal pembicaraan juga demikian, seorang yang dicintai Allah akan selalu berbicara dan membicarakan seseorang dengan baik-baik,tidak ada ucapan yang menyakiti. seorang yang selalu menjaga pembicaraan dari hal yang menyakitkan bagi yang mendengarkan,lisan orang yang beriman akan selalu dituntun untuk selalu mendeklarasikan pembicaraan yang baik dan tidak menipu. pembicaraan yang menjadikan seseorang ingin dan akan selalu mengingat allah dan mencintai nabinya.ucapannya tidak sekedar ucapan yang sia-sia namun ucapan yang dating dari sucinya hati.
7. Allah dalam gerak tangan
segala hal yang kita lakukan yang menjadi sebab juga yang lain, tidak lain semuanya adalah Allah yang memberikan dampaknya usaha kita semua juga Allah yang memberrikan dorongan kepada kita, ide, inspirasi dan segala imajinasi manusia semua merupakan pemberian dari Allah swt. sehingga patutnya bagi seorang yang beriman selalu menyiibukkan tangannya untuk hal-hal yang baik karena semua akan dihisab dan di timbang oleh Allah swt.
8. Allah dalam Langkah kita
yang dapat menjadi peringatan bagi seorang manusia adalah kelak mereka akan dihisab satu persatu dan sedetail mungkin tidak ada yang dapat ditutup-tutupi apalagi di manipulasi.maka,sebagai seseorang yang beriman hendaklah selalu memahami bahwa Allah akan selalu menyertai kita, selalu dalam Langkah kita kemanapun kita berada.
9. Allah dalam nafas
sebagai seorang yang sangat dekat dengan Allah, semua hal yang kita lakukan, ibadah yang kita lakukan, di setiap nafas kehidupan kita semua hendaknya selalu melibatkan nama allah, menyebutnya selalu dalam tarikan nafas dan melakukannya atas segala keridhoan Allah. hal ini bisa kita lakukan minimal apa yang Nabi ajarkan disetiap Langkah mau kemana dan mau melakukan apa serta selesai melakukannya semua dimulai dengan basmalah an diakhiri dengan hamdalah.
10. Allah dalam hati
bisa dikatakan bahwa hati manusia akan selalu berbolak-balik,dinamis dan cepat futur. bagi seorang yang beriman ia akan selalu menjaga hatinya agar hati yang cepat berbolak-balik dapat selalu stabil dan tidak menjerumuskan dirinya kepada hal-hal yang memjatuhkan dirinya dalam kegelapan dan murka allah. caranya dengan banyak melantunkan dzikir,dan perbanyak membaca Al-Qur’an. orang yang sering mendengar bisikan hati, akan menyadari bahwa keberadaan dirinya,alam yang tersedia dan segala kenikmatan adalah pemberian dari Allah.
11. Allah di alam semesta
sudah jelas bahwa alam semesta merupakan tanda-tanda yang jelas dan nyata merupakan ciptaannya,tidak mungkin alam semesta tiba-tiba terbentuk tanpa adanya sang pencipta, itu mustahil. jika kamu ingin melihat allah maka paling mudah adalah lihatlah alam semesta yang dari butiran atom sampai yang terbesar manusia pahami yakni galaksi bima sakti. alam semesta dengan segala isinya tercipta karena diciptakan allah,dan diri kita tidak akan pernah bisa berkutik dan membantu allah dengan kehebatannya membuat alam semesta ini.
BAB II

KAPAN BERJUMPA ALLAH?

1. Berjumpa Allah Setiap Saat
Setiap saat berjumpa Allah, selalu hadir dalam setiap kesempatan, dan Allah dimana-mana, mungkin karena kita terlalu dekatnya kita dengan Allah terkadang tidak merasakan pertemuan itu. pembiasaan diri selalu berjumpa dengan Allah setiap saat: saat sibuk, saat menganggur, saat sedib atau senang, saat lapang atau sempit, saat jaya atau jatuh, saat sehat maupun sakit, saat punya anak atau tidak. Dengan demikian kita tidak pernah merasa berpidah dengan Allah. Inilah perasaan batin yang paling indah, nikmat, dan selalu damai.

2. Berjumpa dengan Allah lewat Shalat
Dalam membaca surat Alfatihah dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab ra. Nabi bersabda: Allah berfirman: “Hai anak Adam, aku menurunkan tujuh ayat: tiga diantaranya untukku, dan tiga untukmu, dan satu antara aku dan engkau. Adapun yang untukku yaitu: Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. arrahmanirrahim. Maliki yaumiddin. Adapun yang diantara ku dengan mu yaitu: Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Karena dalam alfatihah ada dialog dengan Allah yang hendaknya diucaokan penuh penghayatan agar tidak menjadi “pemanis bibir” atau bacaan yang hanya basa basi, Membacanya harus mantap. Dhalat yang benar, selain gerakan-gerakan nya tenang (tuma’ninah), juga memenuhi berbagai kriteria. Imam ghazali merumuskan ada hudhurul qolbi (hadirnya hati). Perlu kita hindari dalam shalat hati tidak hadir, keluar kemana mana, lupa Allah. Agar mendalam dan penuh penghayatan, hendaknya tafahhum maksud bacaan Shalat. Mengucapkan bacaam shalat jika tidak disertai pemahaman isinya menjadikan shalat tidak mengena dan tidak akan membekas.

3. Berjumpa Allah saat haji
melaksanakan haji bukan hanya napak tilas terhadap Nabi Ibrahim As. Tetapi, didalamnya ada syarat dan nilai nilai. Orang yang melaksanakan haji merupakan “Panggilan Allah” sebagai tamu Allah sehingga disana berjumpa dengan Allah. Demakin didalami Amalan haji, kian hanyut cintanya pada Allah, serangkaian ibadah haji yang dilaksanakan menambah goresan jiwa penuh makna, Apalagi disana, para jamaah dikenalkan berbagai sejarah para nabi, Kekasih Allah sekaligus bapak para Manusia. Dengan mengenal tempat sejarah, jamaah haji pun dapat menyatu dengan Allah yang telah membuat skenario besar di kehidupan ini sehingga dari tangan Allah jadilah ummat manusia terpanggil datang kesana. Mereka semua melakukan dengan khusyuk dan pasrah diri.

4. Berjumpa Allah saat membaca Alqur’an
Alqur’an adalah kalamullah. Bagi orang yang membacanya pastinya akan mendaoatkan banyak keistimewaan. Alwir’an juga bisa menjadi obat bagi orang yang gelisah, begitu hebat pengaruh membaca Alqur’an, karena dengan membaca alqur’an tanpa kita sadari kita sedang berdialog dengan Allah, sepeeti doa doa yang ada dalam Al-qur’an, bagi yang tidak memahami isinya, dinilai senbagai ibadah, maka akan menjadi mulia lagi jika kita memahami isinya. Dari sana tergerak untuk mwngamalkan kandungan Alqur’an dalam kehidupan, maka, orang yang yang mwncocokkan perilakunya dengan Alqur’an mereka bisa mempunyai Alqur’an yang hidup dalam dirinya

5. Berjumpa Allah saat berdzikir
Berdzikir kepada Allah hakekatnya menambah suburkan kecintaan kepada Allah di segala bidang dan ruang kehidupan. Taqarrub ilallah merupakan idaman kaum muslimin yang jiwanya memiliki kerinduan mendalam kepada tuhannya. Dzikir membuat jiwa menjadibtidak bisa terpisah dengan Allah.

6. Berjumpa dengan Allah saat berdoa
Dalam islam, Allah memerintahkan agar kita berdoa kepada nya, Allah berjanji mengabulkan permohinan hamba hambanya, doa selain karena bukti bahwa kita butuh pertolongan Allah, jufa karena perintah Allah sehingga berdoa selain permintaan dikabulkan, juga merupakan ibadah ibadah yang mendapatkan pahala. Orang berdoa hakekatnya mengakui dirinya lemah. Orang berdoa pertanda dia butuh Allah, dan orang berdoa merasa dalam menyampaikan permohonan mereka bisa bertemu dengan xat yang maha kuasa.

7. Berjumpa dengan Allah saat sendiri
dalam hal ini dapat diartikan dengan ikhlas dalam hal apapun, orang yang apabila dipuji tidak membusungkan dada, dan jika di caci tidak kecil hati. Intinya stabil, tidak berbuat sesuatu karena ingin pujian atau menghindari cacian. semua dilaksanakan karena harus dilakukan. dan ditinggalkannya memang seharusnya ditunggalkan.

8. Berjumpa dengan Allah saat ramai
banyak orang yang ditengah keramaian tidak bisa mengendalikan diri dan ikut hanyut dalam kegiatan yang tak seharusnya dilakukan karena hal tersebut adalah larangan dari Allah, dalam hal ini, seseorang bertoleransi dan tak terjerumus dalam pergaulan yang tak seharusnya di banggakan karena merusak norma agama, menghargai apa yang di miliki orang lain dan berani mengingatkan bahwa itu adalah hal yang buruk.

9. Berjumoa Allah lewat fakir miskin
dengan menyantuni fakir miskin, kita akan mendapatkan keistimewaan, seperti halnnya yang dilakukan oleh Nabi, selalu menyayangi fakir miskin dan bersenda gurau dengan mereka, dalam alqur’an dijelaskan bahwa harta kita ada hak bagi fakir miskin, golongan mereka ini ialah oranv yang suka meminta minta, tidak meminta minta namun terlihat sangat kurang dalam hal sandang pangan, kewajiban kita menyantuni mereka.

10. Berjumpa Allah saat merenung
Merenungi ciptaan Allah adalah kebiasaan orang berilmudan dengan merenung skan berjumpa Allah. Merenung merupakan kebiasaan penting, dengan merenung kita bisa menemukan mutiara kehidupan, dengan merenung merasa diri paling lemah dan tak berdaya, dengan merenung sampai pada pengakuan bahwa Allah sungguh maha segalanya, disanalah kita berjumpa Allah.

11. Berjumpa Allah saat bergelimangan dosa
perjalanan jiwa harus berhenti karena pengakuan dari dalam dirinya sendiri yang merasa tidak kuasa menjawab masalah nya sendiri. Mereka berhenti total dannhijrah ke alam baru di bawah naungan Allah, dan disana menemukan ketenangan jiwa sebuah ketenangan yang tidak dibuat buat, saat kita sedang hergelimangan oleh dosa maka beberapa dari kita akan ditemukan oleh Allah dan akan dibimbing ke jalan yang dinaungi oleh Allah.

12. Berjumpa dengan Allah saat Takziyah
saat kita melihat tetangga kita atau sanak famili kita sengan berduka, banyak dari kita tersadar bahwa kita semua akan kembali kepada Allah tanpa membawa semua harta benda dan hanya dibungkus kain, beberapa dari kita akan lebih takut kepada Allah dan juga akan kembali menenukan Allah dengan hati yang oenuh ketakutan, kita akan merasakan ibadah kita di dunia ini tidak sebanding dengan nikmat yang Allah berikan dan banyak darinkita akan langsung menghadap kepada Allah untuk bertaubat.

13. Berjumpa dengan Allah di surga
janji Allah akan memperlihatkan wajahnya kepada penduduk syurga, memberi dorongan tersendiri untuk berlomba menjadi hamba yang sungguh sungguh di jalan Allah. Teatapi bagi mereka yang tidak yakin, akan tetap saja, tidak teroengaruh sedikitpun bagi jiwanya.

BAB III
JIKA HATI INTIM DENGAN ALLAH
1. Hati Lebih Mantap
Seorang hamba yang tidak mengenal Tuhan, setiap saat akan merasakan gelisah, cemas dan kesepian jiwa. Orang yang menemukan Allah akan merasakan kemantapan. Mereka menemukan kedamaian hidup. Allah berjanji menambah keimanan mereka sehingga lebih mantap lagi. Intimnya seseorang dengan Allah melahirkan berbagai sikap kejiwaan yang positif.

2. Jiwa Menjadi Tenang
Dalam Al-Qur’an Allah mengatakan “Alaa bidzikrillahi tathma’inul quluub” yang artinya “Ketahuilah dengan banyak mengingat Allah hati akan menjadi tenan.”
Bangsa-bangsa di negara maju yang pemerintahannya tidak mendorong rakyatnya mencintai tuhan, perjalanan waktu mereka hanya digunakan untuk kerja dan kerja, uang dan uang, serta kesibukan demi kesibukan. Di tengah gemilang harta dan kebebasan sesuai naluri biologisnya, ada kekosongan yang tidak terpenuhi yaitu pemenuhan kebutuhan jiwa, kebutuhan ruhani sehingga merasa tidak tenang.
Berbeda dengan orang beriman. Batinnya selalu stabil baik saat sibuk, kosong kegiatan, sedih atau senang, susah atau gembira, kaya atau miskin, punya jabatan atau tidak jiwanya akan tetal stabil. Sebab ada satu yang dijadikan sandaran hidup yaitu Allah. Kedekatannya dengan Allah menjadikan hatinya selalu terhibur.

3. Tidak Merasa Kesepian
Kedekatan dengan Allah menyebabkan diri selalu merasa bersama-Nya, bahkan di tempat sepi sekalipun seperti penjara. Sebab di tempat sepi lebih banyak melakukan kontemplasi diri, melakukan perenungan dan akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dinding tebal penjara bisa ditembus oleh jiwa iman. Seperti halnya Hamka, Hatta, Bung Karno, bahkan nabi Yusuf ketika dipenjara justru tetap produktif dan mengaku jiwanya lebih matang.
Semua itu mereka anggap sebagai ujian dari Allah. Ujian yang diterimanya dianggap sebagai ‘sapaan’ Allah kepada dirinya yang sedang dikasih sayangi. Orang melihat dia dengan pandangan kasihan, tetapi dia merasa damai karena di penjara bisa bertemu dengan kedamaian.

4. Selalu Optimis
Karena yakin Allah akan memberi pertolongan kepada hamba-Nya jika ada kesulitan hidup, orang beriman tidak pernah pesimis. Mereka selalu optimis sebab ada keyakinan dalam dirinya bahwa setiap mengalami kesulitan pasti ada Pertolongan Allah.
Harapan bagi orang beriman ada dua yaitu dalam jangka pendek akan dirasakan di dunia. Dan jika hal ini tidak dijumpainya, maka tinggal harapan jangka panjang yaitu di akhirat.

5. Ada Tempat Mengadu
Allah memberi fasilitas yang luar biasa kepada orang beriman. Allah berfirman Qulhu Allahu ahad, Allahus shomad (al-ikhlas:1-2) artinya “Katakan Allah Maha Esa, Allah tempat meminta (segala sesuatu). Apa saja dapat kita mohon kepada Allah, dan Allah berjanji akan mengabulkan. Ud’uuni astajib lakum, “Mintalah kepadaku akan ku kabulkan permintaanmu.”
Allaj tidak akan menelantarkan doa hambanya yang beriman sebab mereka menjadi kekasih-Nya. Jika dalam suasana genting, diperbolehkan menyebut amal terbaik sebagai pengantar doa atau tawasul. Ini akan menjadikan doa kita mempunyai nilai tersendiri dan secara kejiwaan merasa lebih mantap.

6. Pandai Memetik Hikmah
Setiap diri selalu mengalami berbagai peristiwa, ada yang menyenangkan ada yang pahit, semua itu pasti terjadi. Kita hendaknya membaca dari sisi positifnya. Kalau mengalami kegagalan atau kesilutan, segera renungi kejadian itu untuk mengintropeksi diri sehingga dapat mengetahui hikmah dibalik kegagalan tersebut.
Ada baiknya kita menjadi orang yang Arif dalam menentukan sikap dari setiap kejadian yang menimpa. Kalau kebetulan menyenangkan, jangan sampai busung dada, tetaplah bersyukur. Dan kalau yang dialami menyakitkan, jangan putus asa, tetapi berupaya semakin dekat kepada Allah dan bersabar. Yakinlah dibalik itu semua ada hikmah yang bisa kita petik.

7. Allah Membantu Hamba-Nya
Pertolongan Allah pasti akan datang kepada hambanya. Ada kalanya disaat kepepet, atau disaat sangat dibutuhkan. Maka orang yang intim dengan Allah selalu merasa akan mendapat pertolongan Allah sehingga tidak pernah merasa cemas.

8. Allah Angkat Derajat Kita
Allah sangat memperhatikan hamba-Nya. Prinsip reward and punishment diterapkan oleh Allah. Siapa yang berprestasi mendapat penghargaan, dan yang melanggar mendapat hukuman. Penghargaan Allah diberikan kepada mereka yang juga “menghargai” Allah. Allah mengangkat mereka yang dekat (bertaqwa) kepada Allah ke tingkat mulia. “Inna akramakum ‘indallahi atqakum” yang artinya sesungguhnya orang yang paling mulia dari kamu semua di mata Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.

9. Tidak Mudah Putus Asa
Putus asa merupakan ciri orang yang jauh dari Allah. Bagi yang intim dengan Allah tidak ada ruang di hatinya untuk putus asa, karena putus asa dilarang Allah. Putus asa merupakan jiwa kerdil. Biasanya orang putus asa seringkali mengambil Jalan pintas dalam menempuh hidup.
Putus asa merupakan ‘anjuran’ setan kepada manusia. Setan mengajak manusia berpikir yang tidak rasional, serba cepat, instan dan tidak peduli jalan yang ditempuh benar atau salah. Orang putus asa biasanya mudah menyalahkan Allah. Seolah Tuhan harus menuruti kemauannya.

BAB IV
KALAU JAUH DARI ALLAH SWT.
1. Hati Selalu Gelisah
Salah satu sebab hati gelisah karena terlalu banyak memikirkan Harta, merasa hartanya tidak cukup, kurangnya rasa bersyukur yang dimilikinya (hanya peduli dengan urusan dunia). Setiap insan di dunia wajib memenuhi kebutuhan jasad dan jiwa nya atau lahir batinnya, keduanya perlu dipenuhi secukupnya. Jika tidak hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan. Sebenarnya kalau mau tunduk kepada Allah mudah saja untuk mengobatinya seperti sholat, membaca Alquran, berdzikir dan berdoa.
2. Allah Tidak Mendengarkan Doa Kita
Orang yang lupa Allah, tidak otomatis dilupakan Allah karena Allah memiliki sifat Rahman dan Rahim. Dari sifat ini Allah tidak pernah pilih kasih kepada hambanya. Sering terjadi manusia ketika mendapat musibah, bencana kembali Kepada Allah meminta bantuan, memohon-mohon. Tetapi ketika manusia sukses, nasibnya baik merasa dirinya bisa bukan karena Allah dia Lupa kepada Allah. Maka jangan salahkan kalau di saat menderita “dilupakan” Allah. Bisa jadi doa manusia saat tertimpa masalah dianggap basa basi, karena ingat Allah saat ada masalah atau musibah.
3. Allah Memberikan Kita Terjerumus
Bagi orang mukmin yang menjadikan Allah sebagai sandaran, Allah mengangkat orang tersebut dalam alam penuh kegelapan menjadi alam penuh cahaya. Bagi orang kafir yang menjadikan thought (selain Allah) sebagai sandaran hidupnya, Allah memberikan mereka terjerumus dari alam penuh cahaya menuju alam gelap gulita (QS.Al Baqoroh ayat 257). Manusia telah diberikan keistimewaan Allah sebagai sebaik-baiknya ciptaan seperti diberikan fisik, akal, jiwa. Tapi anehnya manusia kalau sudah salah arah masih menyombongkan diri tidak mengakui kesalahannya dan tidak tunduk kepada dzat yang menciptakan dirinya. Pada kondisi seperti ini Allah Membiarkan mau berbuat apa, asal saja resiko ditanggung diri sendiri.
4. Tidak Pernah Merasa Cukup
Orang yang jauh dari Allah salah satunya orang yang tidak mau bersyukur kepada Allah. Selalu merasa kurang harta yang melimpahnya. Semua waktu digunakan untuk mencari harta, tidak kenal lelah, tidak kenal waktu. Kerja keras memang perintah agama, tapi kalau berlebihan menjadi tidak baik. Orang yang tidak kenal waktu harta yang didapat menyakini hasil dari keringatnya sendiri. Yang baik adalah mau menerima kenyataan dari yang diupayakan (qonaah) mensyukuri apa yang diberi Allah. Sebaliknya orang yang tidak mau mensyukuri harta yang dimilikinya, semakin merasa kurang.
5. Hilang Rasa Kemanusiaan
Manusia adalah makhluk sosial. Nilai sosial sangat ditekan oleh Islam, memang kita dipentingkan menjaga hubungan Allah, tetapi jangan lupa juga untuk menjaga hubungan sesama manusia. Tidak ada kepekaan sosial, tidak tolong menolong, tidak saling mengasihi, tidak mendoakan satu sama lain, mereka hidup dalam keserakahan jiwa, egonya menonjol, minta dilayani tanpa mau melayani, minta dihormati tapi tidak mau menghormati, suka dipuji namun pelit memberi pujian itulah yang dinamakan hilangnya rasa kemanusiaan,maka hal itulah yang menjadi salah satu jauh kita dari Allah SWT.
6. Suka Melakukan Kerusakan
Allah menciptakan manusia sebagai Khalifah fil ardh, hendaknya mampu memelihara ekosistem agar lestari dan memberikan bimbingan kepada manusia agar taat beribadah, nanum kebanyakan prakteknya tidak begitu manusia-manusia malah merusak dunia dengan kejahatan. Maka hal inilah yang akan jauh dari Allah SWT.

BAB V
UPAYA MENDEKATI ALLAH
1. Perbanyak Koreksi Diri
koreksi diri upaya untuk mengevaluasi diri sendiri terhadap kekurangan atau kesalahan yang dilakukan. proses ini dapat dilakukan dengan introspeksi, bertanya kepada orang lain atau momen tenang seperti sebelum tidur. tujuannya untuk memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Perbanyak Istighfar
Setelah mengetahui kesalahan diri, langkah selanjutnya adalah memperbanyak istigfar (memohon ampun kepada Allah). Istigfar merupakan cara untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah. istigfar terletak pada pengakuan kesalahan, disertai tekad untuk tidak mengulanginya. Allah Maha Pemaaf, siapa pun yang tulus memohon ampun akan diterima dengan kasih sayang-Nya.
3. Bertekad Untuk Lebih Baik
bertekad membuka lembaran baru dalam hidup dengan meninggalkan kebiasaan buruk dan dosa. Penyesalan atas kesalahan masa lalu harus menjadi pijakan untuk memperbaiki diri. Proses ini membutuhkan ketekunan dan kesadaran bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju Allah. Salah satu cara untuk memperbaiki diri adalah dengan terus mengingat kematian dan menjaga diri dari hal-hal yang dapat menjauhkan dari Allah.
4. Memohon Petunjuk
Setelah menyadari kelemahan dan dosa, langkah selanjutnya adalah memohon petunjuk kepada Allah. Tidak ada cara lain yang lebih tepat untuk menemukan jalan yang benar selain meminta bimbingan dari-Nya melalui doa dan istikharah. Allah menjanjikan petunjuk bagi hamba yang tulus memohon kepada-Nya.

Dalam kehidupan, terutama saat menghadapi kebimbangan, seperti memilih pasangan hidup, pekerjaan, atau keputusan besar lainnya, bertanya kepada Allah menjadi langkah yang mudah dan pasti. Hal ini karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya dan tidak akan membiarkan mereka terjerumus da lam kesalahan jika mereka dengan rendah hati memohon bimbingan.
Barakallah….!