H.Nur Said, SE, Camat Kandangan, Kabupaten Kediri, salah seorang dari Seribu Pembaca Pertama buku Songsong Masa Depan Cerah

Kediri-Menaramadinah.com Rabu Pahing, 6 November 2024 Seribu (1000) Orang Pertama Pembaca buku Songsong Masa Depan Cerah, kali ini adalah: H. Nur Said. SE, Bapak Camat Kandangan, Kabupaten Kediri, pada saat menerima buku dari penulis langsung berkata: “Saya sangat bangga dan memberikan apresiasi yang setinggi tinggi penulis seorang sederhana tapi bisa mentasarufk-an ilmunya lewat tulisan”.

Dihadapan para pegawai Kecamatan Kandangan dan para sekretaris desa se-kecamatan, mengaku bahwa penulis adalah temannya saat belajar Bahasa Inggris di BEC (Mr. Kalend- Bapak Pendiri Kampung Inggris Pare), tepatnya TC 17 MAM 1987. Itu memang benar alias betul dan tidak salah, waktu itu Pak Camat yang sangat rajin beribadah, bahkan menjadi imam di mushola kecamatan Kandangan ini, masuk Kelas B, kelasnya murid-murid yang pandai, sedangkan penulis masuk di kelas C, kelompok anak-anak yang kurang pandai.

Lebih lanjut H. Nur Said menjelaskan bahwa sosok penulis ke dua (Nur Habib) buku Songsong Masa Depan Cerah adalah seorang yang luar biasa. “Gus Habib begitu biasanya saya memanggilnya. Selain sebagai pendamping PKH di wilayah kepung sebagaimana domisilinya. Beliau juga sebagai ustadz di Pondok Al Hikam Klampisan. Berikut
Beliau orang yang mempunyai dedikasi sangat tinggi dan sangat ber obsesi untuk berupaya memberikan ganjaran dari bagian tubuhnya. Artinya segala panca indra yang melekat dimanfaatkan untuk kepentingan umat terbukti dengan menulis yang tentunya tidak hanya tangan tapi juga pikiran tenaga dan waktunya agar bermanfaat.
Beliau juga berjiwa seni terbukti atas limbah sisa kopi alias cekakik dapat digunakan sebagai coretan yang mempunyai nilai seni dengan sebutan Lukisan cekakik”, jelas Pak Camat Kandangan dengan senyum yang tulus.
Selanjutnya dia berkata:

“Saya berharap buku Songsong Masa Depan Cerah ini adalah bisa bermanfaat bagi pembaca sekaligus menjadikan motivasi bagi pembaca untuk juga dapat disampaikan pada orang lain. Bahwa semua penyakit ada penawar atau obatnya. Sehingga tidak berkecil hati atau minder atas sakitnya”.

Sumbang-saran dan masukan untuk perbaikan buku ini menurutnya adalah, oleh sebab karena ilmu itu berkembang tentunya dengan perbaikan yang konstruktif sangat diharapkan.

“Semoga bisa dicetak lagi dengan semakin banyak yang membaca pada masa masa yang akan datang”, pungkasnya.
Nur Habib,mengabarkan.