SEJUMLAH KASEK DAN GURU POTENSIAL SMP NEGERI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG SEPEKAN MAGANG DI SMP 2 GENTENG BANYUWANGI

 

Genteng, 8 Maret 2024-Telah menjadi program pemerintah Kota Metro Provinsi Lampung dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan setiap tahun diselenggarakan program magang di luar provinsi. Tahun anggaran ini (2024) memilih Kab. Banyuwangi sebagai tempat magang. Dikawal langsung oleh pejabat sekretaris BBSDM (dulu BKD) Kota Metro, sejumlah Kasek SMP Negeri dan Guru dimagangkan selama sepekan di sejumlah SMP Negeri yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kab. Banyuwangi. Satu di antara SMP Negeri yang dijadikan tempat magang adalah SMP 2 Genteng.

Ada banyak alasan mengapa Dinas Pendidikan Kab Banyuwangi menunjuk SMP 2 Genteng sebagai tempat magang; 1. Sekolah yang terletak di Desa Kaligondo ini memiliki reputasi dan prestasi bagus, di antaranya kategori Sekolah Adiwiyata Nasional, 2. Memiliki budaya prestasi yang kuat, 3. Kreasi dan inovasinya terutama pengelolaan sampah dan produk-produk lainnya, 4. Sekolah pilot proyek model sekolah moderasi, 5. Kegiatan seni dan ekstrakurikuler amat produktif, 6.

Dukungan sarana dan prasarana memadai 7. Aksesnya relatif mudah dijangkau 8. Pertimbangan lainnya yaitu kualitas tenaga pengajarnya semangat dan produktif.
Semuanya berjalan lancar. Tentu, sebagai sekolah tempat magang memberikan layanan yang terbaik. “…kita sebenarnya sama-belajar, tukar ilmu dan praktik-praktik terbaik, ujar Kasek yang akrab dipanggil Bunda Wahyu.

Sangat mungkin apa yang dikagumi di sini tidak ada di sana. Pun juga yang tidak ada di sekolah yang saya pimpin ini justru ada di sana. Intinya sharing, tukar pengetahuan dan pengalaman” jelas Kasek penuh inovasi itu.

SMP tempat magang yang disediakan SMP 1 dan SMP 3 Banyuwangi. SMP 1 Cluring dan SMP 2 Genteng. SMP swasta satu-satunya yang ditunjuk oleh Dinas adalah SMP Bustanul Makmur Genteng.

Rata-rata tamu magang di SMP 2 Genteng tertarik dan mengapresiasi kreasi- inovasi serta produknya dari kegiatan science enterprenuer siswa. Mulai dari pupuk organik hasil olahan sampah, olahan sampah unorganik (jenis plastik) berupa briket, paving block, sulingan minyak tanah, dll. Juga hasil hand made anak-anak seperti batik ecoprint, topi, tas dari bahan limbah.

Karya anak jenis mamin; permen buah maja, berbagai jenis minuman herbal, dll. Masih ada lagi ekstrakurikuler yang langka ditemui di tingkat SMP yaitu beauty class (skill tata rias wajah dan tata rambut).
Laboratorium Mini Taman Bumi Banyuwangi Geopark, menjadi perhatian khusus para peserta magang. Sangat menarik karena justru alat peraga pembelajaran geografi ada di sekolah pinggiran. Benar-benar menginspirasi kata seorang peserta magang. Belum lagi layanan Mini Hospitol, Perpustakaan Digital, SAS, dll.

Lagi, yang menarik untuk dijadikan bahan diskusi adalah peranan komite sekolah dan keterlibatan orang tua dalam bentuk dana sumbangan suka rela untuk pengembangan kemajuan sekolah. Kebijakan Pemkab Banyuwangi sangat luar biasa. Memberikan peluang pihak sekolah untuk berkolaborasi dengan orangtua murid yang menyangkut tentang pendanaan sekolah yang dikelola oleh komite sekolah.

Ketua Komite Supriono, M.Si. menjelaskan bahwa akselerasi kemajuan sekolah tidak terjadi jika tidak melibatkan PSM. Tanpa PSM ya bisa layanan pendidikan berjalan tetapi sekadar berjalan. Prinsipnya prosedur dan pengelolaan yang profesional, accountable dan transparan”, ujar pensiunan Kasek SMP itu.

Sekolah didampingi konsultan pendidikan juga menjadi catatan para peserta magang. “…banyaklah hal baru yang kami dapatkan di SMP 2 Genteng ini. Dan yang paling tidak mungkin kami bawa kayaknya tentang penggalangan dana PSM. Di Kota Metro menjadi kebijakan politik Pemkot bahwa sekolah benar-benar tanpa gratis. Sebenarnya di Banyuwangi pun secara prinsip juga telah menerapkan sekolah gratis.
Husnu Mufid, Jurnalis Menaramadinah.