Pembangunan manajemen PSSI yang lebih profesional khususnya pada aspek pelayanan dan eksekutorial akan mampu mewujudkan timnas yang tangguh

Catatan :

Saat ini ada dua fenomena sepak bola Indonesia yang menarik ;
1. Tiga Club Liga 1 menolak pemainnya di panggil PSSI.
2. PSSI memanggil pemain disaat jadwal kompetisi liga 1 berjalan.

Alasan club menolak pemanggilan pemain tidak salah, begitu juga pemanggilan PSSI terhadap pemain dari ketiga club liga pun juga tidak salah.

Namun dibalik penolakan untuk mengerimkan pemain yg disertai rasa emosional dengan melontarkan statmen bubarkan PSSI dan pulangkan STY, maka itu yang jadi masalah dan perlu dilakukan kajian mendalam bagi keduanya (club liga 1 dan PSSI).

Bersikukuhnya kedua elemen sepak bola tersebut, jika tidak diselesaikan melalui evaluasi mendalam, maka insan persepak bolaan nasional akan mengalami kemunduran akut.

Bagaimana timnas bisa maju jika prilaku dua elemen tersebut terjebak pada ego sektoral.

Club adalah sebuah wadah sekaligus pencetak prestasi para pemain, sebenarnya tidak boleh menghambat prestasi pemain.

PSSI sebagai wadah eksistensi kemajuan club juga tidak boleh asal comot pemain tanpa mempertimbangkan kelangsungan hidup club yang dinaunginya.

Lalu bagaimana jalan keluarnya ?

PSSI punya tanggung jawab moral terhadap club binaannya, bagaimana menumbuhkan rasa militansi nasionalisme club dan pemain, begitu juga apa yg menjadi kebutuhan club yang sangat komplek termasuk terjaminnya kelangsungan hidup club dan prestasi pemain, tentunya PSSI juga harus mau memahami hal tersebut.

Oleh karenanya PSSI harus bisa merubah kinerjanya dengan pembangunan manajemen yang lebih profesional, agar tidak terjebak pada manajemen pelayanan dan eksekutorial yang kaku.

PSSI sudah waktunya menghadirkan sistem pelayanan yang ramah dan membangun, begitu juga pada aspek eksekutorial PSSI punya tanggung jawab menumbuhkan rasa militansi nasionalisme bagi club dan pemain.

Sehingga semua event baik nasional maupun internasional bisa berjalan seiring yang saling menguntungkan, tentu tidak boleh menyimpang dari basic kepentingan nasional negara dan bangsa.

Artinya, PSSI harus bisa membangun dua sistem yang benar2 profesional ;
1. Sistem pelayanan yang ramah lingkunan.
2. Sistem eksekutorial yang mampu meningkatkan rasa dan jiwa militansi nasionalisme.

Salam,
Miskan Turino