Kediri-menaramadinah.com-Dialog buku “Pengeran Samber Nyowo Tidak Pernah Kalah” yang menghadirkan langsung Ir, Edi Setiawan, SE, M.Si selaku tim penulis dan dihadiri oleh Dr. Ir K.R.A.P Eri Ratmanto keturunan Ke-7 Pangeran Samber Nyowo di rumah masa kecil Presiden Soekarno Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri Jum’at 07 April 2023 berlangsung cukup seru, pihak keraton merasa keberatan dengan foto dalam sampul buku tersebut juga tema utamanya yakni memperingati hari lahir Pangeran Samber Nyowo. Dialog panjang dan hikmat berakhir sampai dini hari.
“Atas Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, karena memang sangat seru, tidak ada yang lelah, tidak ada yang ngantuk, hampir tidak ada yang pulang, anteng dari jam 20.30 Wib sampai 02.00 Wib dini hari,” ujar Lukito Sudiarto Ketua Panita Penyelenggara.
Menariknya, proses silang pendapat tampak berlangsung santun, tidak terlihat ada pemaksaan pendapat, tidak ada nada tinggi, malah sesekali mucul kelakar dan canda tawa.
“Sering kali saya mengikuti diskusi di Situs Ndalem Pojok memang selalu berjalan santun. Mungkin apa memang karena tempatnya yang sakral ya. Kita bebas berdialog, menyampaikan pendapat dibuka seluas-luasnya asal berdasar. Semua kita diskusikan dan pasti ada solusi dengan duduk bareng, ngopi bareng. Jujur ini catatan merarik dan ini yang selalu kita rindukan di zaman kebebasan medsos ini,” aku Ari Hakim LC salah satu peserta dari Kampung Inggris Pare.
Menyoal foto Pangeran Samber Nyowo dan tema Tayakuran Hari Lahir Pangeran Samber Nyowo meski tidak mewakili secara resmi dari Pura Mangkunegaran, Dr. Ir. K.R.A.P Eri Ratmanto keturunan Ke-7 Pangeran Samber Nyowo menyampaikan dengan tegas bahwa memang pihak keraton sejak dulu melarang pemasangan foto Samber Nyowo karena menurutnya memang foto Samber Nyowo tidak pernah ada.
“Saya sudah mencari sampai di perpusataan Leiden Belanda, memang tidak ditemukan foto Eyang kami Pengeran Samber Nyowo. Lah, lalu itu foto siapa? Saya kaget sampai disini ada foto besar. Sebenarnya saya juga nggak enak, kawatir saya dianggap mendukung ini,” akunya sambari tersenyum.
Kanjeng Eri Ratmanto pun kemudian menunjukkan buku silsilah dari Keraton Mangkunegaran dan memang tidak terihat foto Mangkunegara I alias Pangeran Samber Nyowo.
“Semua dari Mangkunegara II sampai X ada fotonya, tapi lihat ini, Mangkunegara I tidak ada, memang tidak ada fotonya, disini hanya diberi logo seperti ini,” aku Pria yang juga Koordinator Internasional Komunitas Pancasila Dasar Negara bukan Pilar.
Sementara saol peringatan hari lahir pihak keraton menyarankan agar yang diperingati adalah hari wafatnya, bukan hari lahirnya.
“Kami memang sempat dihimbau pihak keraton agar yang diperingati adalah wafatnya bukan hari lahirnya. Meski demikian kami tidak dilarang. Insya Alloh nanti kedepan kami akan menggelar dua-duanya, hari lahir dan haulnya,” aku Kus Hartono Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno.
Dialog dan bedah buku yang berakhir dini hari ini memang berlangsung cukup panjang, rangkain acara diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza, Pembacaan Pembukaan UUD 1945, Pembacaan Pancasila Dasar Negara dan Pembacaan Sumpah Jati Diri Bangsa Indonesia. Sambutan-sambutan, santunan anak yatim, doa lintas agama dan penutup lagu Syukur tiga stanza juga tidak terlewatkan. Doa lintas agama dipimpin oleh Ki Setiaji (Katolik), Romo M. Jasin Jawi (Ketua Penghayat Keyakinan Yang Maha Esa Kota Kediri), Suhu Jetsun Arahato (Budhha), Sumadi Made, B.Sc (Hindu) dan Sikan Abdillah (Muslim)
“Alhamdulillah tokoh-tokoh lintas agama memimpin doa untuk Pangeran Samber Nyowo dan agar semua yang telah kita fahami tentang perjuangan Pangeran Samber Nyowo ini benar-benar bisa kita warisi, bukan sekedar menjadi bahan pembicaraan. Ini yang penting, strategi perang wewelutan, dedemitan, jejemblungan perlu diaplikasikan dalam kehidupan modern saat ini,” pungkas Kus Hartono Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno.* Surya