Cerita Dan Kisah Misteri Jalan Karanggetas Cirebon

Cirebon – menaramadinah.com JALAN Karanggetas menjadi kisah sejarah di Kota Cirebon. Merupakan satu kawasan pusat niaga yang dipercaya punya tuah mitos, sangat dihindari pejabat negara.

Mitos ini juga tidak lepas dari sejarah kesaktian seorang pendekar yang luntur karena melintas di kawasan tersebut. Karanggetas sendiri bermula saat Syekh Magelung seorang musafir yang sakti asal Syiria hendak menguji kemampuan ilmunya ke tanah Cirebon.

Karena konon di seluruh Jazirah Arab, tidak ada yang mampu menandingi kesaktiannya. Syekh Magelung diberitahu oleh gurunya agar menemui Sunan Gunung Jati di Cirebon untuk memotong rambutnya.

Setibanya di Tanah Cirebon, Syekh Magelung singgah di Pelabuhan Singhapura atau Muara Jati dan bertemu dengan Syekh Bentong. Di hadapan Syekh Bentong, mengutarakan maksud kedatangannya ke Cirebon, dan mengaku sebagai orang sakti yang hendak mencari orang yang bisa mencukur rambutnya.

Magelung Sakti lantas mencoba unjuk kemampuan dan kesaktiannya, dengan melemparkan tombak ke atas dan diterima dengan telapak tangannya tanpa terluka.

Melihat Magelung Sakti untuk kebolehannya, Syekh Bentong merasa tertarik untuk melakoni hal yang sama, bahkan lemparan tombak Syekh Bentong lebih tinggi dan lebih kencang.

Saat tombak turun dan mengenai telapak tangannya, tombak tersebut seolah-olah menembus telapak tangan Syekh Bentong.

Namun, saat dilihat lebih dekat oleh Magelung Sakti, telapak tangan Syekh Bentong tidak tergores sedikitpun, dan akhirnya Syekh Magelung mengakui kesaktianya kalah dibanding dengan Syekh Bentong, dan melakukan gerakan sembah sujud karena mengira Syekh Bentong adalah Sunan Gunung Jati. Syekh Bentong menolak untuk disembah sujud, karena tidak dibenarkan manusia menyembah ke manusia lagi, dan hanya Yang Maha Kuasa yang boleh disembah.

Dia lantas memberitahukan kepada Magelung hendak bertemu dengan Sunan Gunung Jati, mesti menghilangkan keseombongannya dan memerintahkan untuk berjalan kaki ke arah selatan.

Di perjalanan, Magelung Sakti beristirahat di tepian sungai yang sekarang dipercaya sebagai Sungai Sukalila. Di peristirahatannya tersebut, Magelung Sakti didatangi seorang kakek.

Terjadi sebuah dialog yang mengutarakan maksud kedatangan Magelung Sakti. Kakek tersebut lantas mencapit rambut Magelung dengan dua jarinya, dan rambut yang sebelumnya tidak mempan disayat benda tajam itu pun akhirnya putus. Makanya hingga kini kisah tersebut melekat di Jalan Karanggetas.

“Dari situlah sejarahnya, makanya dinamakan Karang Getas. Jadi, di tempat ini kalau ada orang sombong tuh jangan lewat ke situ, nanti getas (putus). Karang (batu karang) yang kokoh saja bisa putus.

Kisah lainnya pada tahun 1677 kali Sukalila merupakan kali yang sering terjadi banjir rob dari laut. Pada masa itu, orang-orang sombong yang menaiki pedati dan kereta kuda yang merupakan alat transportasi tercanggih pun, banyak yang terperosok saat melintasi kawasan tersebut.

Kawasan Karanggetas yang dipercaya punya nilai sejarah dan mitos yang kuat ini, berada di Jalan Karanggetas saat ini, mulai dari Kali Sukalila ke arah Selatan hingga Perempatan Jalan Pekiringan, atau sebelum masuk ke arah Jalan Pasar Kanoman.

Saat ini, di kawasan tersebut merupakan jalur niaga yang dipenuhi oleh jejeran supermarket, ruko, kios, hingga pedagang kaki lima. Kendati demikian, urban legend kawasan ini masih menjadi ingatan publik Kota Cirebon. (hsn)