Khofifah Membuka Pesta Malam Lintas Budaya Surabaya Vaganza

 

Surabaya-menaramadinah.com-Nuansa hubungan keakraban Gubernur Jatim dengan Walikota Surabaya “kembali membaik”. Ini terlihat di masa kepemimpinan Eri Cahyadi sebagai Walikota Surabaya dan Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur.

Suasananya sudah terasa seperti zaman Pak Noer, Pak Nandar, Pak Wahono, Pak Larso, sampai Pak Basofi sebagai gubernur dengan Pak Koco, Pak Parno, Pak Muhadji, Pak Poernomo sampai Cak Narto menjadi walikota.

Sebelumnya, hubungan antara kepala daerah Jawa Timur dengan kepala daerah kota Surabaya, terlihat “kurang mesra”. Terutama tiga periode terakhir. Mulai era Gubernur Imam Utomo dengan Walikota Bambang DH, berlanjut ke era Tri Rismaharini, dengan ke Soekarwo dan Khofifah.

Sampai-sampai “kalau tidak terpaksa”, Bambang DH tidak hadir pada acara kegiatan Gubernur Imam Utomo. Demikian pula sebaliknya. Tingkah Bambang DH berlanjut ke zaman Soekarwo. Bahkan hubungan yang nyaris tak harmonis ini juga menular ke Tri Rismaharini dengan Khofifah.

Dampak hubungan “kurang mesra” antara Gubernur Jatim dengan Walikota Surabaya juga menular kepada antarpejabat Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jatim.

Tetapi, baru di “masa kepemimpinan” Er Cahyadi ini, Gubernur Jatim Khofifah mulai mendekat. Atau Eri Cahyadi yang sengaja melakukan pendekatan ke Khofifah. Termasuk hubungan antar pejabat di Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jatim.

Sudah sering kita lihat Eri Cahyadi hadir dan mendatangi acara bersama Khofifah. Begitu pula sebaliknya, Khofifah menghadiri acara Pemkot Surabaya.

Kemarin, saat pesta Surabaya Vaganza dan Parade Budaya, Jalan Tunjungan Surabaya, Eri memberi kesempatan kepada Khofifah untuk memberangkatkan iringan Parade Budaya itu. Sehingga terlihat di hadapan puluhan ribuan warga yang menonton langsung, serta pemirsa yang menyaksikan di layar televisi keakraban Eri dengan Khofifah

Kemesraan itu diakui Eri. Menurut Eri Cahyadi sampai-sampai ia memberanikan diri membangunkan Khofifah, tengah malam pukul 02.00 menjelang dinihari. Eri bercerita, bahwa waktu di masa pandemi yang sedang meningkat. Saa itu, pasien Covid=19 kehabisan stok Oksigen, Eri langsung kontak Khofifah. Dari keluhannya yang menyangkut nyawa pasien di rumahsakit lapangan tembak di Kedung Cowek, ibu Khofifah langsung memerintahkan staf Pemprov untuk turun ke Surabaya.

Nah, setelah itu, mereka sering saling kontak dan mendatangi berbagai acara. Termasuk jika ada tamu dari Pemerintah Pusat, Khofifah dan Eri sering berdampingan. Ya, seperti di hari-hari peringatan Hari Jadi Surabaya sekarang ini.

Kita sebagai warga Kota Surabaya dan rakyat Jawa Timur tentu ingin melihat jemesraan itu juga terwujud dalam kerjasama pembangunan dan pelayanan masyarakat. Semoga. Dirgahayu Surabaya. (yous)