Puasa Pembersih Kotoran Jasmani dan Ruhani

 

Oleh :

Ust. Dr. Sadin Subekti, M.Kom.I

 

Para Jama’ah Shubuh yang berbahagia….

Hujattul Islam, Imam al-Ghazali berkata, “dalam kesehatan jasmani mendahului kesehatan ruhani,” Sedangkan masyarakat banyak juga yang berpendapat,” Dalam kesehatan ruhani memiliki dampak positif terhadap kesehatan jasmani.”pertanyaannya adalah apakah orang yang sehat jasmani, sehat pula ruhaninya? Jawabannya belum tentu karena banyak yang sehat jasmaninya tapi ruhaninya sakit, misalnya koruptor adalah sehat jasmaninya tapi sakit ruhaninya buktinya menjadi koruptor, sebaliknya orang yang sehat ruhaninya tapi sakit jasmaninya, missal Ulama besar Imam Busyiri pencipta “syiir Burdah”berasal dari Mesir dia sehat ruhaninya tapi cacat jasmaninya yaitu tidak bisa melihat, atau al-maghfurlah Gus Dur{ KH. Abdurahman Wahid} beliau tidak bisa melihat dan tidak bisa berjalan tapi karya-karyanya banyak dibaca oleh umat beliau juga memimpin ormas terbesar di dunia yaitu NU selama tiga periode dan pernah menjadi Presiden Republik Indonesia.

Maka bisa disimpulkan bahwa hakikat ajaran Islam menyatukan antara material dan spiritual, antara dunia dan akhirat, serta antara jasmani dan ruhani. Sehat secara harfiah artinya adalah tidak sakit, waras bahasa Jawa, bersih artinya tidak kotor, sedangkan kotor adalah awal terjadinya penyakit, tentu harus dibersihkan dengan air yang bersih syukur-syukur menggunakan pembersih seperti sabun maka jasamni akan kembali bersih dan sehat, lalu apabila yang kotor itu ruhani {dosa, kesalahan} baik kepada Allah atau sesama manusia, tentu yang harus dilakukan dan dibersihkan adalah bertaubat pada Allah diiringi dengan menyesali perbuatan kotor {dosa} tersebut, kemudian berjanji tidak mengulangi perbuatan kotor lagi barulah bertaubat kepada Allah Swt., akan diampuni sepanjang kotoranya tidak melampau batas (MenyekutukanNya)

وَاِنِّيْ لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى

  1. Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman, dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk. (QS. Thaha{20}: 82)

 

Apabila kotor {dosa} dengan sesama manusia yang harus dilakukan adalah disamping tiga hal diatas juga meminta maaf kepada orang tersebut ruhani akan kembali bersih/suci. Kemudian apabila kotoran tersebut terlanjur tidak dibersihkan karena kemalasan tentu kotoran akan meningkat menjadi penyakit jasmani/ruhani, maka harus dibawa ke dokter supaya mendapakan diagnosis untuk mengetahui jenis penyakitnya sehingga bisa ditentukan jenis obatnya sekaligus dosisnya.  Apabila penyakit tersebut adalah hati/qalbun tentu harus dibawah  yang mengerti tentang penyakit hati orang yang ahli ajaran Islam (Ulama) untuk di diagnosis (nasihat-nasihat kebaikan) jenis penyakitnya, seperti kemungkaran, kekufuran, kemusyrikan atau kesombongan dan obatnya adalah al-Qur’an:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin. QS. Yunus{10}: 57, lihat QS. Al-Isra{17}: 82).

 

Jika tidak mau ke dokter (Jasmani) atau Ulama (Ruhani), maka artinya tidak mau minum obat maka penyakit itu akan bertambah berat semakin sulit disembuhkan,

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ

  1. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu berdusta. (QS. Al-Baqarah {2}: 10)

Artinya: Penyakit hati yang dimaksud adalah keraguan tentang kebenaran agama Islam, kemunafikan, atau kebencian terhadap kenabian Rasulullah saw.

 

Apabila tidak mau makan dan minum obat, maka prosentase kesembuhan penyakit tersebut kecil sekali, dokter sudah angkat tangan tinggal menunggu qodo dan qodar Allah swt. saja (sudah sakaratul maut),

خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ࣖ

  1. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat. (QS. Al-Baqarah {2}: 7)

Artinya: Allah Swt. telah mengunci hati dan telinga orang kafir sehingga nasihat atau hidayah tidak bisa masuk ke dalam hatinya.

 

Sebelum penyakit kita sampai pada tahap yang sangat mengkhawatirkan dan Allah memberikan petunjuk pada kita maka harus kita minum obat yang sangat mujarab ini sesuai petunjuk Ulama yaitu puasa ramadhan 1443H selama 30 hari, dan obat ini sangat pahit Karen ciri obat yang manjur adalah pahit begitu juga puasa itu pahit sekali harus menghindari segala yang dilarang, dilarang ghibah, nammimah, sumpah palsu melihat sesuatu dengan pandangan syahwat, harus sabar, mahabbah, zuhud, ma’rifah, ar-Ridha dll. Maka hati akan menjadi sehat dan bersih dari kotoran, jika jiwa sudah bersih berikutnya harus menggunakan baju terbaik supaya tidak tembus apabila ada kotoran dari luar dan baju itu adalah baju taqwa:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْءٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ

Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri). (Akan tetapi,) pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Allah agar mereka selalu ingat. (QS. Al-A’raf{7}; 26)

 

Ketika sudah memakai baju taqwa tidak boleh sembrono/lengah tetap baju harus dirawat dan dijaga agar tetap bersih melalui ibadah-ibadah yang diperintah dan dianjurkan oleh Allah.

[1] Dosen Pengampu Mata kuliah Agama Islam Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya

[2] Disampaikan pada saat Kuliah Shubuh hari Ahad pada tanggal 17 April 2022/1443H.