Prosesi Penjamasan Pusaka Ke 436 keris Kiai Carubuk dan Kutang Ontokusumo Kanjeng Sunan Kalijaga.

Demak Kadilanggu, 20 Juli 2021-menaramadinah.com-Tradisi penjamasan pusaka Sunan Kalijaga tetap digelar. Hanya saja beberapa prosesi memang ditiadakan. Seperti berebut ancakan dan iring-iringan prajurit patangpuluhan. Penjamasan dilakukan pada pusaka kutang ontokusumo dan keris kiai carubuk.

 

Ini dilakukan lantaran penjamasan tersebut telah menjadi wasiat leluhur sehingga tidak bisa ditinggalkan pihak keluarga. Untuk memastikan tidak ada kerumunan, aparat gabungan turut mengawal jalannya prosesi penjamasan.

Penjamasan pusaka dijalankan dua kubu yang berseteru. Yakni, kubu Yayasan Sunan Kalijaga dan kubu Kasepuhan Kadilangu. Prosesi rangkaian penjamasan tidak seperti biasanya. Pada kondisi normal tidak ada pandemi, penjamasan diawali dengan pagelaran tradisi ancakan.

Yaitu tradisi berebut nasi yang ditaruh dalam daun kayu jati dan dilapisi anyaman bambu. Namun, tradisi ancakan kali ini ditiadakan supaya tidak mengundang kerumunan massa.

Kabid Pengembangan Objek Daya Tarik Wiata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Pemkab Demak, Sutomo mengatakan, penjamasan pusaka dilakukan 2 kali oleh masing masing kubu.

-Penjamasan pertama pukul 07.30 hingga pukul 08.00 adalah waktu kubu Yayasan Sunan Kalijaga

-Penjamasan kedua pada pukul 09.00 hingga pukul 10.00 adalah kubu Kasepuhan/ Kaum pada pukul 09.00 hingga pukul 10.00.

Jalan yang dilalui tidak lewat pintu gerbang utama, namun melalui jalan belakang.

“Sesuai kesepakatan yang ditiadakan adalah tradisi ancakan dan iring-iringan minyak jamas oleh prajurit patangpuluhan. Ini supaya tidak ada kerumunan massa,”

Ya, ibaratnya hanya tradisi Tahunan nyekar di makam yang kemudian diselingi penjamasan pusaka,” ujar Sutomo.

Penjamasan tetap dilaksanakan sebagai wujud bakti keluarga kepada Sunan Kalijaga selaku leluhur yang mewasiatkan penjamasan sekaligus memperingati wafatnya kanjeng sunan kalijaga tanggal 10 Dzulhijjah 1586 M.

Jadi Acara ini adalah ke 436 di tahun 2021 M dalam Keprihatinan Pagebluk Pandemi covid.19 dengan pemberlakuan PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ) Darurat Jawa -Bali berlaku 03 -25 Juli 2021.

Ditengah tengah  Prosesi pisowanan ke kasepuhan Kadilangu di Sasana Rangga pasca acara Penjamasan diadakan selamatan dengan Tumpeng Raksasa untuk dibagikan khusus Keluarga Besar ahli waris sunan Kalijaga karena bagaimanapun ini adalah Wasiat yg harus dijalankannya Penjamasan atau cuci bagi keluarga itu wajib.

Ini sesuai pesan Eyang Sunan Kalijaga. Beliau berkata ‘Nek (aku) wis seda, rawato agemanku pusaka keris Kiai Carubuk dan Kutang Ontokusumo’. Meski demikian, kami tetap menggunakan protokol kesehatan Covid-19 dengan memakai masker, menjaga jarak dan menjaga kebersihan dan tanpa jabat tangan ” Ungkap ketua Kasepuhan.

Dengan menjalankan Wasiat leluhur Penjamasan  ini semoga 3  kekuatan Iman, Islam, dan Ihsan bisa menjadikan jawaban untuk menghentikan pandemi ini “pungkas Bu Hermin selaku pengurus Yayasan Makam Sunan Kalijaga.

Gilang Adiwidya menaramadinah.com