Silsilah dan Sejarah Peteng di Keraton Kasepuhan Cirebon di Zaman Penjajah Belanda

Oleh : Ki Macan Putih ( Raja Caruban Nagari Cirebon Trah Pajajaran ke VIII ).

Menurut sejarah yang dikutip dari Hasan Basyri bahwa Kesultanan (Keraton) Kasepuhan Cirebon dibangun sejak tahun 1667 M. oleh Penjajah Belanda dimasa pemerintahan Pangeran Martawijaya (Sultan Sepuh Ke-1) dan terjadi dua kali sejarah peteng (sejarah gelap) yaitu:
1. Dimasa Sultan Sepuh Ke-6 (diurutan silsilah No. 12), menurut KH. Noufal putra KH. fuad Hasyim dari Pesantren Buntet menerangkan bahwa, setelah Sultan Matangaji (Sultan Sepuh Ke-5) diekselusi mati pada tahun 1773 M. oleh Belanda akibat penghianatan dalam Keraton Kasepuhan, kemudian diaganti oleh putranya bernama sultan Hasanudin (K.Salbiyyah) sebagai Sultan Sepuh Ke-6, namun tidak lama beliau keluar dari Keraton dan mendirikan Pesantran di Lontang Jaya, maka sejak saat itu Keraton dikuasai oleh Belanda dan terjadi Sejarah Peteng (sejarah gelap), karena Belanda mengangajat Sultan Hasanudin Ke-6 yang baru sebagai tandingan, namun tidak mendapat simpatik rakyat dan para pejabat Keraton.
Dan menurut R. Heru Rusyamsi Arianatadiredja Ketua Yayasan Sentana Kesultanan Cirebon (SKC) menerangkan, bahwa Sultan Hasanudin Ke-6 hasil pengangakatan Belanda itu adalah seorang abdi dalam Keraton Kasepuhan bernama Ki Muda yang melakukan kudeta terhadap Sultan Sepuh Matangaji yang mendapat dukungan dari Belanda.
Dan menurut PH. Van Der Kemp menerangkan, bahwa untuk memuluskan tujuannya pada Tgl.18 Juli 1818 M. Residen Servatius dan pasukan berjutuan menangkap Sultan Sepuh Hasanudin (K. Salbiyyah) di Rumah seorang Ngabei di Desa Ciputri, namun beliau dapat meloloskan diri.
2. Dimasa Sultan Sepuh Ke-12 bernama Alexander (diurutan silsilah No. 18), menurut R. Dedi Hidayat selaku kerabat Keraton Kasepuhan dan Galuh Pakuan menerangkan, bahwa Sultan Sepuh Ke-12 (Alexander) ini diduga keturunan dari Senooeck Hour Gounye (Daus Dekker).
Demikianlah penjelasan ini semoga dapat membuka mata hati dan fikiran kita seluruh anak cucu Caruban Nagari (Pakungwati) Cirebon Trah Padjadjaran, agar jangan sekali- kali melupakan sejarah “JAS-MERAH” terimakasih selamat berjuang dan Salam satu nagari MERDEKA!!!