Menyambut Pembelajaran Tatap Muka

Oleh : Yahya Aziz

Pemerintah mewacanakan untuk membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah, seluruh persiapan digelar agar pelaksanaan proses belajar mengajar lancar.
Nampaknya ini didukung oleh aparat negara dari unsur POLRI, yang pasti mereka ikut membantu di segi pengawasan dan memastikan protokol kesehatan dijalankan secara ketat dan tertib.
Apabila ada kelompok siswa siswi ada yang bergerombol, maka pihak keamanan dari unsur Polsek akan mendatangi dan membubarkan nya.
Hari hari ini, semua sekolah terutama daerah wilayah zona hijau sibuk mempersiapkan pembukaan sekolah dan menyusun rencana protokol kesehatan yang ketat.
Di antara persiapan itu untuk memutus mata rantai virus CAVID 19 CORONA adalah :
1). Menyediakan belasan sarana cuci tangan yang dipasang depan sekolah,
2), menyediakan sarana bilik disinfektan yang disiapkan untuk siswa,
3), mengatur bangku sekolah dengan kapasitas 50% siswa,
4), dan masuk sekolah seluruh siswa wajib memakai masker.
5), keterlibatan orang tua dalam menjaga kesehatan di rumah.
Hampir semua elemen masyarakat setuju pembelajaran sekolah dibuka dan dilakukan secara bertahap. Kalau bisa berlangsung di seluruh lembaga pendidikan, yang pasti sekolah akan patuh pada protokol.
Hampir semua para wali murid mendukung, karena dilatarbelakangi banyak hal, diantaranya fasilitas internet, dan anak anak banyak mainnya daripada belajar nya. Dan yang lebih parah lagi, anak anak kecanduan teknologi game HP.
Pembelajaran tatap muka tetap juga memperhatikan kondisi siswa, jika siswa ada yang sakit tidak diperbolehkan untuk ikut pembelajaran, suhu subuh mereka dicek sebelum berangkat sekolah.
Ketika muncul virus CAVID 19 Corona ini, ada hikmahnya bagi orang tua, yaitu :
1).orang tua menunggui anaknya dalam pembelajaran online, tentu nya suasana yang harus dibangun adalah KETERIKATAN BATIN hubungan antara orang tua dengan anak di rumah. Hubungan spesial orang tua dan anak sangat erat saling bekerja sama untuk memecahkan masalah bersama yang dihadapi oleh siswa.
2). Di rumah orang tua juga berperan sebagai guru pendidik individu bagi anak-anak nya, Orang tua ikut merasakan sensasi bagaimana susah nya mengajar dan mendidik anak. Secara tidak langsung orang tua membantu guru sekolah dalam penyelaras PENDIDIKAN KARAKTER bagi anak.
3). Inilah konsep belajar mengajar di rumah, dimana orang tua ikut memantau perkembangan kondisi anak 24 jam, sehingga anak tidak terpengaruh oleh pergaulan bebas.
Tetapi hanya sedikit orang tua yang mampu mendampingi anak anak nya dalam pembelajaran di rumah, semoga pandemi CAVID 19 CORONA cepat hilang dan kembali normal…..para guru guru rindu mengajar dan anak anak rindu belajar dan bertemu dengan teman temannya.
PEMBELAJARAN DI PESANTREN
Pembelajaran di pesantren adalah tatap muka murni, tidak ada online. Mereka berasrama, selama 24 jam dipantau oleh Kyai. Mereka juga menerapkan sistem protokol kesehatan ketat dan masuk mulai tanggal 17 juni 2020 tidak boleh dikunjungi. Sedangkan para santri juga disiplin mengikuti protokol kesehatan ketat dalam rangka memutus mata rantai virus cavid 19 Corona.
Mengapa sampai sekarang lembaga pendidikan pesantren masih menggunakan sistem belajar tatap muka antara guru dan murid ?…. Sebab menjadi guru bukan hanya sekedar menstrasfer ilmu pengetahuan saja, tetapi guru juga harus menstrasfer adab, budi pekerti, keihklasan, keteladanan, dan ruh nilai nilai kehidupan sehari-hari.
Kehadiran ruh seorang guru di kelas tidak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi apapun.
Alhamdulillah ada 50 wali santri se Jawa timur ( Gontor, Lirboyo, Tebuireng, Sidogiri Pasuruan, dll ) mereka kami wawancarai dan berkata BERUNTUNGLAH anak anak mereka di pesantren.
Di antara keuntungan itu adalah :
1. Orang tua tenang dalam mencari nafkah, tidak disibukkan dengan pembelian handphone, pulsa internet dll.
2. Anak anak kita terjaga shalat berjamaah, ibadah baca Alquran, puasa Senin Kamis dan ibadah ibadah sunnah lainnya.
3. Anak anak kita terjaga dari godaan lingkungan pergaulan bebas : narkoba,seks dan minum minuman keras.
4. Anak anak jauh dari godaan teknologi HP
5. Anak anak terlatih untuk hidup sederhana dan mandiri.
6. Anak anak selalu mendoakan orang tua nya.
7. Anak anak akan menjadi warisan berharga bagi kedua orang tua nya kelak.
Memang anak anak yang ada di pesantren itu secara fisik jauh dari jangkauan orang tua nya, tetapi secara rohani mereka adalah dekat, karena ada doa’ dari masyayih pengasuh pondok dan seorang ayah ibu yang tiap detik di keheningan malam mengetuk jendela pintu langit menyentuh hati anak. Sehingga anak anaknya semangat belajar, sehat dan lupa kondisi rumah.
Wa Allahu A’lam Bissowab…
Y A : penulis Menara Madina com