Membuka Sekolah : Antara Harapan Dan Tantangan

Oleh : Yahya Aziz


Sebagian sekolah dibuka secara bergantian, sungguh disambut gembira oleh para guru dan orang tua wali murid. Mereka masuk secara bergantian, absen siswa nomer 1-15 masuk senin, absen 16-30 masuk selasa.
Para guru rindu mengajar di kelas dengan tatap muka, sedangkan para murid murid rindu dengan guru nya dan bertemu teman-teman nya. Adapun para orang tua dan wali murid merasa senang dan bahagia, karena selama lokwdone akibat pandemi CAVID 19 CORONA, banyak orang tua tidak mampu mendampingi anak anak nya belajar di rumah, banyak bosannya puncaknya banyak mainnya daripada belajar nya.
Bagi orang tua yang mampu, mereka bisa mendampingi dan membelikan HP Android untuk pembelajaran daring. Tapi bagi orang tua yang miskin, jangankan untuk membeli pulsa apalagi HP, untuk makan sehari-hari saja tidak mampu. Sehingga anak anaknya dibiarkan saja untuk bermain main. Benar kata BPK DN guru seni lukis kodya Surabaya, selama pembelajaran online, anak anak generasi penerus bangsa ini tambah liar, bodoh dan rusak budi pekerti nya.
Bagi sekolah sekolah di kawasan zona hijau, ada harapan sekolah untuk dibuka lagi. Tetapi tetap dengan menggunakan protokol kesehatan yang amat ketat. Ada instruksi dan masukan dari pengurus Musyawarah Kerja Sekolah agar diberlakukan uji rapid dan swab test para guru termasuk untuk siswa dan orang tua.
Kemudian menggencarkan gerakan memakai masker serta disiplin cuci tangan dan menjaga jarak.
TANTANGAN DARI I D A I
Ketika sekolah sekolah di kawasan zona hijau dipersilahkan untuk dibuka, tidak berlaku bagi kawasan zona merah dan hitam.
Niat pemerintah membuka kembali sekolah di zona non hijau ditentang keras. IDAI ( Ikatan Dokter Anak Indonesia ) bersikukuh anak harus tetap di rumah selama masa pandemi CAVID 19 CORONA karena berisiko tinggi tertular dan menularkan. Ada sejumlah alasan mengapa anak harus belajar tetap di rumah, salah satunya kematian anak Indonesia akibat virus CAVID 19 Corona saat ini paling tinggi jika dibandingkan dengan negara negara di Asia Pasifik.
Merujuk pada data IDAI, jumlah anak terpapar Covid 19 mencapai angka ribuan. Sementara itu yang meninggal akibat CAVID 19 sekitar 60 anak. Jumlah yang meninggal bertambah banyak dari sebelumnya, kasus positif tiap hari terus melonjak bertambah.
Bahkan IDAI meminta kepada Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) untuk segera memilah KURIKULUM DARURAT yang diberikan kepada anak. Dengan demikian tidak semua materi kurikulum diberikan kepada anak, yang pada akhirnya membuat anak menjadi stress.
Tak jadi soal proses pembelajaran online jarak jauh dilakukan tanpa harus ada tuntutan pemenuhan target. Bahkan, jika proses belajar mengajar disekolah dimundurkan hingga satu tahun gak apa apa. Sebab saat ini yang harus diutamakan untuk anak anak adalah HAK HIDUP DAN HAK SEHAT, setelah itu baru HAK PENDIDIKAN. (JP 4/8/2020)
PEMBELAJARAN DI PESANTREN
Pembelajaran di pesantren sungguh berbeda dengan pembelajaran di sekolah sekolah umum. Pesantren bersifat BERASRAMA sedangkan sekolah umum terpisah. Di pesantren tidak mungkin belajar mengajar dengan online.
Ilmu bisa ditransfer melalui internet, tetapi adab, budi pekerti, akhlak, keteladanan, kedisiplinan tidak mungkin bisa melalui dunia Maya tapi harus di dunia nyata. Sebenarnya ini harus dipahami oleh para pakar pakar pendidikan.
Nampaknya hanya lembaga pendidikan pesantren yang berani dan siap membuka pembelajaran tatap muka, karena berasrama dan mudah diatur. Pondok pesantren Gontor sudah membuka tahun ajaran baru 17 Juni 2020, pesantren Lirboyo Kediri membuka pembelajaran nya 25 juli 2020. Begitu juga dengan pesantren Tebuireng dan pesantren pesantren lainnya yang membuka pembelajaran secara bertahap.
Disamping membuka pembelajaran tatap muka di pesantren juga diberlakukan protokol ketat Kesehatan, di antaranya : wajib memakai masker, sering mencuci tangan dan sampai sekarang para wali santri tidak boleh menjenguk putra putri nya. Cukup dengan wesel, paket dan doa’.
Alhamdulillah barakallah yang kami syukuri semua santri PMDG 2 Ponorogo yang terpapar virus CAVID 19 CORONA sembuh semua. Kedatangan santri yang sembuh dari Covid 19 disambut teman teman nya dan para pengajar dengan sholawat tolaal Badru.
Mari selalu bermunajat kepada Allah SWT agar virus CAVID 19 CORONA lenyap, seluruh sekolah sekolah umum dibuka dan seluruh masyayih pengasuh pondok pesantren diberi kekuatan lahir batin untuk mendidik anak-anak kita. Alfaatihah….
Barakallah…..
Kediri, 5/8/2020
Y A : Wali santri, penulis menara Madinah com.