Ini Bukan Hanya Hari Ulang Tahun mu Nak…Tapi Juga Perjuangan Ibu & Nenekmu

Oleh : Yahya Aziz

(
19 tahun silam (3/8/2001-3/8/2020). Hari Jumat legi sekitar pukul 17.00 wib ( 5 sore ) seorang bayi telah lahir di rumah sakit Islam A.yani Sby.
Saya masih dan akan terus menerus mengingat detik detik perjuangan istri melahirkan pertama kali usai 2 tahun menikah (1999-2001), setelah shalat Jum’at badan sakit semua seakan akan mau melahirkan.
Segera saya ambil sepeda motor bravo Suzuki, saya gonceng istri dengan memegang perut kesakitan, kemudian meluncur ke rumah sakit sekitar 3 km dari rumah.
Masuk rumah sakit, istri tampak tenang, mulut nya berdzikir tak henti. Tergeletak di kasur sesekali menahan sakit, sesekali dia miringkan tubuhnya dari kiri ke kanan.
Sang bidan rumah sakit mengatakan sudah pembukaan 2, semoga lancar istri anda melahirkan. Aamiin begitu kami ucapkan.
Tak ada suara keras yang terlontar, ruang kamar bersalin hening, hanya terdengar nada dzikir istri…Allah….Allah…Allah yang pelan dan cukup lama terdengar.
Ibu kami juga ikut mendampingiku, berdoa untuk keselamatan kelancaran atas kelahiran cucu pertama. Saya sendiri di mushola rumah sakit membaca Alqur’an di saat rasa kekhawatiran memuncak dalam hati.
Tetesan air mata, genangan darah antara hidup dan mati tepat hari Jumat legi tahun 2001 pukul 17.00 ( 5 sore ) sekitar 3 jam masa masa berat, istri akhir nya melahirkan bayi laki-laki. Ibu dan bayi nya sehat, segera saya adzan kan di telinga kanan serta qomat di telinga kiri.
Sore itu ibu saya gak kuat sampai meneteskan air mata, terharu dengan mantunya yang kuat lahir batin dan bangga dengan kelahiran cucu pertama.
Sejak kelahiran cucu pertama, ibu saya sangat dekat sekali, segalanya diberikan. Ya itulah sang nenek lebih sayang pada cucu dan lupa pada anaknya.
Selama 3 tahun digendong, tidur bersama cucunya sambil dibacakan sholawat selalu berucap : Nek wes gede bar SD mondok nang Ponorogo Yo le, ko ta sambangi ( Kalau sudah besar tamat sekolah dasar mondok ya nak di Ponorogo nanti sering aku kunjungi ).
Juli 2004 istri saya hamil, ibu saya bahagia sekali dan perut istri sering dipegangi dan berdoa semoga nanti lahir perempuan.
Tepat bulan puasa romadhon / Oktober 2004, disaat istri hamil tiga bulan, tanggal 3 ramadhan ibu saya wafat menghembuskan nafas terakhir dan berpesan agar kedua cucunya dipondokkan.
Saya, istri dan anak yang baru berumur 3 tahun gak kuat menetes air mata kehilangan pendidik sejati…. semoga beliau Husnul khatimah…..
Ternyata ucapan ibu adalah doa, tepat hari Jumat Wage 27 Mei 2005 lahir lah anak kami yang kedua perempuan.
Nak, kisah ini perlu ayah tuliskan, agar tahu betapa sangat beratnya ibu melahirkan engkau, kakek nenekmu selalu sayang dan mendoakan mu.
Dulu engkau tak bisa apa-apa, hanya tangis yang kau bisa lakukan dan mendengar adzan dari lisan ayah.
Kini engkau jadi ustad Jadid / guru baru pengabdian di PMDG 4 Banyuwangi, hanya satu harapan kami semoga kau jadi anak Sholih selalu mendoakan orang tua, kakek dan almarhumah nenek mu.
Hari ini hari ulang tahun mu yang ke 19, (03/08/2001-03/08/2020) sejatinya bukan semata hari kelahiran mu yang patut dikenang, tapi juga perjuangan ibu yang teramat berat ketika melahirkan engkau di dunia. Dan cita cita almarhumah nenek mu tercapai, kami yakin nenekmu tersenyum di alam kubur nya…
Dari ayah, untuk mu, ibu dan nenek mu….
Barakallah….
Jazakallah semua Wali Santri mulai 2014-2020 yang pernah bertemu di bapenta Al-Azhar dan satelit serta menjamu anak kami…. semoga amal jariyah anda semua diterima oleh Allah SWT…
Surabaya, 3/8/2020
Penulis tetap menara Madinah com