Drama Politik Kader NU di Lamongan

Oleh : Miftahul Huda

30 Tahun lamanya, tidak satupun kader NU jadi Bupati Lamongan. Ada apa gerangan????  Tahun 2020???

Mengilas sedikit semenjak kepemimpinan Era Bapak Masfuk tahun 2.000an yang kursinya PAN hanya sedikit, Tapi bisa melobby partai besar PKB yang kursi di DPRD paling banyak, Akhirnya pun tak berdaya oleh kekuasaan dan kepentingan sesaat. Pada saat itulah mestinya kader NU muncul dan jadi Bupati seterusnya,

Karena pentolan pendiri PKB salah satunya adalah Mbah Gus Dur (KH. Abdurrohman Wahid) mestinya Lamongan yang mayoritas penduduknya NU katanya mencapai 65% harusnya sangat mudah menang siapapun lawanya. Namun kita kalah start karena mayoritas ASN di Lamongan adalah dari Kader Muhammadiyah katanya sampai 60%.

Jangan mudah menyerah dan percaya bahwa pada akhirnya nanti NU akan memimpin, selanjutnya periode kedua Kepemimpinan Pak Masfuk menggadeng kader NU yaitu Abah salist beliau adalah Santri kesayangan Abah KH. Abdul Ghofur, Pengasuh Ponpes Sunan Drajat dan KH. Aziz Kiai Masjid Agung Lamongan & MUI, sangat cerdas dan cerdik MD pastinya menggadeng kader NU untuk stimulus menuju kemenangan.

Al hasil pasangan pak masfuk dan pak salist menang. Selanjutnya ditahun 2010 Abah salist mencalonkan diri sebagai perwakilan NU dan lawanya Pak Fadeli yang sebelumnya sebagai Sekda Lamongan, padahal untuk masa kebanyakan ke Pak Salist, Namun H-1 semua pemetaan kemenangan hancur lebur oleh ke egoisnya/tidak manut kiai warga NU, karena materi semua bisa dibeli, Akhirnya yang jadi Bupati adalah Bpk Fadeli. Konon ceritanya yang jadi Bupati Lamongan, pastinya dari Sekda menuju Bupati. Mulai dari Pak Masfuk (Sekda Zamanya P Farid) Pak Fadeli (Sekda zamanya P Masfuk).

Akhir – akhir Jabatan Bapak Fadeli penghujung 2020, sangat luar biasa bisa lentur dan fleksibel dengan warga NU atau MD, bisa kolaborasi sangat baik dan bijaksana.

Apakah di tahun 2020 akan terulang kembali yang menjadi Bupati Lamongan dari Sekda, kalau itu benar terjadi, Saya pastikan dan yaqin Warga dan Kader NU tidak solid dan gampang dipecah, Karena Egonya sangat tinggi tidak ada yang mengalah untuk masa depan Masyarakat NU pada umumnya. Ada apa Gerangan? Jawabnya ada di para Sesepuh Kiai..