Sosok Kyai Pejuang Pendidikan ( mengenang almarhum KH Makshum Yusuf )

Oleh ; Yahya Aziz


Setelah Wali kelas kami era 1991-1992 KH.Syamsul Hadi Abdan wafat, tadi malam 18-7-2020 Sabtu malam minggu kami menerima berita W A meninggalnya KH.Maksum Yusuf tanpa terasa air mata meleleh di wajah kami. Beliau adalah Kyai tangguh, sederhana, dan militan dalam merintis lembaga pendidikan Pesantren Arrisalah slahung Ponorogo mulai tahun 1982.
Tiga pesantren alumni sekitar gontor ( Walisongo Ngabar, Arrisalah slahung dan Babussalam Madiun ) adalah tempat penampungan santri yang tidak ulus dan lulus tidak mendapat tempat untuk masuk gontor.
KH. Makshum Yusuf adalah alumni wali songo Ngabar Ponorogo kelas 5 dan langsung duduk kelas 5 di KMI Gontor. Sebuah prestasi yang langka untuk saat itu karena seleksi masuk KMI Pondok modern saat KH. Imam Zarkasyi hidup sangat ketat sekali.
Sosok Kyai Maksum Yusuf adalah guru senior yang hebat. Sangat langka sekali guru asli Ponorogo yang mengajar bahasa Inggris, Tapi Kyai Makshum Yusuf piawai dalam mengajar dalam bidang itu. Dia mengajar Grammar kelas 5 dan 6 K M I.
Beliau juga pribadi yang bersahaja dan ramah. Dia bersemangat saat mengajar, membimbing amaliyah tadris dan berceramah kuliah subuh di Gontor. Suaranya lantang dan tegas dan itulah sosok guru yang mencoba memotivasi semangat kepada siswa siswanya.
Awal awal mengajar di Gontor beliau naik sepeda ontel, jarak antara slahung – Gontor 7 km. Dengan mengayuh sepeda kurang lebih 2 jam, sejak tahun 1990 an baru mengajar ke gontor pakai mobil, itupun mobil bekas colt L 300.
Saya sangat bersyukur ketika ujian amaliah tadris ( praktek mengajar ) dibimbing beliau, suara dan nadanya tegas dalam mengoreksi I’DAD TADRIS ( RPP), teliti sekali sampai 3 kali baru disetujui dan ditandatangani.
Semangat dalam memberi bimbingan, teliti dalam mengkoreksi tulisan rpp, dan memberi tausiyah kepada kepada kelompok kami ujian amaliah tadris kelas 6, agar tidak mudah menyerah dan puas dalam menghadapi kehidupan.
Karya terbesar KH. Maksum Yusuf adalah berdirinya lembaga pendidikan internasional berasrama Pondok Pesantren Arrisalah Slahung Ponorogo, desa slahung dulu sepi dan terpencil, sejak berdirinya pondok…kini desa slahung menjadi ramai dan maju.
Ada 3 nasehat motivasi beliau ketika amaliyah tadris 1992 yang masih tercatat di otak kami :
1. Tidak ada kamus kalah dan rugi dalam berjuang.
2. Jangan bosan dan lelah menjadi guru walaupun hanya Guru Ngaji Al-Qur’an.
3. Guru harus kuat ketika menghadapi badai. Para guru harus bisa bertahan hidup dalam kesulitan dalam kehidupan dan yakin badai pasti akan berakhir.
28 tahun yang lalu nasehat ini kami tulis di buku agenda kami yang menjadi motivasi bagi kami tidak lelah untuk membimbing mengaji Alquran bersama 10 kelompok majlis ta’lim ibu ibu yang kami bina. Semoga bisa ISTIQOMAH.
Selamat jalan Pak Kyai ku, saya sebagai saksi murid Antum…kau orang baik dan KHUSNUL Khotimah….. Lahul faatihah.
Kediri, 19-7-2020
Alumni & Wali santri Gontor & Lirboyo, Penulis tetap menara Madinah com….