Hikmah Dalam Tradisi Mitoni

MenaraMadinah.com,Rabu sore 24 Juni 2020,kami mengadakan acara mitoni yaitu sebuah tradisi masyarakat Jawa yang telah turun temurun selama ratusan tahun ,bertujuan untuk memperingati dan mendo’akan istri penulis yang sedang dalam masa kehamilan memasuki usia kandungan 7(tujuh bulan).
Mitoni berasal dari kata pitu(Bahasa Jawa) yang selain artinya angka tujuh juga dimaknai sebagai pitulungan(pertolongan).Jadi ,dalam acara mitoni,shohibul hajat meminta pertolongan kepada Allah Yang Maha Pelindung agar istri yang sedang mengandung selamat dan lancar dalam proses persalinan nantinya.Tak lupa mendo’akan bayi yang akan lahir juga akan selamat dan kelak ia akan menjadi anak sholih ataupun sholihah ,berbakti pada orang tua ,berguna dan bermanfaat bagi masyarakat,bangsa dan negara.
Kenapa slametan mitoni diadakan pada usia kehamilan 7 bulan?
Salah satu faktornya adalah biasanya ibu hamil mengalami rasa cemas atau was-was ,maka diperlukan suatu ikhtiar spiritual berupa do’a dan sedekah agar seorang ibu hamil mereda kecemasan dan kekhawatirannya serta siap lahir dan batin untuk melahirkan bayi yang sedang dikandung.
Acara slametan mitoni dikediaman kami Bandungan,Saradan,Madiun dipimpin oleh Abah Muklis .
Beliau adalah seorang kyai kampung dari Semanding,Bandungan.Rumahnya disamping sebuah musholla menjadi jujugan orang-orang berbagai kalangan untuk minta nasehat dan do’a berkaitan dengan macam-macam hajat kehidupan ,seperti perihal jodoh,pemagaran ghaib rumah/lahan pertanian/tempat usaha,benteng diri dan lain-lain.
Selama ini,Abah Muklis yang beternak kambing dan piawai menyembelih kambing /sapi juga dikenal sebagai ahli ilmu hikmah dan kanuragan .Telah 14 tahun,Abah Muklis yang rendah hati ini terus melakukan puasa ngrowot,tidak makan nasi.Beberapa tahun lalu,Abah Muklis pernah menundukkan sendiri seekor kerbau yang mengamuk.
Itu adalah salah satu kesaktian Abah Muklis yang didapat lewat laku tirakat.
Kembali tentang mitoni,dalam acara mitoni ada suatu kekhasan yang tidak boleh ditinggalkan yaitu rujak serut buah,disertakan dalam berkat nasi dan lauk-pauk yang dibagi-bagikan.
Bahan rujak serut terdiri dari macam-macam buah antara lain: jeruk,mangga,mentimun,kedondong ,bengkoang ,nanas dicampur gula putih,gula merah ,cabai rawit,air asam jawa dan air secukupnya.
Ilmu titen yang dipegang banyak orang menjelaskan bila rasanya rujak manis ,maka bayi yang akan dilahirkan berjenis kelamin puteri dan bila rasanya rujak getir-getir pahit,maka bayi yang akan dilahirkan berjenis kelamin laki-laki.
Wallahu a’lam.
Pendapat pribadi penulis,rujak adalah suatu kata Bahasa Jawa dan Indonesia yang diserap dari Bahasa Arab ” rozaq”.Ada salah satu dari 99 Asma’ul Husna yaitu Arrozaq artinya Maha Pemberi Rezeki.Diharapkan dan dimohonkan lewat do’a,bayi yang akan lahir nantinya diberikan rejeki yang berkah oleh Allah Yang Maha Pemberi Rejeki.
Melalui tulisan singkat dan sederhana ini,saya tak lupa mengucapkan beribu terimakasih pada segenap keluarga,keluarga isteri,sanak famili,rekan-rekan dan tetangga yang telah membantu terlaksananya acara mitoni kami hingga berlangsung lancar .
Jazakallah Khairan Katsiran.
Mengutip sebuah do’a dari QS.Al-Furqan (25: 74) untuk menutup catatan ini,
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrata a’yuniw waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.
” Ya Tuhan Kami,anugerahkanlah kepada kami isteri -isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati(kami) ,dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
@ Bro J,25062020.
Photo: Penulis bersama Abah Muklis