Menyaksikan Upacara Adat Ruwat di Sendang Pangruwatan Lwang Wentar Blitar

UPACARA ADAT RUWAT, DI SENDANG PANGRUWATAN LWANG WENTAR
BLITAR-menaramadinah.com-Pada 030 September 2018 kmarin, bertepatan hari Radite Palguno/minggu pahing, diSendang Pangruwatan Lwang Wentar, di dlm komplek candi Lwang Wentar 2 telah sukses digelar Upacara adat tahunan, “ini pelaksanaan tahun yg ke 4.

Disini. Upacara Ruwatan Massal yang bertujuan selain mempertahankan melestarikan adat jawa leluhur kita, juga dalam upaya membuang sukerto/sial dari kita dalam hidup ini terutana yg telah dialami para peserta yang hadir hari ini.” ujar Dr. Imam Riyadi, ketua panitia pelaksana didampingi Jeng Lilis kepada awak MenaraMadina.
“Alhamdulillah peserta ruwatan massal kali ini diikuti 36 KK atau 120 orang peserta dari masyarakat desa Sawentar Kanigoro, Nglegok, Garum, Wonotirto, Bendogerit Kota Blitar, Gresik, juga ada yg dari jimbaran Bali.” Jelasnya.
Kamituwo Budi, mewakili kades Sawentar turut mangayubagyo adanya ruwatan massal h ini, mreneruskan tradisi lama di Jawa.
Hadir dlm acara, Arinal Huda Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata, mewakili Kadis Bapak Luhur Sejati menyatakan: Kami apresiatif dgn pelaksanaan agenda budaya pariwisata hari ini.

Ruwatan massal buang sukerto, ini sebagai bagian rutin agenda tahunan selain Grebeg Lwang Wentar, Tiban dan Hari ini Ruwatan Massal adalah agenda tahunan yg sdh masuk agenda destinasi pariwisata daerah kab Blitar. Yg menjadi andalan kab Blitar.

Sawentar sebagai desa dalam wilayah Kanigoro berarti menjadi ibukota kabupaten, mari terus semangat menjadi tuan rumah Pariwisata untuk semua masyarakat golongan dan bangsa, sebagai bukti bhakti kepada Leluhur yang telah mewariskan budaya adiluhung seperti Ruwatan Masal hari ini.
Pinisepuh dan budayawan yang hadir dalam ruwatan massal: Ki Jontor Siswanto, Ki Sunarto, Ki Mujianto Wono Tirto Mangun Kusumo, dll dengan dalang Sejati Romo Pinandhito Lokmin.
Apapun agama keyakinannya pribadi disini tradisi leluhur tetap kita jaga bisa lestari. Sekalipun disini 90 persen muslim tapi apapun adat jawa disini tetap di lanjutkan keberlangsungannya.seperti siang ini wayang ruwat:
Seperti juga yg dijelaskan oleh Romo Pinandito Lokmin, Ki Dalang “Sejati” hari ini, bahwa:” dalam kalender Islam, Hijritah, bulan ini adalah bulan Muharam. Dimana tgl 1-10 adalah tanggal ingkang sae kagem laku prihatin, kados poso, dzikir lan munajat. 10 Muharom disebut juga Asyuro. Lidah jawa nyebut Suro.

Dimana di hari sakral tsb Tuhan telah menyelamatkan para nabi nya dari bencana besar. Nabi Musa bisa lolos dari jejaran Raja Firaun, bisa nyeberangi laut nerah dengan selamat beserta santrinya. Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, nah di budaya jawa milik bangsa Nusantara ini kita juga mengeban adat leluhur asli Nuswantara Jawa.

Inggih meniko Upacara Ruwat mbuang Sukerto/Sial yg kali ini kita laksanakan di Sendang Pangruwatan Lwang Wentar. Desa Sawentar Kanigoro kab Blitar.” ujar Ki Dalang Sejati.
Sawentar kang Sawentar, gemah ripah loh jinawi. Ayem jenjem premanem. Deso Ombo 17 rw 60 rt. 14.000 lebih cacah jiwanya. Maneko macem keyakinane, maneko derajat pangkate tp tetep kompak lestarikan adat budaya,”Imbuhnya.
Dalam pakem Wayang Ruwat, ruwatan dilaksanakan mulai pagi 09.00 – 16.00 sore. “Seperti pelaksanaan ruwatan kali ini kita ikuti pakem, itu luar biasa. Ujar Ki Sunarto salah seorang budayawan yg hadir. ” Dalam budaya kita Jawa, anak yang lahir yatim harus diruwat, anak kembar laki/perempuan, anak tunggal, perempuan yang suka mecahkan perabot rumah tangga. Tukang bikin rumah yang sembrono. Rumah pun juga diruwat. Yaitu rumah yg dibangun tidak pake pilihan tanggal oleh pinisepuh.

Tidak manut itungan hari baik Jawa dalam mbangunnya. Tanah pekarangan yang angker, juga sawah yang sering tidak panen. Semua diruwat untuk mohon ampun sama Tuhan dan minta restu semua petugas Tuhan supaya sialnya hilang.

Untung/berkahnya datang…..begitu leluhur kita dulu mengajarkan. Paling tidak debgan adabya ruwatan massal begini, semya bisa ngumpul enjoi. Dari berbagai kalangan. Anak2 dan orang2 yang di Tua kan ngumpul. Bisa jadi ajang silaturohmi yang efektif juga sebagai media pendidikan karakter anak bangsa kita agar tetap melanjutkan tata nilai positif dari leluhurnya.” jelas Ki Sunarto.
Penting upaya pelestarian budaya tradisi leluhur ini terus dikaji oleh para Pemangku Kepentingan negeri ini, di era penentuan jati diri bangsa ini, dijaman now ini, bahwa banyak terpendam ilmu leluhur kita yang belum sempat dikembangkan yang terkandung dalam sastra wayang ruwat oleh Ki Dalang Sejati.  Rahayu Mulya. Mulih Marang Mula Mulanira.
Jam 14.00 pak kades H. Sunoto, didampingi ketua BPD, K,H. Nurhadi Djaelani hadir juga,”Mohon maaf telat hadir karena masih baru menghadiri Santunan Anak Yatim”, ujar KH. Nurhadi.

“Sukses acara Ruwatan ini berkah dari kerjakeras Panitia dan dukungan semuaihak terkait. Semoga bisa terus kita lestarikan agenda nguri nguri budaya leluhur ini dan semoga bisa menjadi spirit semua pihak dalam membangun karakter bangsa demi tegaknya NKRI” imbuhnya.
Ki Jontor Siswanto

Koresponden MM.com