Perspektif : LSM GMBI dan ORMAS Perjuangan Islam

By Samsu Sambang Jagad

Pertama kami harus mohon izin, permisi siap salah, kepada Yth Bapak M Fauzan Rahman SE selaku pendiri sekaligus Ketua Umum LSM GMBI ( Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia).

Setiap bicara atau menulis tentang LSM GMBI, selalu didada ini ada perasaan tergetar. Entah karena rasa ” bertambah iman” atau karena tersugesti bahwa LSM GMBI itu adalah Sakral. Ada sakralnya.

Kali ini kami mencoba melihat Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM) GMBI ini dari Perpektif Perjuangan, yang dalam hal ini kami ambil sampel ormas Islam.

Kenapa membanding bandingkan LSM GMBI dengan ormas Islam?
Kalau lah GMBI bukan ormas agama islam , namun LSM sekaligus Ormas Nasionalis Bela Negara Bela Pancasila ini dalam gaung semboyan dan kiprahnya selalu bernilai kejuangan umat dan cinta tanah air.,

Beberapa bentuk semboyan LSM GMBI yang secara maknawi bernilai religius ( spiritual keagamaan) seperti Amar Makruf nahyi munkar ( QS : Kuntum khoiron umatin uhrijat linnasi takmuruna bilmakruf watanhauna ‘ anil fahsyai walmunkar), membela masyarakat bawah yang terdzolimi ( Tolong menolonglah kalian dalam kebaikan ketaqwaan, dan janganlah kalian tolong menolong dalam keburukan dan dosa).

Tekad LSM GMBI untuk bela negara adalah implementasi cinta tanah air. Dalam pergerakan islam ada tuntunan” hubbul wathoni minal iman” yang ditafsirkan sebagai cinta tanah air adalah bagian dari Iman.

Dalam buku pedoman pergerakan LSM GMBI banyak dijumpai kalimat kalimat mutiara yang sebenarnya sarat dengan nilai keagamaan khususnya islam.Misalnya, kesempatan itu kadang datangnya tiba tiba dan tidak terduga.Untuk itu gunakan kesempatan sebaik baiknya. Ajaran agama islam sebagai tertulis dalam surah Al Isro’: “Jika kalian telah selesai pada satu urusan, maka kerjakanlah urusan yang lain” .
Prihal prinsip yang selalu diteriakkan aktifis LSM GMBI seperti GMBI sampai Mati, NKRI harga Mati, ini adalah wujud tekad dan visi dari perjuangan cinta pada bangsa yang penuh kebhinekaan namun tetap satu tujuan,yakni Indonesia yan adil dan makmur menuju negeri baldatul toyyibatun warobbun ghofur.

Kenapa di lapangan aktifis LSM GMBI seringkali ( pernah) benturan dengan pejuang ormas islam?

Untuk mengurai kisah preseden benturan seperti itu harus dibutuhkan analisis dan kajian konprehensif , baik secara internal maupun eksternal. Tak boleh menggeneralisir keadaan. Bisa saja insiden tersebut akibat ulah oknum bukan kebijakan fundamental lembaga.
Hanya secara sekilas, biasanya benturan terjadi akibat misscomunication atau kesalah fahaman. Bahkan tak tertutup kemungkinan akibat campur tangan pihak luar ( sebutannya sebagai pro vokator).
Padahal, menilik AD/ ART dan SOP serta Tupoksi semua LSM dan Ormas punya kesamaan mendasar, seperti Membela kaum lemah, Menegakkan keadilaan, supremasi hukum, sekaligus peran fungsi kontrol sosial kemasyarakatan lainnya.

Dalam perspektif kejuangan, LSM GMBI yang menyandang gelar Bela Negara , Bela Pancasila, NKRI harga Mati, rasa rasanya mengingatkan kita pada prinsip yang ditanamkan di dada para prajurit TNI. Jiwa patriotisme setia menjaga Keutuhan NKRI, setia Sampai Akhir adalah semboyan yang fersematkan di dada ksatriya prajurit Nusantara.

Entah,kesamaan atau kemiripan prinsip kejuangan nasionalisme itu disengaja atau terlahir semula jadi secara alami.
Yang jelas, yang kami pernah dan sering dengar, LSM GMBI adalah salah satunya LSM yang memiliki ke” sakralan tersembunyi.
Sebuah nilai yang agung yang tertanam sedari awal oleh para pendirinya. Yang notabene menggambarkan bahwa tidak mudah perjalanan berdirinya LSM GMBI ini. Penuh peluh keringat bercucuran dan berdarah darah istilahnya sebagai ujian kesemaptaan sebuah LSM yang bakal mencetak kader pejuang masyarakat bawah yang jujur, beradab, cerdas dan berani.

Ruh perjuangan pergerakan LSM GMBI adalah kehendak zaman, kehendak masyarakat bawah yang selama ini tersisihkan, terdzolimi, tertindas bahkan terlupakan dari akses kebijakan pembangunan.

Masyarakat bawah, siapa yang akan membela kalian selain kesadaran kalian sendiri untuk bangkit dari ketertinggalan.

Dalam islam dianjurkan pentingnya berjuang keras untuk merubah nasib. Sebagaimana ajaran ini.
” Alloh SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum/ bangsa ( umat manusia) , selain kaum / bangsa ( umat manusia) itu sendiri yang mau merubahnya”.

Didedikasikan Untuk Perayaan HUT yang tertunda akibat Pandemi Virus Corona nasional.
Dirgahayu
LSM GMBI ke -18
Semoga Semakin Berjaya Memperjuangkan Masadepan Masyarakat Bawah Indonesia.

* Humas LSM GMBI Birka Sulsel
*Jurnalis Citizen. MenaraMadinah.Com
*EshadiYudha.WordPress.Com