Candi Mirigambar Tulungagung Tertimpa Dahan Pohon Beringin

Petaka Arkeologis

CANDI “MEMELAS” MIRIGAMBAR AKHIRNYA SUNGGUH TERTIMPA SEMPALAN DAHAN POHON BERINGIN TUA-BESAR

Oleh : M. Dwi Cahyono

Hari ini, Jamuat 1 Maret 2019 sekitar pukul 15.00-16.30 WIB, Candi Mirigambar di Desa Mirigambar Kecamatan Sumber Gempol Kabupaten Tulungagung tertimpa sempalan dahan pohon beringin. Angin kencang disertai “hujan es” melanda Tulungagung selatan, yang mengakibatkan pohon tumbang, dahan patah dan jatuh, serta sejumlah bangunan terpapar kerusakkan, termasuk Candi Mirigambar. Bangunan candi dari bahan bata, yang dibangun pada masa Majapahit dengan relief cerita “Panji” pada batur candi (soubasement) dan relef cerita “Tantri pada pelipit bawah kaki candi (basement) ini tak pelak terpapar oleh hujan angin tersebut, lantaran dahan pohon beringin tua dan besar, yang arah dahannya berada tepat diatas (mangklung) bangunan candi mengalami sempal kemudian menimpai bagian atas serta sisi depan candi. Bagian yang paling “terpukul” adalah reruntuhan gapura di sisi depan diatas baur candi pada pangkal tangga.

Keberadaan dua batang pohon beringin besar di samping kanan dan kiri depan halaman candi telah lama membawa dampak terhadap keberadaan candi. Akar-akar yang besar dan kuat menjalar dan menghujam ke arah bangunan candi yang berakibat melesak dan kemrungan struktur candi Mirigambar yang berupa tatanab bata itu. Ditambah dengan halaman candi yang lebih rendah daripada tanah di sekitarnya — sehingga terdapat genangan air hujan beberapa saat ketika hujan turun lebat. Akubatnya, pisisi batur candi pada keempat sisi-sisinya mengalami kemuribgan, yang bisa berdampak pads rompal atau bahkan robohnya dinding batur candi. Bila batur candi roboh, tentu berdampak pada lapis bangunan di atasnya ((kaki candi). Selain itu, dahan pohon beringin samping kiri depan yang mengarah ke atas candi sewaktu-waktu bila sempal dan menumpai candi, seperti kejadian yang menimpanya kali ini di musum penghujan awal tahun 2019.

Beberapa bulan lalu, ketika diselenggarajan Festival Budaya Kampung Mirigambar (akhir Oktober 2018), penulis sempat berbicang dengan juru piara, yang mengkhawatirkan kondisi tersebut. Bahkan, sempat mengunggah tulisan di FB perihal kekhawatiran itu. Selain itu, penuis mengungfah tulidan yang mebelaah sebuah panil relief yang baru ditemukan dan kini ditempatkan diantara fragmen candi di halaman belakang kir candi, yang menggambarkan tentang angin kencang. Belum sampai setahun lamanya (hanya 4 bulan berikutnya) dari pebincangan dan unggahan tulusan itu, apa yang dikhawatirkan ternyata benar-benar terjadi. Dahan besar dan panjang yang memgarah di atas (mamgklung) candi sempal karena angin kecang dan menimpai bagian tas serta sisi depan candi. Sebagai orang Jawa saya bilang “blai slamet”, walau terkena musibah (blai), namun syukur akibatnya tak begitu parah.

Belajar dari kejadian ini, penanganan terhadap akar pohon beringin yang menghujam bangunan candi dan dahahan yang “mangkulung” diatas candi musti segera ditangani. Hal itu merupakan kebutuhan mendesak, sebab pemugaran (testorasi) terhadapnya belum bisa segera dilakukab. Kejadian yang kini menimpa candi Mrigambar musti dijadikan pembelajaran untuk menyikapi candi-candi lain, yang keberadaannya juga di dakat, dinaungi dahan ataupun dihujam oleh akar pohon besar yang tumbuh di sekitarnya, atauu bahkan tumbuh di bagian tengah arau permukasn atas candi. Mengingat bahwa kejadian tertimpa dahan pohon besar pernah terjadi candi Kedaton dan Belahan, lalu kininMirigambar, maka upaya antisipatif musti dilqkukan dengan bijak.

Semoga peristiwa ini menjadi alasan untuk mensegerakan upaya penanganan terhadap candi Murigambar, sebelum candi peninggalan masa Mahapahit di sub-area selatan Tulungagung ini benar-benar roboh total. Pada tabun 1967, ketika terjadi “petaka purbakala” di berbagai tempat di Jawa Timur, candi Tuban yang bertetangga dengan candi Mirigambar mengalami pelenyapan. Sudah barang tentu, candi Murigambar mustilah dihindarkan dari tragedi seperti yang konon melumatkan candi Tuban, meski dengan faktor penyebab berlainan. Andai biaya “Festival Budaya Panji” Nasional ataupun Internasional yang mencapai ratusan juta bahkan milyard-an itu berkenan untuk disisihkan satu atau dua juta saja untuk menangani akar dan dahan mangklung di candi Mirigambar,, niscaya petaka ini tak bakal terjadi. Nampaknya, penanganan terhadapnya perlu untuk menunggu terlebih dahulu kejadiannya supaya mendapatkan bukti nyata bahwa dahan tua pohon beringin itu benar-benar sempal dan menimpai candi.

Berita terakhir, pada akhirnya pohon beringin raksasa yang telah berusia tua renta itu pun tumbang. Jebol hingga seakar- akarnya (periksa foto-foto terakhir). Sungguh tragis.

Kabtin Kosabra, 1 Maret 2019
Patembayan CITRALEKHA

Husnu Mufid

Koresponden MM.com