Oleh : Firman Syah Ali
Selama ini kita mengenal Surabaya sebagai Kota Pahlawan, namun kita lupa satu hal lagi bahwa Surabaya juga merupakan kota NU.
Sebagai ormas terbesar di Indonesia, NU lahir, tumbuh dan berkembang di kota Surabaya. Pencipta lambang NU adalah KH Ridlwan Abdullah Surabaya. Ketua Tanfidziyah pertama adalah H Hasan Gipo Surabaya. Muktamar pertama, kedua dan ketiga NU juga di Surabaya.
Tidak cukup NU, bahkan organisasi Mahasiswa Underbow NU yang bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga lahir di Surabaya.
NU dan PMII adalah organisasi pewaris ajaran Aswaja Nusantara yang diwariskan oleh Walisongo. Pusat Koordinasi dan konsolidasi Walisongo adalah di Ampeldenta yang sekarang menjadi wilayah kota Surabaya.
Dengan catatan sejarah seterang-benderang itu maka sangat sulit bagi kita untuk tidak mengakui bahwa Surabaya adalah kota NU. Bangunan-bangunan dan makam-makam bersejarah sebagai saksi bisu lahir, tumbuh dan berkembangnya NU di Surabaya juga masih terpelihara dengan baik hingga saat ini.
Kalau kita masuk ke kawasan perkampungan surabaya, amaliyah mereka sehari-hari adalah amaliyah NU, walaupun parpol yang mereka ikuti bermacam-macam, ada yang PDI P, Gerindra, Nasdem, Golkar, Demokrat, PSI bahkan PKS. Warga NU Surabaya tidak hanya menumpuk di PKB dan PPP.
Oleh karena itu, dengan senantiasa mohon ridlho dan perlindungan Allah SWT, syafaat Rasulullah SAW melalui wasilah Walisongo dan para muassis NU, marilah kita doakan kota Surabaya ini semakin lama semakin baik, semakin maju, semakin jaya dan semakin hebat, sebab bagaimanapun surabaya merupakan kota pusaka bagi NU.
*) Penulis adalah Penasehat GMNU Jatim dan Pengurus Harian LP Ma’arif NU Jawa Timur.