Mengenal Paguyuban Marga Ning Kamulyan

Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat suku Jawa maupun suku bangsa lainnya yang menetap di Pulau Jawa. Kejawen sejatinya adalah suatu filsafat di mana keberadaanya ada sejak leluhur Jawa itu ada. Sejak dahulu kala masyarakat Jawa menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu mengarahkan insan : Sangkan Paraning Dumadhi (Asal usul kejadian dari mana datang dan kembalinya hamba Tuhan) dan membentuk insan se-iya se-kata dengan Tuhan : Manunggaling Kawula lan Gusthi (Bersatunya Hamba dan Tuhan).

Sudah saatnya masyarakat Suku Jawa khususnya dan warga Pulau Jawa pada umumnya harus mengetahui tentang ajaran leluhur Jawa. Hal ini dikarenakan supaya adat istiadat Jawa tidak terlupakan dan tidak terjajah oleh budaya asing. Hal tersebut dapat dirasakan dalam kehidupan bermasyarakat yang sudah melupakan adat istiadat Jawa. Oleh karena itu di dalam bermasyarakat sering terjadi konflik sosial, kesemrawutan, perbuatan yang melanggar peraturan dan hilangnya ketentraman. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Jawa kita seyogyanya harus melestarikan adat istiadat Jawa kita seperti yang sudah dilakukan oleh leluhur, yang pada intinya dalam bermasyarakat harus saling berbelas kasihan seperti makna dari kata Jawa yang berarti mempunyai rasa kasih sayang atau belas kasihan terhadap sesama manusia.

Pada umumnya adat istiadat Jawa dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yakni adat isitiadat di bidang spiritual, adat isitiadat di bidang budaya dan adat isitiadat di bidang kesenian. Masing – masing bidang adat istiadat tersebut mempunyai nilai – nilai luhur yang amat tinggi sehingga mampu menjadi daya tarik serta karakteristik masyarakat Jawa yang melestarikan adat istiadat Jawa.

Sebagai penerus dari leluhur Jawa, maka masyarakat Jawa seyogyanya menjunjung tinggi adat istiadat Jawa yang dikenal luhur karena merupakan warisan / harta nenek moyang leluhur Jawa yang harus diturunkan dari masa ke masa kepada anak cucu di masa sekarang hingga masa depan. Oleh karena itu, banyak sekali kelompok / organisasi / paguyuban di tanah Jawa yang terbentuk guna menggugah semangat masyarakat Jawa untuk kembali mengenal – mempelajari – merenungi –melestarikan adat istiadat Jawa baik di bidang spiritual, budaya maupun kesenian.

Salah satu dari sekian organisasi / paguyuban yang menjunjung tinggi adat istiadat Jawa terbentuk di Jawa Timur. Paguyuban Marga Ning Kamulyan adalah salah satu paguyuban kejawen yang beralamat di Jl. Jatirenggo RT 03 RW 07 Desa Talok Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Paguyuban Marga Ning Kamulyan ini mengajarkan tentang adat istiadat Jawa di bidang spiritual selain tentunya juga mengajarkan budaya dan kesenian. Kejawen yang di ajarkan di Paguyuban Marga Ning Kamulyan adalah Jawa Dwipa (Jawa murni), yang mengajarkan tentang budi dan pekerti yang luhur serta tata cara berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Penuntun ajaran Paguyuban Marga Ning Kamulyan ini adalah Pinisepuh Paguyuban Marga Ning Kamulyan yang bernama Ki Sutarmono yang senantiasa mengajarkan tentang budi pekerti yang luhur dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa (Gusti Hyang Maha Widhi). Dalam pelaksanaannya, Pinisepuh dibantu oleh para sesepuh guna membimbing warga penghayat Paguyuban Marga Ning Kamulyan. Tujuan ajaran Paguyuban Marga Ning Kamulyan ini agar supaya kita mendapatkan kemuliaan di dunia dan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Gusti Hyang Maha Widhi).

Bentuk kegiatan di bidang spiritual dan budaya tersebut dengan melaksanakan rangkaian kegiatan pangeling-eling rutin (setiap hari Minggu malam dan malam Jumat Legi), sesepuhan (setiap hari Rabu), dan saling tukar wawasan Kejawen (setiap hari Selasa). Adapun salah satu bentuk kegiatan di bidang kesenian dengan melestarikan kesenian kuda lumping yang dikelola oleh para sesepuh Paguyuban Marga Ning Kamulyan.

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com