بسم الله *Robbana Laka Al-Chamdu*

 

Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Berikut adalah lanjutan doa i’tidal setelah سمع الله لمن حمده:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

“Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelah itu.” Artikel ini menajamkan analisis dari makna bacaan i’tidal tersebut.

Penajaman analisis ini ada dua. Pertama sepenuh langit dan sepenuh bumi. Kedua sepenuh apa yang telah dikehendaki Allah SWT dan setelahnya. Pertama adalah dalam dimensi ruang dan kedua dalam dimensi waktu.

Ketika menajamkan analisis yang pertama maka fokus pada perhatian bahwa seharusnya memuji Allah SWT itu sepenuh dimensi ruang. Maksudnya tidak ada ruang sekecil satuan apapun tanpa memuji kepada Allah SWT. Hal ini filosofinya adalah sekecil apapun materi dalam alam ruang ini adalah termasuk bagian yang diciptakan Allah SWT. Sehingga setidaknya memuji syukur sebab termasuk bagian makhluq yang diciptakan. Sedangkan ujung ruang langit kita ini belum diketahui secara ilmiah, maka seharusnya makhluq Allah SWT yang memuji syukur itu tak berhingga jumlahnya.

Sekarang kita tajamkan analisis yang kedua yakni dimensi waktu. Dari baca’an وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ ini memberikan makna dari waktu yang sudah lewat dan yang akan datang. Sungguh ini juga puji syukur pada semua waktu yang mulai diciptakan waktu itu sendiri sampai selesainya atau berakhirnya waktu yang tak berhingga belum terdefinikan oleh ilmiah. Hal ini memberikan pengertian bahwa tidak ada satuan waktu sekecil apapun tanpa harusnya muji syukur kepada Pencipta waktu itu sendiri yakni Al-Kholiq Allah SWT.

Dari kedua analisis tersebut sungguh luar biasa besarnya makna i’tidal sholat yang diisi penyampaian puji yang begitu besar dan bahkan tak berhingga besarnya. Hal ini bisa diqiyaskan pada saat kita memaha-sucikan Allah SWT dengan bacaan:
سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ اللَّهُ
“Maha Suci Allah, sebanyak bilangan apa yang telah diciptakan Allah.” Dengan demikian kita muji syukur kepada Allah SWT sebesar alam yang tak terhingga dan selama waktu juga tak terhingga lamanya. Semoga kita lebih bisa merasakan besarnya ma’na bacaan i’tidal dalam sholat aamiin.

Semoga manfaat barokah selamat aamiin.
🤲🤲🤲

Surabaya,
11 Jumadil Ula 1447
atau
02 November 2025
m.mustain