*Terpadu: Pengelolaan Wilayah Persisir dan Sumberdaya Kelautan*

Oleh : Prof. Mahmud Mustsin Guru Besar ITS Surabaya.

Sungguh karunia Allah SWT kepada bangsa ini sangat besar. Wilayah pesisir dan sumberdaya kelautan Republik tercinta ini secara kwalitatif dan kwantitatif sangat besar. Secara kwantitatif Luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah 3Jt km2. Panjang garis pantai adalah 108.000 km (Kemenko Maritim). Jumlah pulau yang telah dibakukan oleh Tim Nasional Pembakuan Rupabumi sebanyak 13.466 pulau.
Ada ayat yang relevan dengan hal tersebut, yakni QS An-Nahl 16:14
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Dialah yang menundukkan laut untukmu agar kamu dapat memakan daging yang segar darinya dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan dari laut yang kamu kenakan. Dan kamu lihat kapal-kapal berlayar di lautan, dan Dia menundukkan laut untuk kamu, agar kamu mencari sebagian dari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur.”

Tafsir QS ini menjelaskan bahwa Allah SWT menundukkan laut untuk kepentingan manusia, sehingga mereka dapat memanfaatkan laut untuk mencari rezeki dan memperoleh manfaat lainnya. Ayat ini menyebutkan tentang beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari laut, seperti (Meta AI):
– Memakan daging yang segar dari laut (ikan dan hasil laut lainnya)
– Mengeluarkan perhiasan dari laut (seperti mutiara dan kerang)
– Berlayar di lautan dengan kapal-kapal
– Mencari karunia Allah SWT (rezeki dan kekayaan) melalui perdagangan dan pelayaran

Point besarnya ayat ini adalah menekankan pentingnya bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang diberikan. Bersyukur secara optimal adalah optimalnya pemanfaatan sesuai kehendak Allah SWT, yakni pengelolaan dan penggunaan untuk ibadah. Pengelolaan yang optimal adalah dengan keterpaduan antara sumberdaya kelautan dan wilayah pesisir. Hal ini secara umum karena pelaku pengelolaan sumberdaya kelautan berdomisili di wilayah pesisir yang secara spesifik memiliki budaya tertentu atau potensi lokal.

Keharmonisan pengelolaan sumberdaya alam kelautan dengan pengelolaan wilayah pesisir menjadi target utama tercapainya keterpaduan. Secara rinci ada keterpaduan vertikal dan keterpaduan horizontal. Vertikal mulai teratas dari pemerintah pusat ke bawah sampai dengan dalam sebuah rumah tangga. Secara horizontal adalah keterpaduan selevel tetapi dalam sektor/bidang/institusi yang berbeda, juga lintas bidang keilmuan.

Kembali pada keterpaduan, maka upaya adanya keterpaduan ini adalah untuk mengoptimalkan hasil yang jelas akan bisa lebih besar bila dibandingkan dengan cara yang tidak ada keterpaduan atau masing-masing jalan sendiri-sendiri. Dengan demikian upaya mensyukuri nikmat pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa juga bisa optimal.

Semoga manfaat barokah slamet aamiin.
🤲🤲🤲

Surabaya, 7 Dzul Qa’dah 1446 / 5 Mei 2025