
Sijunjung-menaramadinah.com-Aktifitas perkebunan kelapa sawit dan komoditi lainnya di Kawasan Timpeh Sijunjung tergolong besar. Hampir 75 persen wilayah sudah dijadikan kebun oleh masyarakat dan didominasi kebun kelapa sawit. Jika produksi sawit mencapai 2 ton saja perhektar, maka sebulan Timpeh bisa menghasilkan 2000 sampai 4000 ton perbulan. Apabila dinilai dengan uang, produksi tersebut identik dengan Rp 10 miliar rupiah uang beredar disana. Lumayan besar untuk memutar roda perekonomian warga.
Persoalan kemudian muncul lantaran distribusi uang tidak merata. Ada pihak pihak tertentu bisa meraup uang dalam jumlah besar, sementara yang lain hanya menerima setara upah harian. Padahal, pengorbanan yang harus diberikan, terkadang lebih besar dari pada yang lain. Itulah sebabnya, Tokoh Masyarakat setempat Bagus Budi Antoro, mencoba melakukan berbagai perbaikan dalam kelembagaan ekonomi masyarakat.
Jebolan Pascasarjana Universitas Negeri Malang itu kini tengah berkutat pada rencana melakukan revitalisasi KUD. Ia berharap, KUD akan berperan besar dalam pendistribusian uang beredar. Melalui KUD, para petani akan berjuang meningkatkan posisi tawar dalam penetapan harga jual produksi. Dengan begitu, distribusi uang yang akan mengalir ke saku petani bisa lebih besar, atau paling tidak lebih relevan dengan pengorbanan yang diberikan. “Saya merasa tertantang untuk ini, ” katanya. (gus)