
SURABAYA– Pentingnya Sertifikasi Sebelum Lulus Kuliah Mengemuka Pada Talkshow Jurnal 9 Siang, pada kamis (20/3/2025).
Talkshow yang mengambil tema Pasca SNBP 2025: Menyiapkan Generasi Emas NU di Perguruan Tinggi Favorit ini menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya Dr. Yusuf Amrozi, M.MT, juga menampilkan Zinamul Adli Founder Santri HUB) Ahmad Ainur Roziqin ( Alumni Beasiswa Keagamaan Unesa) dan Birbik Faza Muhammad ( Mahasiswa Biologi IPB University) dan Host andalan TV9, Qurri Aini
Dr. Yusuf yang juga Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi UIN Sunan Ampel ini mengatakan bahwa kuliah saja tidak cukup.
Tetapi harus memiliki skil teknis yang inline dengan jurusan kuliahnya, yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri nantinya.
“Jadi Anda nanti saat mau kerja akan ditanya, Anda bisa apa! tidak cukup dengan modal Ijasah dengan IP tertentu”, papar Dosen Sistem Informasi UINSA Surabaya ini.
“Sehingga sebelum lulus, atau sekitar semester 7 anda sebaiknya ikut ujian sertifikasi sesuai bidang jurusanya. Biasanya ujian sertifikasi ini diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi dalam atau luar kampus yang telah dilisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia. Jika belum lulus, berarti anda belum kompeten. Atau program studinya yang kurang mendidik mahasiswanya secara benar”, terang wakil ketua LPTNU Jatim ini.
Talkshow ini begitu relevan saat ini dimana pasca pengumuman SNBP, para lulusan SLTA sedang giat giatnya hunting untuk mencari perguruan tinggi favoritnya.
Untuk PTN akan ada SNBT yang nantinya akan dilaksanakan tes nya secara serempak nasional. Memang saat ini sejumlah jurusan favorit yang menjadi impian anak muda misalnya kedokteran, jurusan bidang IT, jurusan bidang Bisnis, serta Komunikasi kreatif.
Oleh sebab itu perlu dipersiapkan segala upaya termasuk bimbingan intensif menjelang ujian tersebut.
Lebih lanjut para narasumber dialog, menekankan bahwa dalam dunia kampus attitude pergaulan harus dijaga, apalagi dikalangan kaum santri atau para lulusan pondok pesantren. Hal lain saat kuliah adalah keseimbangan prestasi akademik dengan kemampuan softskill melalui berorganisasi dan jejaringnya.
Pada kesempatan yang sama, selaku wakil ketua LPTNU Jatim, Yusuf menegaskan bahwa andai tidak masuk pada PTN yang diinginkan, adik-adik lulusan SLTA dapat mendaftar ke PTS termasuk perguruan tinggi NU (PTNU), baik universitas NU maupun universitas Islam yang beraviliasi dengan Nahdlatul Ulama. Cukup banyak PTNU yang telah bereputasi.
Yusuf menekankan asalkan kampusnya atau jurusannya telah terakreditasi. Di Jawa Timur lebih kurang 111 PT yang menjadi bagian dari Lembaga Pendidikan Tinggi NU (LPTNU) yang berkomitmen kuat untuk mewujudkan mutu dalam tatakelola perguruan tinggi dan sistem pembelajaran, sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas.
“Adapun website LPTNU Jatim dapat dikunjungi di lptnu-jatim.or.id. Didalamnya termuat informasi nama nama kampus NU di jatim dan websitenya,” pungkasnya. *Imam Kusnin Ahmad*