Karang Taruna “Tunas Muda” Bandungan Studi Banding Ke Dam Jati,Bendungan unik di Magetan

Madiun.menaramadinah.com,Pengurus dan anggota Karang Taruna”Tunas Muda”serta beberapa perwakilan BKR/PIKR Desa Bandungan,Saradan,Madiun mengadakan studi banding sekaligus berwisata di Dam Jati,Gorang Gareng,Nguntoronadi,Magetan,8 September 2019.

Di lokasi bendungan yang sering dipakai tempat swafoto orang muda atau tua tersebut,mereka disambut dan ditemui Mas Bashofi ,aktivis PokDarWis(Kelompok Sadar Wisata)/pengelola wisata Dam Jati dan tentunya Kepala Desa Gorang Gareng,Pak Tatak,yang sangat antusias dengan kunjungan dari Karang Taruna dan BKR/PIKR Bandungan.
[9/9 11:26] Jarwoto: Peserta studi banding banyak bertanya pada Mas Bashofi yang sabar dan Pak Kades Gorang Gareng yang ramah tentang perintisan dan pengelolaan wisata desa.Dijelaskan bahwa Dam Jati adalah proyek peninggalan Belanda yang diresmikan tahun 1911.Dan sejak Januari 2018,dam yang dikelilingi pepohonan jati itu dikemas dan dijadikan objek wisata unik yang menarik banyak pengunjung dari warga Magetan,Madiun dan Ponorogo.
Sebelum dibuat tempat wisata,dam jati hanyalah sebuah bendungan biasa yang membendung air mengalir ke Bengawan Madiun.Kini,suasana bendungan menjadi indah,dicat aneka warna oleh pengelola,sekitarnya bersih,dan kerap dipakai para pelajar untuk berkemah dimusim liburan .Selain itu,disana sering pula ada acara musik dangut ataupun band.
Disampaikan Pak Kades Gorang Gareng,perintisan dan pengelolaan objek wisata Dam Jati sama sekali tidak memakai anggaran dana desa.Masyarakat Gorang Gareng dianjurkan iuran Rp20.000/KK.Namun ada warga yang memberikan kontribusi 5 juta ,10 juta,20 juta hingga 35 juta.Karena mereka yakin objek wisata tersebut akan berkembang pesat dimasa mendatang.
Dari adanya objek wisata Dam Jati telah mulai dirasakan masyarakat Gorang Gareng .Mereka diantaranya membuka kios makanan dan minuman di area bendungan yang sudah disediakan tempat khusus,dibawah naungan koperasi pedagang Dam Jati.Perputaran uang juga berlangsung lancar,bisa sampai Rp 500 juta tiap tahun selama ini.Itu berasal dari parkir pengunjung,acara kemah,event musik dan pemasukkan lain dari kegiatan yang diadakan dalam area wisata dam jati.
Ketua Karang Taruna “Tunas Muda” Bandungan,Mas Riyanto(Gus Riyan Assyifa’) berharap dengan studi banding ini akan memberikan mereka wawasan dan inspirasi untuk merintis dan mengelola sebuah objek piknik di Bandungan dengan mendapat support sepenuhnya dari pemerintah desa dan masyarakat.
Ibu Untari selaku fasilitator BKR(Bina Keluarga Remaja) dan PIKR(Pusat Informasi Keluarga Remaja) Bandungan yang turut serta dalam studi banding menyatakan bahwa kegiatan tersebut adalah start atau awal yang baik bagi semua elemen di Bandungan untuk mewujudkan terbentuknya Dam Glatik yang ada didesa mereka sebagai tempat wisata yang banyak diminati pengunjung dari berbagai daerah.
“Harapan kami semoga Dam Glatik menjadi icon wisata Bandungan yang bisa mengangkat potensi daerah lainnya,potensi ekonomi dan memberdayakan warga Bandungan untuk merawat dan melestarikan alam sekitarnya,”pungkasnya.
Bro J menaramadinah.com