
Pasca Indonesia merdeka Kabupaten Ponorogo punya tiga bupati Ponorogo yang menjabat dua periode. Yakni, Bupati Soemadi yang menjabat mulai 1974 hingga 1984, Markum Singodimedjo (1994-2004), serta Sugiri Sancoko mulai 2021hingga pada 2030 mendatang. Ketiganya layak mendapat predikat bupati terbaik. Bahkan fenomenal sekali.
Sugiri Sancoko mengakui bahwa di dalam benak mayoritas warga Ponorogo hanya mengenang Soemadi dan Markum sebagai bupati yang mampu memajukan daerah kala memegang tampuk kepemimpinan.
‘’Tidak dapat dimungkiri, Pak Soemadi dan Pak Markum sukses memimpin Ponorogo. Kalau ada jejak pendapat siapa bupati Ponorogo sebenarnya, jawaban terbanyak adalah Soemadi dan Markum,’’ kata Sugiri Sancoko.
Mengingat mitos di masyarakat Ponorogo menyatakan bupati Ponorogo pantang menjabat dua periode pasca Markum lengser. Tapi Sugiri Sancoko mampu mematikan mitos itu.
Sedangkan Muryanto, Muhadi Suyono, Amin, dan Ipong Muchlissoni gagal terpilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung meskipun berstatus incumbent atau petahana (sedang menjabat sebagai bupati). Bahkan, Ipong sempat tiga kali head to head (berhadap-hadapan) melawan Kang Giri dengan skor 1-2.
Akhirnya Sugiri Sancoko yang berpasangan dua periode dengan Wakil Bupati (Wabup) Lisdyarita dilantik langsung oleh Presiden Republik Indonesia. di Istana Negara, pada 20 Februari 2025, bersamaan 961 kepala daerah dari seluruh Indonesia hasil Pilkada Serentak 27 November 2024.
‘’Dalam sejarah, saya satu-satunya bupati Ponorogo yang dilantik langsung oleh presiden. Ini momen bersejarah dalam pemerintahan Indonesia karena sebelumnya pelantikan dilakukan oleh gubernur atas nama presiden,’’ ungkap Kang Giri.
Kemudian Bupati Sugiri menjalani retreat (pembekalan) selama delapan hari (21-28 Februari 2025) di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) selaku penyelenggara retreat membekali para kepala daerah terpilih itu dengan materi tentang tugas pokok dan fungsi (tupoksi), program Astacita; serta materi ketahanan nasional dari Lemhanas.
Selain itu, Kementerian Keuangan memberikan pemahaman terkait efisiensi anggaran, serta peran pemerintah daerah dalam mendukung efisiensi.
‘’Pelatihan mencakup berbagai kegiatan fisik, diskusi strategi, dan pembekalan intensif untuk memastikan para pemimpin daerah mampu menyelaraskan program-program daerah dengan visi nasional,’’ ujar Kang Giri.
Sepulang dari Magelang setelah selesai menjalani retreat. Ribuan masyarakat dengan setia menunggu di Pendapa Pemkab Ponorogo hingga Jumat (28/2/2025) tengah malam.
”Saya tidak menyangka ada penyambutan yang meriah. Saya pikir biasa-biasa saja, ini juga menjadi kado ulang tahun yang istimewa,’’ terang bupati Ponorogo ke-27 yang terlahir 26 Februari 1971 itu. Oleh karena itu, dirinya bersama Wabup Lisdyarita karena amanah rakyat.
Kang Giri menegaskan dalam periode kedua kepemimpinannya akan tetap mendorong pembangunan infrastruktur. Kondisi jalan di Ponorogo harus sudah baik semuanya pada 2026 mendatang.
Dalam keadaan apapun, pembangunan wajib hukumnya tetap berjalan. ‘’Kita harus dapat mencari solusi dari semua kesulitan, kata kuncinya adalah menemukan problem solving (kemampuan untuk menemukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapi),’’ pungkasnya. (tim kominfo)