Ratusan Bonek Iringi Pemakaman Bejo Sugiantoro. Rachmat Irianto Irianto ( putranya).Masih Pakai Kruk.

SURABAYA — Ratusan Bonek dan sejumlah mantan pemain Persebaya Surabaya mengiringi pemakaman legenda sepak bola Indonesia Bejo Sugiantoro.
Bejo Sugiantoro yang wafat pada Selasa (25/2), dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Geluran, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (26/2).

Ratusan orang turut mengantar H.Bejo Sugiantoro ke peristirahatan terakhir. ratusan Bonek dan para mantan pemain Persebaya turut hadir. Begitu pula dengan Rachmat Irianto atau yang biasa disapa Rian,putra almarhum.

Pemain yang kini berkostum Persib tersebut terlihat masih menggunakan kruk atau tongkat penyangga karena cedera lutut pada bagian anterior cruciate legament (ACL).

Sementara rekan-rekan almarhum Bejo Sugiantoro yang turut berada di pemakaman antara lain adalah Uston Nawawi, Mat Halil, Mustaqim, dan Kurnia Sandy.

“Saya terkejut mendapat kabar bahwa Bejo meninggal. Terakhir kali kami masih sempat bermain sepak bola bersama di Gelora Bung Tomo (GBT) beberapa waktu lalu,” kata Uston pada media.

Pentolan Bonek, Agus Tessy, juga memberikan kesan mendalam terhadap sosok yang pernah memperkuat Persebaya pada era 1990-an hingga 2000-an tersebut.

“Abah Bejo sangat baik dan peduli kepada Bonek dan Bonita (Bonek Wanita), jadi kami benar-benar kehilangan,” kata Agus Tessy.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi: Kita Kehilangan Legenda Besar, Bejo Sugiantoro

Kepergian H.Bojo Sugiantoro juga meninggalkan duka mendalam bagi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Walikota Eri Cahyadi menyanpaikan, belasungkawa dan rasa kehilangan yang mendalam atas wafatnya sang legenda Persebaya Surabaya.

“Legenda tak pernah benar-benar pergi. Mereka tetap bersama kita dalam kenangan dan jejak yang mereka tinggalkan. Mereka senantiasa hidup dalam kisah yang terus kita ceritakan, dalam karya yang mereka wariskan, dan dalam inspirasi yang terus menghidupkan semangat kita,” ujar Eri.

Dalam pernyataannya, Eri mengenang sosok Bejo Sugiantoro sebagai libero tangguh yang membawa Persebaya ke masa kejayaannya di era 90-an. Nomor punggung 5 yang selalu melekat padanya menjadi simbol kegigihan dan dedikasi.

Tak hanya berprestasi di Persebaya, Bejo Sugiantoro juga menjadi bagian penting Timnas Indonesia di masanya.

Bahkan setelah gantung sepatu, ia tetap mengabdi untuk sepak bola dengan menjadi bagian dari tim kepelatihan Persebaya.

“Suatu kehormatan bagi saya pribadi pernah bertanding di lapangan hijau dan berbincang soal sepak bola Surabaya. Saya dan Pemkot Surabaya mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya. Sugeng tindak, Cak Bejo. Al-Fatihah,” tutur Eri Cahyadi.

Jenazah Bejo Sugiantoro diantar oleh ratusan Bonek, suporter setia Persebaya, serta para pemain dan mantan pemain Bajul Ijo. Suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman di TPU Geluran, Taman, Sidoarjo.

Kepergian Bejo Sugiantoro meninggalkan warisan besar bagi dunia sepak bola Surabaya. Semangat juang dan dedikasinya akan selalu dikenang.

Sebelumnya, legenda sepak bola Persebaya yang juga merupakan pelatih utama tim sepak bola Deltras Sidoarjo tersebut sempat tidak sadarkan diri di Lapangan Sepak Bola SIER Surabaya, saat bermain fun football bersama rekan-rekannya pada Selasa (25/2) sore.

Rekan-rekan almarhum dan tim kesehatan PT SIER segera memberikan pertolongan pertama dan membawa Bejo ke Rumah Sakit Royal Surabaya untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Namun, meski telah mendapatkan upaya medis maksimal dari pihak rumah sakit Bejo Sugiantoro dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung.
*Imam Kusnin Ahmad*