RUWATAN MASSAL DI CANDI LWANG WENTAR

Blitar, 8 September 2019.Sudah lima tahun terakhir ini Masyarakat Sawentar Bisa menikmati Upacara Adat, yg sdh hampir punah teraebut, Yakni Upacara Membuang Sukerto dengan media Pagelaran Wayang Ruwat.


Tempatnya pun ya tetap sama, di Kawasan Candi Lwang Wentar, lokasi Candi Sawentar 2, sebagai Penanda/Monumen Peringatan Perang Paregreg, berupa Candi yg sekira di bangun Ratu Suhita. abad 14 masehi.
Dalangnya pun sama yaiku Ki Dalang “Kondho Buwono” Romo Pinandito Lokmin, Pinisepuh Parisada Hindu Dharma(PHDI) kab/kota Blitar.


Apa yg membuat beda? Adalah dengan kehadiran Para Tokoh Desa Sawentar yg mencalonkan Kepala Desa, untuk Oemilihan Serentak, 15 Oktober 2019 nanti. Yakni, Mujianto (Purnawirawan Polri dari Dusun Tawang), Jianto(juga Purnawirawan Polri dari dusun Centong), Yeni ( Calon satu satunya perempuan dari Dusun Sambong), Budiono ( Tokoh Dusun Centong yang sekaligus Kepala Dusun Centong) dan Sukardjo (Tojoh anggota lembaga Adat dari Dusun Sambong). Jadi dari lima Cslon tersebut, hanya dari Dusun Tegalrejo yg tidak mengirim tikohnya menjadi Calon yg lolos seleksi.


Semua Calon mengikuti agenda Lembaga Adat, untuk ikut Ruwatan Massal karena sebelumnya sfh ditegaskan oleh Ki Jontor Siswanto, yg didukung oleh Ketua Lembaga Adat, KH Djaelani Nurhadi, bahwa, Siapapun Calon yang maju PILKADES haruslah menghormati acara Adat di Desa Sawentar, mulai Grebeg Sawentar, Festival Dolanan Anak Nusantara hingga Ruwatan Massal yg semua Agenda tesrsebut berbasis Candi Lwang Wentar. Sebagai Konsekuensi Desa Sawentar setelah setahun yg lalu terrpilih menjadi Desa Budaya yg menang nomer urut Pertama, Gotong Royongnya, Sejawa timur.


” Ruwat Murwakala yg ke lima yang dilaksanakan secara massal hari ini adalah ber tujuan utama, menghilangkan Sukerto/Sial selama setahun lalu, bagi Para Peserta yg ikut” ungkap Ki Imam Riyadi, ketua Panitia dlm sambutannya.
Ini juga merupakan Adat kebiasaan orang Jawa dari Dahulu sebelum Islam masuk, maupun Setelah Wali Songo berdakwah Islam pun Tradisi Ruwatan madih dilaksanakan, hingga sekarang. Di bulan Suro (,jawa ) ato di bulan Hijriah(Islam). Masyarakat Jawa melaksanakan Ruwat Sukerto Manusia. Juga ngruwat Bhumi yg dihuni manusia, ngruwat Desa/wilayah yg di mana manusia berada. Semuaxdi Ruwat dengan Panfajab, memohon Kepada Gusti Ingkang Murvdng Jagad Raya, Sanghang Tunggal/Allah Yang Maha Esa, supaya Beliau Berkenan menghilangkan Sukerto nya kita semua. Khususnya Para Peserta Yang hadir ” , Romo Lokmin sang Dalang Ruwat menjelaskan kepada awak Menara Madinah yg hadir di acara Sakral yg penuh bau Dupa dan Menyan, khas Ritual Jawa tersebut.


Hadir juga mantan juara Dalang Cilik, yang kini jadi Bos 13 perusahaan, sekaligus Pembina Shenoa, Rest Area Gunung Betet, dan Omah Budaya Sawentar, yakni Moch Agus Slamet, SE.MM
” Saya mulai jam 09.00 hingga 16.00 td khusu’ mengikuti acars, yang mengingatkan Naluri Masa Kecil Saya Sebagai Sang juara Dalang Cilik dari Blitar, ini jelas menambah hiroh saya, gairah saya meledak ledak, agenda Adat Budaya jawa Adiluhung ini perlu sentuhan Kita sebagai Pengusaha. Ini klo di poles Profesiounal, agenda semacam ini layak jual untuk konsumsi Turis domestik apalagi Turis Asing, kita ini tidak kslah lo Dengan Budaya Dari Pulau Bali.’ jelasnya di dampingi Ki Jontor Siswanto, Owner Omah Budaya Sawentar.
Kedepan saya mibta Ki Jontor untuk mengagendakan Agenda Adat ini di Rest Area Gunung Betet dan di Shenoa Water Park Kedawung.”
Semoga, Agenda Adat Ruwat Massal yg penuh makna Filosofi dari produk asli Lokal Genius Jawa Nuswantara ini, semakin semarak semakin berkembang untuk langkah nyata mengantisipasi masuknya budaya manca yang ujung ujungnya membelah persatuan dan kesatuan Bangsa yang, padahal sudah sepakat Berbhineka Tunggal Ika ini. Rahayu.
Semoga Sukerto nya Bangsa NKRI ini sirna, dengan terus digelarnya Agenda Adat Ruwatan Massal semacam di Sawentar ini, di seluruh wilayah tanah air. Semoga.Ki Jontor, jurnalis citizen Menara Madinah, com.