
Jember-menaramadinah.com-Dalam rangka memperingati HUT RI 74, Tepatnya Minggu 8/9/19 Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Jember, kembali menggelar Gebang Festival carnaval ( GFC) anti rasisme 2019.
Dalam acara Gebang festival carnaval ( GFC) tersebut di ikuti 42 kelompok / group, setiap group terdiri dari puluhan orang bahkan ratusan.
Carnaval ini diikuti oleh warga dan siswa sekolah yang berlokasi di wilayah Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.
Carnaval Kelurahan Gebang ini dilepas Camat Patrang Drs. Rofiq Sugiarto yang didampingi Lurah Gebang Nono Sugiartono dan Tokoh masyarakat Abdussalam Alamsyah, tepat pukul 10.00 WIB hingga selesai.
Selain antusiasme dari peserta carnaval, para penonton juga memiliki antusiasme yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga yang menyaksikan di sepanjang rute carnaval.
Carnaval Kelurahan Gebang yang rutin dilakukan setiap tahun ini, adalah merupakan rangkaian acara untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Ketua Panitia Amari ketika diwawancara mengatakan, carnaval ini adalah carnaval anti rasisme, artinya, para peserta carnaval ini banyak menampilkan berbagai pakaian kebudayaan tradisional dari Sabang hingga Merauke.
” Berbagai pakaian adat sesuai Bhineka tunggal Ika, meskipun berbeda tetap satu yaitu Indonesia.” Tandas Amari.
Lebih jauh Amari menerangkan, selain berbagai pakaian adat, juga ada musik tradisional patrol/ kentongan , hadrah dan tarian tradisional.
” Jadi carnaval ini juga menampilkan kostum dengan tema Kepahlawanan, Olahraga, Profesi, Kesenian, budaya dan lain sebagainya.” Imbuh Amari.
Dia menambahkan, Jember sendiri telah dikenal oleh masyarakat nasional bahkan dunia dengan event carnavalnya yang luar biasa spektakuler yaitu Jember Fashion Carnaval (JFC). Karnaval yang didirikan oleh Dynan Fariz itu juga berawal dari carnaval yang berskala kecil seperti layaknya carnaval kampung biasa. Namun karena dengan kerja kerasnya, Jember Fashion Carnaval mampu menjadi event carnaval terbaik ketiga di dunia.
” Dengan carnaval ini ada dampak bagi ekonomi kerakyatan khususnya warga Gebang, karena banyak warga berjualan dan menghasilkan dan terjadi perputaran ekonomi meskipun carnaval hanya sehari saja.” Pungkas Amari.
Pantauan media ini saat melaksanakan tugas jurnalistik sangat meriah sekali, bahkan sepanjang jalan yang dilalui selalu padat dengan warga yang menyaksikan carnaval ini.(Bas/Hoirul.jurnalisMM.com)