Kisah Naga Jawa

Kisah tentang Naga Jawa

Naga Jawa dikisahkan sebagai sosok ular besar yang telah bertapa ratusan tahun. Naga Jawa tidak memiliki kaki seperti Naga Tiongkok atau sayap seperti Naga Eropa.

Naga Jawa menurut saya adalah Naga Pesolek walau tampil dalam beberapa karakter, hehehe..Naga Jawa pada umumnya menggunakan perhiasan atau atribut, diantaranya mahkota, perhiasan telinga, dsb.

Naga adalah makhluk mitologis yang paling dikenal oleh masyarakat dunia. Naga adalah lambang perlindungan, kekayaan, kekuasaan, kesuksesan sekaligus lambang kejahatan, pokoknya palugada. Apa lu mau naga ada.

Dalam dunia tosan aji, beberapa tosan aji ‘nunggak semi’ kekuatan Sang Naga lewat perwujudan tosan aji dengan ganan Naga. Mulut Naga yang menganga ini terkadang “diisi” oleh Sang Empu dengan butiran emas, butiran batu mulia dengan warna/ jenis tertentu, bentuk lidah emas atau tanpa apapun. Hal ini dijumpai pula pada pusaka ganan Singa atau Kikik. Pemasangan mut2an pada pusaka memiliki arti/ makna khusus, saran sesuai buku catatan lama, jangan sembarangan menyumpal mulut ganan pusaka atau mengubah sumpalan apbila ga paham artinya.

Sebuah peristiwa mistis berkaitan dengan penambahan hiasan emas pernah dialami seorang pekeris senior, saat itu di tahun 1980an beliau mendapatkan pusaka tangguh PB X yang bagus, sebuah keris lurus berpamor beras wutah dan polos tanpa hiasan emas. Awalnya, beliau ingin memuliakan keris yang dianggap sebagai pusaka tersebut, dipasangkan mahkota sepaton dari emas di ujung pesi pusaka tsb. Apa yang terjadi kemudian?

Dalam tempo beberapa menit setelah dipasang sepaton emas tsb mendadak ruangan tempat dia duduk bergetar dan merembet ke seluruh rumah. Beliau dan istri ketakutan, atas inisiatif mereka emas tsb dilepas dan berangsur – angsgur getaran tsb berkurang dan hilang.

Pringgo Kusumo

Koresponden MM.com

Wong tani wonogiri, 22 Desember 2018