Khofifah: Wujudkan Inklusivitas dan Perkuat Toleransi.

SURABAYA–Generasi muda memiliki peran strategis sebagai kunci utama dalam mencapai visi besar Indonesia Emas 2045.

Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa dalam acara Tolerance Education Festival yang digelar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA, Selasa 21 Januari 2025.

Pada kesempatan itu Khofifah mengajak mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya untuk menjadi pemimpin transformasional yang mendorong inklusivitas dalam layanan publik.

“Untuk menciptakan inklusivitas, langkah pertama yang harus ditempuh adalah membangun ekosistem digital. Dengan ekosistem ini, layanan publik dapat lebih mudah diakses tanpa diskriminasi,” ungkap Khofifah.

Dalam paparannya, Khofifah menekankan bahwa Inklusivitas dan Visi Indonesia Emas 2045, ia menyoroti bahwa inklusivitas adalah salah satu indikator utama yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Ia mendorong civitas akademika UINSA untuk turut berkontribusi mempercepat tercapainya visi ini, bahkan sebelum tahun tersebut.

“Pada tahun 2023, Presiden Joko Widodo mengamanahkan kepada Forum Rektor Indonesia untuk membuat strategi percepatan Indonesia Emas. Harapannya, pada masa tersebut, Indonesia telah menjadi negara maju dengan ekonomi tumbuh 9 persen, pendapatan per kapita mencapai 13.000 USD, dan tingkat kemiskinan turun hingga 2 persen,” ungkap Khofifah yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu.

Menurut Khofifah, sinergi, kolaborasi, dan kemitraan yang harmonis antar elemen bangsa menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut.

Belajar dari Harmoni di Papua
Dalam sesi tersebut, Khofifah juga berbagi pengalaman saat menangani konflik di Tolikara, Papua. Ia mengenang situasi pasca pembakaran pasar besar yang sempat memicu ketegangan sosial.

“Saat saya datang menjelang Idul Adha, saya melihat dampak kerusuhan yang begitu menyedihkan. Namun, alhamdulillah, masjid berhasil dibangun kembali dan menjadi simbol perdamaian. Ini bukti bahwa harmoni dan toleransi bisa diwujudkan,” ceritanya.

Mahasiswa sebagai Agen Perubahan
Khofifah mengajak mahasiswa UINSA untuk aktif berinovasi, berkolaborasi, dan memperkuat toleransi. Menurutnya, nilai-nilai tersebut merupakan modal utama untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan harmonis.

Acara Tolerance Education Festival ini dihadiri ratusan mahasiswa, dosen, serta tokoh masyarakat yang mendukung peningkatan kesadaran akan pentingnya toleransi dan inklusivitas.

Hadirnya Tokoh-Tokoh Penting
Selain Khofifah, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain:
Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag (Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kementerian Agama RI)

Prof. Akh. Muzaki, M.Ag, Grad.Dip.SEA, M.Phil., Ph.D (Rektor UINSA)

Prof. Dr. Ali Mudhofir (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan)

Prof. Ali Aziz, M.A. (Ketua Senat UINSA)

Prof. Dr. Muhammad Tohir, M.Pd. (Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan).

Khofifah menutup paparannya dengan apresiasi terhadap UINSA atas komitmennya dalam menanamkan semangat toleransi dan inklusivitas kepada generasi muda. Menurutnya, langkah ini menjadi bekal penting untuk mewujudkan Indonesia yang lebih damai, maju, dan harmonis.*Imam Kusnin Ahmad*