Oleh : Sujaya, S. Pd.
(Penasihat DPP ASWIN).
Dalam dunia psikologi kepribadian demikian masuk dalam kepribadian Narcisistik atau Psikopat.
Orang yang merasa diri paling benar dan suka bikin onar dalam prilaku komunikasi dan dalam komunitas sosial seringkali diasosiasikan dengan dua tipe kepribadian dalam psikologi, yaitu:
1.Narsistik:
Orang dengan kepribadian narsistik memiliki rasa superioritas yang tinggi, membutuhkan perhatian terus-menerus, dan seringkali memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuannya. Mereka sulit menerima kritik dan seringkali menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka.
2.Psikopat:
Psikopat memiliki ciri-ciri seperti kurangnya empati, manipulatif, impulsif, dan seringkali melanggar hukum. Mereka seringkali tidak menyesali tindakan mereka dan dapat sangat berbahaya bagi orang lain.
Namun, penting untuk diingat:
* Diagnosis: Hanya seorang profesional kesehatan mental yang dapat memberikan diagnosis yang akurat.
* Nuansa: Perilaku seseorang bisa kompleks dan tidak selalu sesuai dengan satu kategori tertentu.
* Faktor Lain: Faktor lingkungan dan pengalaman hidup juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Jika kamu ingin memahami lebih lanjut tentang seseorang yang memiliki perilaku seperti ini, sebaiknya:
* Observasi: Perhatikan pola perilaku mereka dalam berbagai situasi.
* Konsultasi: Bicarakan dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan perspektif yang lebih objektif.
Penting untuk menjaga jarak yang aman jika kamu merasa terancam oleh seseorang dengan perilaku seperti ini.
Mengenal Pribadi
Individu yang merasa diri paling benar dan suka membuat onar
Mengapa Seseorang Merasa Diri Paling Benar?
* Kepercayaan Diri yang Berlebihan: Terkadang, kepercayaan diri yang tinggi bisa memunculkan perasaan bahwa pendapat kita selalu benar.
* Kurangnya Empati: Orang yang kurang mampu memahami perasaan orang lain cenderung menganggap pandangan mereka lebih penting.
* Pengalaman Pribadi yang Membentuk: Pengalaman hidup yang unik dapat membuat seseorang merasa bahwa pandangan mereka adalah satu-satunya yang valid.
* Mekanisme Pertahanan Diri: Merasa paling benar bisa menjadi cara untuk melindungi diri dari kritik atau ketidakpastian.
Kenapa Mereka Suka Membuat Onar?
* Perhatian: Menarik perhatian, baik positif maupun negatif, bisa menjadi motivasi utama.
* Pemberontakan: Mungkin sebagai bentuk perlawanan terhadap otoritas atau norma yang dianggap membatasi.
* Kebosanan: Menciptakan kekacauan bisa menjadi cara untuk menghilangkan rasa bosan.
* Kurangnya Kontrol: Beberapa orang mungkin merasa kehilangan kendali dalam aspek lain dari hidup mereka, sehingga mencari cara untuk mengendalikan situasi.
Dampak Negatif Perilaku Ini
* Kerusakan Hubungan: Orang-orang di sekitar akan merasa tidak dihargai dan diabaikan.
* Konflik: Perilaku ini seringkali memicu pertengkaran dan perselisihan.
* Kesepian: Meskipun mencari perhatian, orang seperti ini seringkali merasa kesepian karena sulit membangun hubungan yang sehat.
Apa yang Bisa Dilakukan?
* Refleksi Diri: Mencoba memahami akar penyebab dari perilaku ini.
* Empati: Belajar untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain.
* Komunikasi: Berlatih berkomunikasi dengan lebih efektif dan terbuka.
* Bantuan Profesional: Jika kesulitan mengatasi masalah ini sendiri, terapis dapat membantu.
Penting untuk diingat: Setiap individu adalah unik, dan tidak semua orang yang merasa diri paling benar atau suka membuat onar
Memiliki motivasi yang sama. Jika kamu mengenal seseorang seperti ini, cobalah untuk berkomunikasi dengan empati dan menghindari konfrontasi yang tidak perlu.
Bagaimana Kita Bersikap?
Menghadapi orang yang suka merasa paling benar dan suka bikin onar memang bisa jadi cukup melelahkan.
Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
* Tetap tenang: Reaksi berlebihan hanya akan memperburuk situasi. Cobalah untuk menarik napas dalam dan mengendalikan emosi.
* Dengarkan dengan empati: Berikan kesempatan mereka untuk menyampaikan pendapatnya. Dengan begitu, mereka merasa didengar dan dihargai.
* Hindari perdebatan: Terkadang, perdebatan tidak akan menghasilkan solusi.
Carilah titik temu atau akhiri pembicaraan jika situasinya semakin memanas.
* Jaga jarak: Jika situasi terus berulang, mungkin perlu untuk membatasi interaksi dengan orang tersebut.
* Fokus pada solusi: Alih-alih berfokus pada kesalahan orang lain, coba cari solusi bersama untuk masalah yang ada.
* Gunakan humor (jika memungkinkan): Humor bisa meredakan ketegangan dan membuat suasana menjadi lebih santai.
Penting: Ingat, kamu tidak bisa mengubah orang lain. Fokuslah pada bagaimana kamu merespons situasi dan menjaga kesejahteraanmu sendiri.
Tips tambahan:
* Kenali pola perilaku mereka: Dengan memahami pola perilaku mereka, kamu bisa lebih siap menghadapi situasi serupa di masa depan.
* Tetapkan batasan: Jangan takut untuk menetapkan batasan dalam hubungan dengan orang tersebut.
* Cari dukungan: Bicarakan perasaanmu dengan orang yang kamu percaya, seperti teman atau keluarga.