Penulis :
1. Balqis Khoiroiroh Mawaddah (06010923005)
2. Fahdillah Ramadhani Hayoto (06040923064)
3. Riska Ananda Putri (06020923050)
4. Vadia Aprilia Melin (06040923097)
5. Siti Khoiron Nisa(06020923052)
6. Natasya Nur Fanita P. (06030923100)
Teori belajar behaviorisme memberikan jawaban yang mendalam. Teori ini berpendapat bahwa pembelajaran adalah hasil interaksi kitainteraksi kita dengan lingkungan hidup. Secara umum, kita belajar melalui pengalaman dan observasi.
Teori pembelajaran behavioristik berfokus pada tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain, jika kita sering diberi hadiah setelah melakukan sesuatu niscaya kita akan mampu mengatasi kesulitan tersebut.
Menurut teori ini, tindakan kita dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan) di lingkungan kita dan tanggapan kita terhadap rangsangan tersebut.
Salah satu tokoh penting dalam teori behaviorisme adalah Edward Thorndike. Thorndike memperkenalkan konsep “coba-coba”, yang terkadang dikenal sebagai “trial and eror”. Ia berpendapat bahwa kita belajar melalui proses bereksperimen dengan banyak metode sampai kita mengidentifikasi metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan kita. Proses menciptakan hubungan antara stimulus dan respon, yang dikenal dikenal sebagai S-R.
Bayangkan seorang Anak yang sedang belajar mengendarai sepeda. Awalnya anak akan sering mudah jatuh dan mengalami kesulitan. Namun setelah terus-menerus mencoba dan berlatih, akhirnya anak tersebut dapat dengan lancar sepeda. Proses pendidikan ini selaras dengan konsep pembelajaran kooperatif yang ditemukan dalam teori behaviorisme.
Teori belajar behaviorisme memiliki implikasi yang signifikan dalam dunia pendidikan. Beberapa prinsip dasar yang diterapkan dalam pembelajaran behaviorisme antara lain:
Penguatan positif : Memberikan siswa hadiah atau pujian setelah mereka melakukan sesuatu yang benar.
Penguatan negatif : Menghilangkan apa pun yang tidak menyenangkan setelah siswa melakukan sesuatu yang baik.
Hukuman : Memberikan konsekuensi negatif atas tindakan yang tidak diinginkan.
Kekurangan dan Kelebihan teori memiliki behaviorisme, keuntungan memberikan contoh pekerjaan yang jelas untuk membantu memahami proses pembelajaran. Namun, teori ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:
Terlalu fokus pada perilaku yang dapat diamati: Teori ini kurang memperhatikan proses kognitif yang terjadi di dalam pikiran seseorang.
Kurang mempertimbangkan faktor internal: Teori ini cenderung mengabaikan peran faktor internal seperti motivasi dan minat dalam proses pembelajaran.
Sekalipun teori ini memiliki kekurangan, prinsip-prinsipnya masih relevan dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks pendidikan.