Gresik-menaramadinah.com-Program PKM yang dipimpin oleh Prof. Dr. Tukiran M.Si. dengan beranggota tim Dr. Yunus, M.Pd dan Woro Setyarsih, S.Pd.M.Si. dibantu beberapa mahasiswa telah berhasil menciptakan sebuah inovasi alat penimbang jamu herbal otomatis yang dirancang untuk membantu UKM dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi produksi jamu herbal.
Alat ini diharapkan mampu memberikan solusi bagi industri jamu yang masih mengandalkan proses manual dalam menimbang produk jamu herbal instan.
Inovasi ini muncul dari pemikiran dosen dan mahasiswa hasil wawancara dan diskusi dengan UKM (UD Dipa Kuncara, Gresik) yang bertujuan untuk memodernisasi industri tradisional dengan teknologi berbasis otomasi.
“Kami ingin mendukung UKM, terutama produsen jamu herbal instan agar dapat memproduksi lebih cepat sekaligus meningkatkan kualitas produk jamu herbal. Salah satu masalah yang dihadapi Bapak Yohanes selaku produsen jamu herbal UD. Dipa Kuncara adalah akurasi atau ketepatan dalam menimbang produk jamu herbal instan. Jika menggunakan alat timbang dengan cara manual, sangat memakan waktu dalam keseluruhan produksi jamu herbal instan, disamping kurang hiegines” ujar Tukiran.
Proses perancangan dan pengembangan alat penimbang otomatis ini melibatkan tim mahasiswa UNESA dibawah bimbingan Dr. Yunus yang memiliki minat dalam aplikasi teknologi mesin di bidang produksi jamu herbal.
Alat ini menggunakan teknologi sensor presisi tinggi yang terhubung dengan sistem otomatis untuk mengukur berat bahan jamu herbal instan dengan sangat akurat hingga toleransi berat sebesar 0,05 gram.
Lebih lanjut, Tukiran menjelaskan, “Alat ini tidak hanya menimbang secara otomatis, tapi juga dapat memprogram takaran khusus sesuai dengan resep jamu herbal instan yang diinginkan oleh produsen. Dengan begitu, konsistensi dari produk jamu herbal ini bisa lebih terjaga.”
Alat ini dilengkapi dengan panel tombol yang mudah digunakan, sehingga produsen jamu herbal instan dapat memilih jenis jamu herbal instan dan mengatur takaran produksi sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, alat ini akan secara otomatis menimbang setiap produk jamu herbal instan dengan tepat dan akurat. Proses ini tidak hanya mempercepat produksi, tetapi juga mengurangi kesalahan manusia dalam penimbangan bahan. Dengan adanya alat ini, diharapkan UKM yang memproduksi jamu herbal instan dapat meningkatkan kapasitas produksi tanpa harus khawatir dengan masalah akurasi.
“Dengan alat ini, saya bisa produksi jamu herbal lebih banyak dan lebih cepat. Biasanya, saya harus menimbang setiap produk secara manual, yang bisa memakan waktu lama. Sebanyak 12 kg jamu herbal instan untuk bisa dikemas menjadi 60 wadah @200 g membutuhkan waktu 40-50 menit. Sekarang, hanya perlu memasukkan bahan ke alat (setelah disetting) dan tinggal menunggu hasilnya, dimana 12 kg untuk bisa menjadi 60 kemasan @200 g hanya waktu 20 menit bahkan kurang” ungkap Bapak Yohanes.
Disisi lain, program ini juga mendapat dukungan dari pihak Universitas, terutama dalam memfasilitasi distribusi alat ini ke berbagai UKM di wilayah Jawa Timur. Selain itu, tim masih berencana untuk memperbarui teknologi alat ini agar bisa digunakan di berbagai industri herbal lainnya, termasuk obat tradisional.
“Kami ingin terus mengembangkan alat ini agar lebih fleksibel dan bisa digunakan dalam skala produksi yang lebih besar. Program ini merupakan langkah awal untuk memodernisasi industri herbal lokal dan membawa produk-produk jamu indonesia ke tingkat internasional,” ungkap Tukiran.
Dengan inovasi seperti ini, UNESA semakin menunjukkan komitmennya dalam mendukung perkembangan industri lokal melalui kolaborasi riset dan teknologi, sekaligus memberdayakan mahasiswa untuk memberikan solusi nyata bagi masyarakat.
Husnu Mufid