HAKIKAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME, BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

RAHAYU,

Kepercayaan Terhadap Tuhan YME mempunyai implikasi bagi tingkah laku manusia, dalam artian bahwa Kepercayaan terhadap Tuhan YME mendidik kepada mereka yang menghayatinya untuk menjadi lebih peka terhadap nilai-nilai. Pembenaran terhadap pernyataan ini menjadi jelas jika kita melihat kepada Organisasi penghayat kepercayaan, disana kita jumpai adanya ajaran-ajaran yang membina pribadi-pribadi dalam menjalin hubungan dengan Tuhan YME, dengan diri sendiri, dengan sesamanya dan dengan alam. Ajaran itu berupa sifat-sifat keutamaan yang harus dimiliki dan kemudian diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Segala sesuatu yang ada dan tiada didunia ini adalah ciptaan Tuhan YME, termasuk manusia. Oleh karena itu Ia hendaknya selalu Eling-Percaya-Mituhu kepada-Nya. Eling-percaya-mituhu kepada Tuhan YME itu pulalah yang seharusnya mendasari kehidupan manusia, termasuk pengolahan daya-daya yang dianugrahkan oleh Tuhan YME kepadanya, yaitu daya baik dan daya tidak baik, pengolahan cipta rasa karsa dan lain sebagainya.

Manusia sebagai mahluk pribadi hendaknya mampu menampilkan dirinya secara baik di tengah masyarakat. Dalam hal ini Kepercayaan terhadap Tuhan YME mengajarkan sifat-sifat keutamaan yang hendaknya dimiliki oleh seorang pribadi dan diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari.
Sifat-sifat keutamaan itu antara lain RELA, NARIMA, JUJUR, SABAR, PRAYOGA, PRANATA, PRASAJA, PRAYITNA, PRASETYA, TANGGUNG JAWAB, DISIPLIN dan lain-lain. Disamping itu dalam Kepercayaan Terhadap Tuhan YME terdapat pula larangan-larangan yang seharusnya dipatuhi oleh mereka yang menghayatinya. Dengan memiliki sifat-sifat keutamaan serta kesediaan untuk mengamalkannya, ditambah dengan kepatuhan mengikuti larangan-larangan, seorang Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME siap terjun kedalam Masyarakat.

Manusia sebagai mahluk sosial diharapkan dapat bergaul secara baik dengan masyarakat. Dalam hal inipun Kepercayaan terhadap Tuhan YME mengajarkan kewajiban-kewajiban bagi mereka yang menghayatinya. Kewajiban-kewajiban itu antara lain berkenaan dengan hubungan Keluarga, hubungan dengan sesama, hubungan dengan negara dan bangsa serta hubungan dengan alam. Disamping itu, agar manusia selalu dapat meningkatkan kewajiban-kewajiban sosial kemasyarakatan ini, dia diharapkan untuk selalu MULAT SARIRA HANGRASA WANI, menanyakan kembali apakah tindakan-tindakannya secara moral dapat dipertanggung jawabkan.

#MIMBAR_PENYULUHAN_KEPERCAYAAN.

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com