RUKIN PENJUAL ES DEGAN PINGGIR JALAN ITU SUKSESKAN DUA ANAKNYA LULUS S1 CUM LAUDE DARI PTN TERNAMA INDONESIA

Banyuwangi, 1 Oktober 2024.
Patut diapresiasi pasang keluarga Rukin (57) Siti Aminatun (52) atas prestasinya sebagai orangtua yang berhasil mengawal dua anaknya lulus pendidikan S1 di IPB dan ITS dengan pujian cum laude.

Tidaklah orang mengira keluarga sederhana yang hanya mengandalkan hasil jualan es degan itu sanggup membiayai kedua anaknya sampai tamat sarjana. “…saya hanya modal keyakinan saja Pak, bahwa menuntut ilmu itu perintah Tuhan maka pastilah Tuhan sendiri yang akan memberikan solusi terbaiknya.

Dan bersukur kedua anak saya itu diganjar memiliki kecerdasan yang mumpuni sehingga keduanya mendapatkan beasiswa dari pemerintah. Karena beasiswa itu setidaknya telah meringankan kami dan memberikan motivasi kami untuk bekerja keras. Dan ternyata bisa.

Kami makan ya tidak sulit, kebutuhan pokok keluarga lancar. Dan bersukur juga selama anak-anak saya sekolah hampir tidak gangguan atau masalah sehingga tidak ada biaya darurat yang memberatkan. Alhamdulillah, ungkap warga Jenisari, Resomulyo, Gentengwetan itu.

Diketahui bahwa modal becak, gerobak untuk mendukung operasional kesehariannya Rukin tergolong sosok pekerja keras. Bermodal tenaga dan doa keluarga Rukin mengawal pendidikan anak-anaknya dengan tekun dan sabar. Anak pertamanya lahir tahun 1994, Khilma Sufiana lulus 2017 dari IPB Bogor, Fakultas Kehutanan.

Setelah lulus S1 kemudian Khilma magang kerja di KemenLHK RI sampai dia diangkat sebagai PNS yang sekarang berdinas di Provinsi Kaltim.

Anak kedua Muhammad Khoirul Maza yang lahir 2002 sukses meraih gelar S.Si., dari Fakultas MIPA jurusan Kimia Murni Institute Sepuluh November Surabaya (ITS) tahun 2024 lalu. Terserah, dia mau berinisiatif kerja apa. Yang penting pekerjaan tidak nabrak aturan negara dan aturan agama, saya mendukung dan mendoakan saja, harap optimis bakul es degan yang sudah kawak itu.

Kedua anaknya itu oleh Rukin dibiasakan hidup sederhana, teratur dan fokus belajar. Biarlah orang tua yang ‘banting tulang’. Mereka di awali dari pendidikan TK dan MI Nurul Huda Jenisari. Sekolah swasta yayasan lokal dari keluarga Ponpes Robithotul Islam pimpinan K.H. Abdillah Mukhtar. Kemudian lanjut pendidikan ke SMP 1 Genteng, terus ke SMA 1 Genteng.

Sejak anak-anak dibiasakan mengikuti pendidikan keagamaan, ngaji tradisonal bersama kawan-kawan sebaya sekampungnya. Kalau liburan sekolah, anak-anak saya libatkan membantu semampunya pekerjaan di rumah. Kadang-kadang juga ikut melayani jual es.

“Hidup tidak boleh gengsi, menerima apa adanya, mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan, Allah Swt tanpa mengeluh”, ungkap Aminatun istri Rukin yang selalu setia mengawal suaminya beradu nasib berjualan es degan di atas sebidang tanah ‘magersari’ luasan 9 m² sebelah gedung olahraga futsal G-Blam jalan raya Jenisari itu. Bagi kami, ujar Ami (panggilan Aminatun) perempuan asal dusun Ngampel Gambiran (yang masih dalam urutan keluarga besar Gus Pandi) bahwa “pendidikan anak itu prioritas utama, nomor 1. Sederhananya anak itu amanah Allah Swt. Tanggung jawab orang tua dunia-akhirat. Tidak boleh gagal itu adalah mendidik dan mengawal pendidikan anak sampai dewasa, sampai mereka sanggup menentukan jalan hidupnya sendiri”, ujar Ami.

Mbah Guru Rifai, di antara tokoh masyarakat yang bertetangga dengan keluarga Rukin membenarkan bahwa kelurga Rukin itu diamati sebagai keluarga yang fokus terhadap masa depan anak-anaknya. “Rukin itu sosok orang yang kuat kepribadian. Teguh dan prinsip dalam mengawal keluarganya. Dari sisi ekonomi sangat sederhana. Masa mudanya menarik becak, istrinya berjualan es. Tidak memiliki harta warisan kecuali sebidang tanah rumahnya itu, di tepi kali kanal itu”, ungkap Mbah Guru.

Kelebihan kekuarga Rukin itu membuang jauh-jauh rasa gengsi dan menghindari hal-hal yang tidak mendukung terhadap masa depan keluarganya. “Biasanya di sela-sela waktu longgar di pengajian rutin Yasin Tahlil lingkungan RT, Rukin sempat diskusi, konsultasi tentang progres pendidikan anak-anaknya. “Dia itu orangnya open mind, suka menerima masukan dan saran. Mungkin dia memandang saya orang yang paham pendidikan karena posisi saya sebagai guru, kepala sekolah. Dan mungkin juga dia melihat keluarga saya dan bagaimana saya mengawal anak-anak”, jelas Mbah guru Rifai yang tiga putranya juga lulus S1.

Selanjutnya Mbah Guru Rifai memuji Rukin sebagai keluarga yang beruntung. Kedua anak itu penurut, taat dan tidak terpancing ikut-ikutan lingkungan sosial sebayanya yang negatif. Dengan keterbatasannya mampu mengawal kedua anaknya itu hingga lulus S1 dari PTN ternama sebuah prestasi yang patut diacungi jempol, jempol empat”, puji Mbah Guru pensiunan Kasek SMA Negeri itu.

Selamat Pak Rukin, selamat menikmati hari tuamu sambil ‘nyawang’ perkembangan anak-cucumu. Tetaplah menjadi keluarga Rukin, yang semangat mengais rezeki halal barokah di pinggir jalan raya berjualan es degan, rujak manis.
MR Jurnalis Menaramadinah.com.