SMPN 1 Glenmore Pelopor Sekolah Bebas Sampah

Banyuwangi, Menaramadinah.com
Sampah plastik menjadi problem nasional bahkan internasional. Di negara maju, semacam negara-negara di Eropa, sudah tidak ada lagi bungkus, kemasan atau alat-alat habis pakai yang terbuat dari bahan plastik, styrofoam dan sejenisnya. Mengapa? Karena sampah plastik dan sejenisnya susah diurai menyatu dengan tanah. Butuh waktu hingga 40 tahun, sampah plastik benar-benar hancur. Buah teknologi ini akhirnya menyulit manusia sendiri.

LAUCHING SEKOLAH ZERO SAMPAH PLASTIK ditandai dengan melepas burung dara dan minum air kendi oleh pejabat Forpimka, tokoh masyarakat dan pengurus komite sekolah.

Di negara kita tercinta ini, setiap tahunnya sampah plastik tidak kurang 64 juta ton pertahun. Dari jumlah itu, 40 persennya dibuang ke sungai dan laut. Sungguh ini sebuah ancaman serius. Negara kita penyumbang terbesar kedua sampah plastik setelah China. Itu sebabnya pemerintah memandang negara kita sebuah darurat sampah plastik.
Di Jawa Timur timbunan sampah hampir 17 ribu ton perhari. Dari total itu, sekira 13 persen adalah sampah plastik. Sungguh sebuah keprihatinan bersama betapa ancaman sampah plastik akan bisa membuat anak cucu kita kerepotan karenanya. Terkait dengan itu Pemerintah Banyuwangi menyatakan perang melawan sampah plastik. Kampanye antisampah plastik pun dikumandangkan di mana para penggede Kab. Banyuwangi berpidato selalu mengingatkan agar kembali ke natural, tidak menggunakan plastik sebagai bungkus barang bawaan, juga makanan dan minuman.
Kepala SMP 1 Glenmore, satu di antara instansi pemerintah yang responsif terhadap misi pemerintah kabupaten dalam memerangi sampah plastik. Sejak sekolah yang dipimpin Bunda Wahyu (julukan kasek Dra. Hj. Wahyu Handayani, M.Si.) ditetapkan sebagai sekolah adiwiyata sudah berupaya untuk tidak membiasakan membawa barang kemasan, makanan dan minuman dari bahan plastik. Barang jajanan siswanya di kantin ataupun di toko koperasi sekolah tidak menyediakan yang berbungkus kemasan plastik. “Mari kita kembali ke zaman sebelum mengenal plastik”, ujar kepala sekolah enerjik ini menyeru kepada seluruh warga sekolah. “Insha Allah kita akan lebih keren dan sehat tanpa plastik”, tegasnya.
Bersinerji dengan masyarakat lingkungan sekolah, aparat pemerintah dan tokoh masyarakat, kampanye antiplastik digelar tadi pagi di halaman sekolah. Para siswa dan warga sekolah sudah sepakat untuk menjadikan SMP 1 Glenmore sebagai pelopor antisampah plastik. Keyakinan kepala sekolah alumni FKIP Unej ini, minimal sampah plastik berkurang dan diharapkan berangsur-angsur sama sekali bebas sampah plastik. Pengalaman saat berkunjung ke Singapura, Kuala Lumpur dan Bangkok, Ibu seorang pengacara kondang Gembong Aji Rifai Ahmad, S.H. ini, melihat sendiri bahwa memang benar adanya perilaku masyarakat di kota itu disiplin dan taat terhadap imbauan pemerintahnya. “Berharap dengan membangun budaya sadar bahaya sampah plastik sebagai bagian penting dari penguatan pendidikan karakter yang sudah berjalan baik”, Bunda Wahyu mengakhiri pembicaraan. Mochammad Rifai, Constributor dan Jurnalis Menaramadinah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *