JANGAN SEMBARANGAN MENGUNAKAN NAMA YESUS UNTUK MEMPERKAYA DIRI.!!

Catatan Evangelist Paulus.

Dalam sejarah kekristenan, mengeksploitasi nama Yesus demi keuntungan finansial bukanlah hal yang asing. Bahkan di negara dengan penduduk mayoritas Kristen, nama Yesus dipakai untuk merebut kekuasaan.
Permainan kekuasaan, politik, dan uang atas nama agama sudah setua sejarah umat manusia sendiri. Umat Kristen di Indonesia juga tidak kebal dari praktik semacam ini. Apalagi karena agama dan simbol-simbolnya sangat kuat memengaruhi sendi-sendi kehidupan di Indonesia.
Lebih jauh, platform media sosial yang dilengkapi dengan AI (Artificial Intelligence) menghasilkan tantangan tersendiri. Dengan mendeteksi pola konsumsi berita dari penggunanya, platform medsos sanggup melempar berita-berita yang dikenali dan disukai pemakainya, sehingga terjadi polarisasi dan adu opini di tengah masyarakat. Isu-isu atas nama agama dapat terpolarisasi secara efektif dengan cara itu. Dengan cara demikian pula, setan zaman modern merusak individu, bahkan menghancurkan negara
menghayati nama Yesus dengan sungguh seperti yang dilakukan Paulus menjadi sangat penting dalam zaman kita juga.
Apakah kita hanya menganggap nama Yesus sebagai alat untuk meraup keuntungan pribadi? Hati-hatilah bermain dengan kuasa Allah yang sanggup menekuk setan sekalipun untuk memberikan kesaksian bagi-Nya!
Jangan mengatasnamakan Nama Yesus buat sembarangan..!!
Bermain dengan kuasa-kuasa memang berbahaya. Apalagi jika yang dimainkan adalah kekuasaan sejati dan nyata, bahkan Iblis pun bersaksi, “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapa kamu?” Anak-anak Skewa
kisah tentang anak-anak Skewa yang dipermalukan karena menyalahgunakan nama Yesus. Ironis, justru roh jahat yang menegur anak-anak Skewa. Roh jahat pula yang membuat anak-anak Skewa lari dengan telanjang dan terluka.
Banyak orang lebih memercayai takhayul, ilmu gaib, dan sihir daripada kuasa Allah. Kiranya, kisah anak-anak Skewa membuka mata kita dan menyadarkan kita agar menjauhkan diri dari praktik-praktik jahat dan keji, yang justru membuat kita semakin menjauh dari Sang Sumber Kehidupan.