PHRI Keluhkan Kelambanan Bisnis Industri Pariwisata di Sidoarjo

menaramadinah.com, Sidoarjo – Geliat bisnis industri pariwisata khususnya di bidang perhotelan di Sidoarjo, Jawa Timur, hingga di tahun 2024 ini masih mengalami kelambanan. Hal ini disampakan oleh Achmadi Subekti, Ketua PHRI (Persatuan Hotel dn Restoran Indonesia) Sidoarjo, terkait capaian sumbangsih PHRI Sidoarjo untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah) Pemkab Sidoarjo tidak mencapai target yang diharapkannya, di acara Corporate and Media Gathering Cordela Inn Hotel di Sidoarjo, Rabu (25/9).

Dikatakannya, memang capaian target PAD Sidoarjo untuk perhotelan di tahun 2024 ini telah terlampaui mencapai Rp.110 miliar, namun semestinya akan dapat mencapai target PAD lebih maksimal lagi sebesar Rp.200 miliar.

“Target PAD di tahun ini sih sudah tercapai. Tapi menurut saya sebagai pengusaha hotel, harusnya bisa lebih maksimal lagi hingga mencapai Rp .200 miliar. Tapi kita para pengusaha hotel ini harus digandeng juga, memikirkannya bersama. Jangan kita (PHRI) dieksploitasi dijadikan obyek semata, tapi kita juga dilibatkan sebagai subyeknya,” tandas Achmadi kepada menaramadinah.com di sela-sela acara tersebut.

Padahal, lanjut Achmadi, okupansi perhotelan di Sidoarjo masih survive dan makin tinggi kebutuhannya di bidang industri pariwisata. “Kita nge-ceknya gampang kok, di aplikasi harga hotel – hotel kita masih tinggi. Justru yang menghawatitkan malah bisnis restoran yang angkanya terus merosot,” ungkapnya.

“Kalau kita melihat covering DPR saja, 90% restoran atau rumah makan di Sidoarjo mati, dan itu bukan angka kecil loh,” tambahnya.

PHRI mengaku berkali – kali sudah mengusulkan kepada Pemda Sidoarjo untuk menerapkan zonasi pertumbuhan dan pengembangan bisnis hotel di Sidoarjo.

Dengan harapan terjadi pemerataan pembangunan hotel yang tidak berpusat di kawasan Sidoarjo kota kabupaten dan kawasan Aloha Sedati yang dekat dengan bandara Juanda.

“Yang saya harapkan dari pemerintah daerah itu satu, mereka mau mendengarkan kita. Apa – apa yang kita butuhkan itu buksn semata karena bisnis kita, tapi juga kebutuhan pemda sendiri yang terkait dengan kebutuhan PAD. Kalau kita tidak dilindungi secara masif aturan zonasi, kalau terjadi kebangkrutan atau berpindahnya ke usaha – usaha lainnya, yang rugi juga pemda akan terjadi kemerosotan PAD dari hotel dan restoran,” pungkas kekhawatiran Achmadi.

Optimisme perkembangan hotel di Sidoarjo mengalami peningkatan okupansi, dialami sejumlah hotel yang salah satunya Cordela Inn Sidoarjo.

Kata Hendra Adi Wiguna, Manajer Hotel Cordela Inn Sidoarjo, sejak berdiri dan beroperasi di tahun 2020 disambut bersamaan dengan Pandemi COVID-19, hotel ini berusaha masih bisa survive. Hingga perkembangan di tahun – tahun berikutnya hotel ini mengalami peningkatan okupansi jumlah tamunya.

“Dari kita start opening di Pandemi grafik tamu pengunjung sekitar 30% hingga 2023 mengalami peningkatan okupansi sampai 60%,” ujar Hendra.

“Memang di tahun 2024 ini mengalami agak sedikit penurunan salah satunya bersamaan dengan tahun politik kemudian isu inflasi, kemudian prasarana dari pemerintah Sidoarjo yang peningkatannya belum signifikan. Tapi kita masih sangat optimis di tahun 2025 nanti kami berupaya mencapai target peningkatan okupansi yang lebih bagus lagi dari tahun lalu dan tahun ini,” imbuhnya.

Diakuinya, tantangan kedepan perhotelan di Sidoarjo tidaklah mudah, ada situasi inflasi deflasi kemudian kesempatan bersaing dengan kompetitor lain. “Tetapi dari kami hotel Cordela Inn ini kami pastikan dan maksimalkan semua servis atau pelayanan dari kita selalu terkontrol dan terjaga dengan baik. Harapan kami customer puas dan jadi nilai tambah brand hotel kami,” terang Hendra.

Untuk meraih capaian targetnya, Cordela Inn Sidoarjo juga komunikasi dengan korporasi, dengan goverment, dengan mitra – mitra kerja diantaranya dengan media (media pers) juga salah satu langkah yang diperlukan untuk bisa tetap eksistensi di dunia bisnis ini.

Disamping itu, chain bisnis Cordela Inn yaitu dengan omega hotel manajemen hotelnya satu grup dengan alfa line, head office Cordela Inn pusat sudah ada kerja sama dengan lembaga lan atau instansi lain di luar – luar negeri, yaitu di australia, china, dan ke depan akan menggandeng organisasi pariwisata dan perhotelan di negara Eropa.

Untuk sektor lokal Cordela Inn Sidoarjo mengoptimalkan dari keperluan costomer seperti apa? Kemudian oportiniti dan peluang – peluang bisnis pariwisata di sidoarjo, dengan dilengkapi fasilitas MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) yang merupakan sektor pariwisata yang mencakup berbagai acara dan kegiatan bisnis yang melibatkan banyak orang di Cordela Inn Sidoarjo.

Diantaanya digunakan untuk kegiatan atau event sosial, wedding, acara meeting pemerintahan Sidoarjo dan lainnya.

Termasuk dengan adanya pengembangan pembangunan GOR Sidoarjo sebagai jujukan untuk keperluan olah raga masih jadi destinasi utama, yang makin membangkitkan gairah investasi perhotelan.

“Kita harapkan dengan pembanguan GOR ini semuanya dapat cepat selesai, yang dapat kita tangkap menjadi peluang – peluang bisnis kami ini,” pungkas Hendra. **** IDN