Pembukaan Rutinan Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri

Kediri-Menaramadinah.com Minggu, 22 September 2024 Kegiatan rutinan diba’ PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Kepung bertempat di Masjid Jami’ Kecamatan Kepung atau Besar Al-Hidayah yang berada di Dsn Karangdinoyo Ds Kepung Kec Kepung Kab Kediri.

Kegiatan rutinan ini dihadiri seluruh ranting se-kecamatan Kepung hadir sekitar 200-an orang.

Kegiatan ini dibuka oleh Pengurus MWC NU Kepung yang mendapat tugas untuk membuka adalah Nur Habib, dari jajaran Tanfidziah sebagai wakil sekretaris.

Dalam sambutan pembukaan nya dijelaskan bahwa kegiatan rutinan diba’an ini sebagai salah satu bentuk ekspresi Kecintaan kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW,

“Mencintai Kanjeng Nabi Muhammad SAW berarti juga mencintai bahasa dan Bangsa Arab, oleh sebab beliau Kanjeng Nabi Muhammad SAW berbahasa dan berbangsa Arab dan juga Al-Qur’an juga berbahasa Arab”: jelas Nur Habib, pengurus MWC NU Kepung yang diakui dekat dengan anak-anak muda Nu Kecamatan Kepung.

Selain itu juga dijelaskan bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang hidup semua nya, artinya masih ada pengguna nya, tulisan nya masih terus dipelajari, contoh nya tata bahasa Arab masih sangat dipelajari dengan sungguh-sungguh di pondok pesantren salafiyah dalam lingkup NU. “Kecintaan kita kepada bahasa dan budaya ‘Jawa’ jangan sampai mengalahkan kecintaan kita kepada bahasa dan Bangsa Arab, karena itu Kanjeng Nabi Muhammad SAW berbahasa dan berbangsa Arab, Al-Qur’an juga menggunakan bahasa Arab”: ajak Nur Habib.

Sementara itu Rekan Muhammad Bahrul Ulum, ketua PAC IPNU, menjelaskan bahwa kegiatan rutinan diba’an ini akan dilakukan secara bergiliran dari ranting ke ranting IPNU-IPPNU se-kecamatan Kepung, “Setelah usai acara hari ini akan di ‘kopyok’ diundi tempatnya jatuh di ranting mana saja”: jelasnya.

Menurut panitia dari hasil undian kegiatan rutinan akan bertempat di Ranting IPNU-IPPNU Desa Keling, pada bulan Oktober 2024 tempat dan tanggal nya menyusul.
Semoga kegiatan yang mengandung seni sastra, (ada syair senandung sholawat yang indah) yang sekarang dipadukan dengan musik rebana dan tidak kalah penting nya ada sejarah yang dibacakan sehingga bisa jelas sejarah silsilah Kanjeng Nabi Muhammad SAW itu seperti apa?

Dan kegiatan ini mungkin ada yang perlu diperdalam bahwasanya risalah sejarah itu masih dibaca tetapi belum tentu bisa mengerti artinya. Mungkin kedepannya perlu juga diberikan waktu untuk memberikan artinya sehingga tidak seperti membaca ‘mantra’ saja.
Nur Habib, mengabarkan.