Oleh : Sujaya, S.Pd. Gr.
A. Mengenali Pengidap NPD
Narcissistic Personality Disorder atau NPD merupakan gangguan kepribadian dan termasuk salah satu gangguan mental yang membuat pengidapnya merasa sangat penting dan harus dikagumi.
Mereka juga hampir selalu merasa lebih baik ketimbang orang lain. Mayoritas pengidapnya selalu membanggakan pencapaiannya, padahal itu adalah hal yang biasa saja.
Pengidap narsistik juga biasanya memiliki tingkat empati yang rendah kepada orang lain. Sebab, mereka menganggap punya kepentingan yang lebih tinggi dari orang lain.
Namun, perasaan mereka cenderung mudah tersinggung dan bisa dengan mudah merasakan depresi saat mendapat kritikan.Personality Disorder adalah suatu kelainan dimana seseorang memiliki rasa percaya diri yang berlebihan atau mencintai diri sendiri demi kepentingan pribadi, keinginan untuk dikagumi menimbulkan keserakahan, cenderung selalu ingin dipuji secara berlebihan yang menyebabkan adanya kelainan yang tidak sehat, yang membuat seseorang menderita kelainan patologis yang disebut gangguan kepribadian narsistik (NPD).
Fenomena dan Kecenderungan narsistik seperti ini bisa kita temukan di mana-mana, termasuk dalam lingkungan sekolah khususnya seorang guru yang semestinya hal itu tidak boleh ada dalam lingkungan pendidikan. Kebanyakan orang mengira istilah “narsistik” mengacu pada seseorang yang aktif di media sosial dan senang berfoto selfie. Kebanyakan dari mereka hanya mengenal istilah “narsistik” namun belum memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai pengertian istilah tersebut.
NPD merupakan perilaku dan sifat yang ditunjukkan secara berlebihan dalam melihat kelebihan atau keunggulan pada diri mereka. Berakibat menumbuhkan ilusi berlebihan pada dirinya. Orang mengalami NPD selalu berharap mendapat banyak perhatian dan pujaan pada dirinya, cenderung lebih suka menampilkan kelebihan yang dimiliki secara berlebihan, dan percaya bahwa sikap dan tindakannya cuma bisa dipahami beberapa orang tertentu. Akibatnya adalah kurangnya empati terhadap orang lain, kesombongan dan cemburuan atau rasa iri kepada orang yang lebih dari mereka, ingin mendapatkan perlakuan khusus oleh orang lain, keinginan terus-menerus untuk mendapat perhatian dan pujian, ketakutan akan kegagalan, dan anti kritik. Ketika terdapat seseorang yang dirasa dapat menyainginya, dia menjadi merasa panas dan berusaha menyingkirkannya (Sari,2021).
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan NPD. Menurut(Kohut, 1971) bahwa NPD diakibatkan oleh ketidakmampuan seorang anak untuk meniru empati orang tuanya, terutama ketika masa perkembangan awal anak tersebut tidak mampu merespons kebutuhan empatinya sendiri dan berpacu pada tahap perkembangan berikutnya. Berakibat saat mulai dewasa dan belum mendapatkan figur untuk memenuhi kebutuhan empatinya. Jika seseorang dapat melalui tahapan perkembangan normal maka ia akan terhindar dari gangguan kepribadian narsistik
B. Ciri-ciri Pengidap NPD
Kepribadian narsistik masuk dalam kategori gangguan kepribadian (antisosisal dan pembatasan diri).
Pasalnya, umumnya pengidap gangguan kepribadian ini memiliki perilaku yang dramatis dan emosional.
Berikut ini gejala dari gangguan kepribadian narsistik, yaitu:
1.Percaya bahwa dirinya lebih baik dari orang lain
2.Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan, dan daya tarik.
3.Melebih-lebihkan prestasi atau bakat.
4.Mengharapkan pujian konstan dan kekaguman.
5.Percaya bahwa diri sendiri istimewa dan berperilaku sebagai seseorang yang istimewa.
6.Gagal untuk mengenali emosi dan perasaan orang lain.
7.Mengharapkan orang lain untuk menyetujui ide dan rencana yang dibuatnya.
8.Mengambil keuntungan dari orang lain.
9.Mengekspresikan sebuah bentuk penghinaan terhadap orang-orang yang dianggap inferior (rendah).
10.Menjadi iri terhadap orang lain.
11.Percaya bahwa orang lain iri terhadap diri sendiri.
12.Kesulitan menjaga hubungan yang sehat.
13.Menetapkan tujuan yang tidak realistis.
14.Mudah terluka dan mengalami penolakan.
15.Memiliki harga diri yang rapuh.
17.Menampilkan diri sebagai orang yang keras kepala dan tidak emosional.
Namun di balik semua perilaku ini, terletak harga diri yang rapuh. Gejala di atas bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Umumnya, Seseorang dengan kepribadian narsistik memiliki kesulitan untuk menerima kritik. Ia memiliki kecenderungan untuk menyembunyikan rasa malu dan rasa “terhina”.
Setelah itu, ia bisa jadi bereaksi dengan kemarahan, penghinaan, serta berbagai cara untuk meremehkan orang lain, sehingga membuat dirinya terlihat lebih baik.
C. Bisakah Berteman dengan Pengidap NPD ?
Dalam dunia modern umumnya orang narsis sangat tidak disukai dan cenderung dijauhi dalam pergaulan, karena dianggap tidak nyaman, bikin trauma serta sikapnya sangat toksik.
Membahas tentang kepribadian NPD, mungkin teman-teman pernah berteman atau sekedar mengobrol dengan orang NPD.
Rasanya sangat menyebalkan. Menghadapi seorang NPD sangat sangat menantang. Narsistik dapat menguras energi, karena seringkali mereka membuat kita merasa tidak berdaya, lemah, dan kalah karena seseorang dengan narsistik terus membutuhkan kekuasaan dan kendali.
Jika kita merasa dongkol dengan orang tersebut cukup menunjukkan sikap santai dan positif karena jika kita terlihat tidak menyukainya justru orang tersebut akan semakin agresif kepada kita.
Cara untuk menghadapi seorang NPD dan mencoba untuk bisa mengenali sehingga setidaknya bisa berteman dengannya. Kita dapat melakukan hal-hal berikut:
1.Tetapkan batasan yang jelas jika dibutuhkan.
Taktik terbaik untuk menetapkan batasan yang jelas adalah dengan menciptakan lebih banyak ruang dan jarak ketika seseorang berperilaku negative kepada kita dan menunjukkan lebih banyak kedekatan ketika ada perilaku positif yang patut diperhatikan. Individu dengan NPD biasanya tidak dapat menerima kritik dan konfrontasi, maka dari itu hal yang terbaik adalah mengubah rute ke pemikiran dan perilaku yang lebih tepat dengan menciptakan Batasan yang jelas
2.Tempatkan dirimu pada posisi dia.
Sayangnya, salah satu penyebab individu memiliki gangguan kepribadian narsistik adalah pengabaian yang mereka alami saat masa kanak-kanak. Oleh karena itu, salah satu kunci untuk meningkatkan hubunganmu dengan seseorang dengan NPD adalah dengan mencoba berempati dengan diri anak yang trauma. Cobalah membayangkan narsistik pada diri mereka adalah akibat perasaan menyakitkan, rasa malu, dan kesepian saat mereka kecil. Menempatkan diri kamu pada posisi mereka tidak berarti kamu memaafkan atau memaklumi kecenderungan narsistik mereka, tetapi mungkin akan lebih mudah untuk melihat mengapa perilaku tersebut terjadi.
3.Berikan Empati kepadanya
Meskipun tampaknya mustahil, cobalah untuk menggunakan empati saat berhadapan dengan seseorang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik.
Jika mereka mulai menjelek-jelekkan kamu atau memperlakukanmu dengan tidak hormat, tidak apa-apa untuk mengkomunikasikan bahwa akan ada konsekuensi jika perilaku tersebut terus dilakukan.
4.Utamakan diri kamu sendiri.
Semua hubungan melibatkan give-and-take. Namun, pada orang yang memiliki gangguan narsisme biasanya kamu akan selalu menjadi pihak yang memberi. Terkadang, mengetahui cara membantu seseorang dengan NPD berarti mengutamakan diri sendiri. Jika kamu tidak mementingkan diri kamu dulu, pada akhirnya kamu tidak akan punya apa-apa lagi untuk diberikan .Self-care sangat penting jika kamu ingin dapat mengembangkan hubungan yang sehat dengan seseorang yang menderita NPD.
Nah sekarang teman-teman sudah tahu bagaimana cara menghadapi orang dengan kepribadian narsistik, jika mereka tidak memiliki empati terhadap kita, cobalah berempati kepadanya walaupun sulit namun mereka semua memiliki sebab atas tindakan dan perilaku yang mereka perbuat.