Praktik Baik Strategi dan Solusi Penanganan Siswa Belum Bisa Membaca di SMPN 3 Sindang

 

Indramayu. 7/8/2024-Dalam upaya menangani siswa Sekolah Dasar yang belum bisa membaca SMPN 3 Sindang sudah punya banyak praktik baik yang telah diterapkan untuk strategi dan solusi penanganan kasusnya.

Hal itu dikarenakan hampir setiap tahun ajaran baru. Selalu ada lebih dari sepuluh siswa yang diterima sebagai siswa baru belum bisa membaca dengan baik.

Pengalaman tersebut diketahui mulai banyak muncul pada saat pandemi covid 19 hingga kini. Hal itu diungkapkan oleh Bambang Nursadikin, M. Pd. seorang guru yang sering mendapat tugas Ketua Panitia PPDB masuk. Solusi penanganan yang efektif dilakukan saat ini adalah dengan pemberian tambahan bimbingan membaca bagi siswa yang belum bisa membaca dan berkoordinasi dengan orang tua /wali peserta didik untuk bekerja sama memberikan perhatian dan bimbingan membaca.

” Menurut saya mereka mereka rata-rata termasuk kategori ABK atau anak berkebutuhan khusus. Namun menurut saya mereka juga berhak atas pendidikan yang layak. Kewajiban guru untuk memberikan solusi penanganan dengan bijak dan terpadu. Saya mengajak kepada setiap wali kelas untuk memberi bimbingan ekstra di luar jam belajar. ” Ujar Bambang.

Pada tahun ajaran 2024/2025 ini bahkan Panitia PPDB masuk memberikan survey dan penjajakan kemampuan membaca siswa dengan cara memberikan tes kemampuan membaca bagi calon peserta didik. Walaupun semua pendaftar tetap diterima di SMPN 3 Sindang. Namun dari sini Panitia mendapatkan pemetaan jumlah peserta didik dan anak ABS yang membutuhkan bimbingan selama berada di sekolah.

” Dari berbagai informasi yang diperoleh orang tua, sebenarnya hampir semua orang tua mengetahui anaknya kesulitan membaca dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Namun karena rata-rata orang tua/wali peserta didik kebanyakan dari strata ekonomi menengah ke bawah. Jadi kalau bukan karena gurunya yang peduli hampir semua orang tua kurang peduli terhadap masalah anaknya. Walau pun ada juga dari anak guru dan pegawai negeri. Namun umumnya mereka mengaku kewalahan karena anak selalu ketagihan Handphone atau gadget. ” Kata Sujaya, S. Pd. Ketua Panitia PPDB tahun ini.

Adapun Kepala SMPN 3 Sindang saat dikonfirmasi media mengenai fenomena Siswa SMP belum bisa membaca mengatakan bahwa pihaknya selalu memantau dan mencari informasi jumlah siswa tak bisa membaca berdasarkan tes baca saat seleksi baca.

” Kemudian kami juga merapatkan agar siswa tersebut segera mendapatkan penanganan khusus oleh para guru dengan memberikan bimbingan khusus membaca di luar jam belajar dan selama ini cukup efektif dalam membantu masalah kesulitan membaca. Pihaknya juga kepada guru untuk berkomunikasi dengan orang tua/wali siswa agar bisa bekerja sama dalam menangani permasalahan anaknya. ”

” Kita tidak perlu mencari kambing hitam dan saling menyalahkan. Ini semua adalah tugas pendidik. Namun kami berharap bahwa Tripartite orang tua, sekolah/pemerintah dan masyarakat bersama-sama ikut berpartisipasi dan memberikan solusi dalam menghadapi masalah dan fenomena ini. ” Pungkas Tariwan.

Sujaya.