Membangun Sinerginitas SDM PKH Secara Personal Antara Kecamatan Kepung dan Kecamatan Badas.

Kediri-Menaramadinah.com Kamis Wage, 11 Juli 2024 Ketemu sesama kader Lesbumi PC NU Kabupaten Kediri dan sesama SDM PKH yang bertugas di Kecamatan Kepung dan Kecamatan Badas, dengan lokasi yang berdekatan dan hubungan kesejarahan dimasa lalu.

Ini adalah pertemuan yang mengasikkan, ngobrol berbagai hal tentang, sejarah, pendidikan, motivasi untuk masyarakat, dan bagaimana bisa memaksimalkan upaya diri sendiri untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai Pendamping Sosial PKH, obrolan semakin asik karena ditemani secangkir kopi.

Sahabat Kuswari bertempat tinggal di Dsn. Surowono, Ds. Canggu Kec Badas.
Dusun Surowono sendiri masih ada bangunan candi yang bisa di lihat serta ada banyak data berbagai informasi penting, antara lain: relief candi yang masih jelas untuk dibaca.

Candi Sumowono tersebut dibangun pada masa Kerajaan Majapahit, yang waktu itu rajanya Ratu Tribuana Tunggadewi. Pada masa itu pernah terjadi krisis gizi, anak-anak mengalami hambatan dan gangguan pertumbuhan badan, candi Sumowono sebagai salah satu upaya ‘tolak balak’ menolak agar krisis gizi itu segera teratasi, cerita yang ditampilkan ‘Arjuna Wiwaha’.
Arjuna diminta dewa untuk mengalahkan Raja Raksasa yang bernama Prabu Niwatakawaca, yang menginginkan untuk menyunting bidadari yang bernama Bathari Supraba, namun keinginan itu ditolak oleh para dewa, namun kesaktian raja raksasa itu mengalahkan para dewa.

Pada akhirnya dewa mencari bantuan Raden Arjuna, yang sedang bertapa, untuk menemui dan meminta bantuan itu maka ditugaskan lah para bidadari yang cantik-cantik, rombongan bidadari tersebut dipimpin oleh Bathari Supraba, bidadari yang paling cantik, dan dengan berbagai upaya rayuan yang beraneka cara, akhirnya berhasil membangun kan tapanya sang Arjuna. Sehingga bersedia membantu dewa mengalahkan Raja Raksasa Prabu Niwatakawaca. Kekalahan Prabu Niwatakawaca, juga kena muslihat Arjuna yang menjadikan Bathari Supraba, sebagai umpannya: ia supaya berpura-pura mau dipersunting, tetapi dengan syarat mau memberi tahu apa rahasia kematian nya atau ‘pengapesan nya’ sedangkan Arjuna, siaga dengan senjata panah yang sudah siaga penuh,

Niwatakawaca yang terbuai rayuan bidadari pujaan nya tak menyadari intaian maut dari Arjuna, dengan suara yang lirik namun cukup jelas untuk bisa didengarkan oleh Arjuna, bahwa rahasia kematian nya ada di tenggorokan nya. Benda kasar sekecil bulir padi yang masih ada kulit nya dalam nasi bisa menyebabkan kematian nya, secepat kilat anak panah Arjuna melesat masuk ke tenggorokan Niwatakawaca yang mulutnya masih terbuka untuk menyelesaikan katanya kepada Bathari Supraba.

Dengan kematian Niwatakawaca tersebut Arjuna mendapatkan hadiah dari dewa yang istimewa, yaitu mempersunting Bathari Supraba.

Cerita selanjutnya di Kayangan Arjuna berbulan madu dan akhirnya Bathari Supraba melahirkan anak laki-laki, namin karena sang bayi tidak mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) anak laki-laki yang diberi nama Wisanggeni itu tubuh nya kecil tidak normal atau dalam bahas Jawanya ‘kecentet’ atau istilah sekarang STUNTING.

Kondisi rakyat saat itu memang lagi ngetrend bahwa ibu-ibu yang sedang mempunyai anak balita tidak mau menyusui sendiri bayi nya, alasan yang paling umum adalah mereka khawatir bentuk keindahan payudara nya akan hilang akibat proses menetekki bayi.

Tabiat bayi menetek ibunya akan menggigit, mengolor puting payudara, atau bahkan menggandol dan menaiki ibunya dengan tingkah polah yang macam-macam seperti godhel yaitu anak kerbau. Maka fase anak 0 sampai usia 2 tahun disebut ‘Nggodelli’ artinya menyusu ibunya seperti godhel.
Nah lewat cerita tersebut upaya untuk mengatasi krisis tersebut maka diharapkan:
1. Para ibu kembali mau menyusui bayi perempuannya.
2. Dalam relief candi Sumowono ada gambar berbagai beberapa bentuk kendi tempat minum, yang maksudnya tempat minum nya bayi ya, susu ibunya.
3. Untuk mengingatkan secara khusus ibu-ibu yang memiliki balita di setiap rumah harus memiliki ‘kendi susu’ kendi yang model nya ada bagian tempat keluarnya air seperti payudara atau susu’

Nah ini sekelumit cerita dari candi Sumowono, bisa digunakan untuk bahan mejelaskan ibu-ibu KPM PKH tentang ASI eksklusif itu bagian penting dari upaya mengatasi ‘Stunting’.

Ngobrol asik dengan sesama SDM PKH ini (Kuswari dan Nur Habib) baru menemukan beberapa titik kesamaan pandangan dalam usaha bersama lintas kecamatan untuk bersinergi dalam kegiatan FDS, dengan memanfaatkan potensi diri, alam dan lingkungan masing-masing secara kolaboratif.
Memang dalam obrolan itu belum tersusun secara rinci dan terjadwal, namun masih membutuhkan beberapa kali obrolan yang asik, keren nya: ‘ nggopi bareng’. Nah semoga kegiatan diskusi kecil ini masuk bagian dari kordinasi dengan sesama SDM PKH, untuk bersama-sama bergerak untuk: edukasi, motivasi, fasilitasi dan advokasi yang efektif, menarik dan variatif bagi para KPM PKH.
Nur habib, mengabarkan.