1 Muharram dan 1 Syuro di Jawa

Catatan Drs. Husnu Mufid, M.PdI Ketua Takmir Musholla Al Ikhlas Jemurwonosari Gang Lebar Wonocolo Surabaya.

Sebentar lagi kita memasuki 1 Muharram dan 1 Syuro. Orang Jawa dan Umat Islam tahu hal ini. Karena diperingati  dengan berbagai cara.

Ada yang memperingati dengan Jalan Sehat seperti  yang diadakan Pengurus Masjid Sl Akbar Surabaya 6 Juli 2024. Juga ada yang melakukan kegiatan mencuci pusaka keris dan tombak.

Ada juga yang melakukan Tirakat tidak tidur semalam dan laku spiritual di gunung dan di Pantai Parangtritis dan banyak lagi laku lampahan yang  lain dalam menyambut datangnya 1 Muharram dan  1 Syura.

Lantas apa sebenarnya arti  Muharam dalam bahasa Arab. Yaitu arti sebenarnya  ” Yang disucikan” dari kata Haram, artinya suci.

Bagi Umat Islam dan Jawa keberadaan  bulan Muharam adalah Tahun baru Islam bertepatan “Hijrahnya” Nabi Muhammad Saw 622 M dari Mekah ke Madinah, atau menjadi awal tahun Hijriyah ( dasar perhitungan tahun Islam ) yang dipelopori Khalifah Umar bin Khattab.

Peristiwa ini dianggap sebagai titik tolak “kebangkitan Islam” dan “pencerahan  sejarah Islam” di Jawa.  Ketika itu Sultan Fatah Raja Demak Bintoro  menjadikan Penanggalan atau Kalender Islam pertama di gunakan di Jawa th 1478 M juga   dibawah pengawasan Sunan Giri mendirikan pemukiman Bintara.

Kemudian berlanjut  pada masa Sulthan Agung, Senopati ing Alaga Ngabdurrahman (1613-1646 M) Bergelar dari Mekah ” Sulthan Abdullah Muhammad Maulana Matarani al Jawi ” (1641 M).

Beliau nama kecilnya RM Jatmiko juga disebut Pangeran Rangsang kemudian dengan tegas memberlakukan sistem kalender baru yaitu mengawinkan perhitungan tahun Hijriyah (Hijri) dengan tahun Caka untuk menjaga keseimbangan tradisi Hindu dan Islam terjadi tahun 1633 M.

Bagi orang Jawa bahwa bulan Muharam disebut bulan Jawanya ialah Suro artinya dalam bahasa Jawa Kawi berarti ” Raksasa ” dalam bahasa Sansekerta diartikan “Dewa” atau “Dewi”, Berkuasa, Berani, prajurit dan kera.

Dalam logat daerah bahasa Arab “Asyura” diartikan 10 Muharam atau Asyu-Nura bahasa Arab yang berarti “orang” yang memperoleh Cahaya Allah.

Hingga kini setiap 1 Muharam dan 1 Suro Umat Islam dan Orang Jawa selalu memperingati dengan laku prihatin. Karena bulan Muharram adalah masa perjuangan pengikut Nabi Muhammad berjalan kaki dari Makkah menuju kota Madinah secara sembunyi sembunyi. Lewat jalanpun tidak lewat jalan biasa. Tapi jalan yang dilalui adalah jalan alternatif penuh liku.