Pembelajaran di luar Kelas Siswa SMPN 2 Rogojampi ke Museum Ijen Geopark.

Banyuwangi-menaramadinah.com, Pembelajaran di luar Kelas atau biasa di kenal outdoor learning yang dilakukan 20 siswa SMPN 2 Rogojampi, kali ini mengunjungi Museum Ijen Geopark Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jalan Ahmad Yani 78 Banyuwangi , pada hari Jumat 7 Juni 2024.

Kegiatan Studi Tiru ke Museum Ijen Geopark ini adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang berorientasi pada pembelajaran berbasis literasi dan Ijen Geopark yang mempunyai sifat menyenangkan dan dapat mewujudkan nilai-nilai karakteristik kepada siswa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara bersilaturahmi , bertukar pikiran , mengamati inovasi karya sahabat sebaya, menyelidiki, menemukan sendiri segala sesuatu ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Menurut Marhenyantoro, S.Pd, SH, MM, Kepala SMPN 2 Rogojampi bahwa “Proses belajar diluar kelas pada dasarnya adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman langsung dalam rangka penguasaan terhadap manusia dan sumber-sumber alam kecakapan hidup yang menghasilkan kesehatan, sejahtera, *kreatif dan refreshing way of living* sikap positif yang merefleksikan harmoni manusia dengan lingkungan belajar, ” jelasnya.

“Proses pembelajaran seperti ini akan dapat mengembangkan dan membangun suasana belajar yang menyenangkan dan menantang serta memotivasi dimana siswa tidak hanya berinteraksi dengan satu sumber belajar saja tetapi bisa belajar dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan ke tempat yang dikunjungi, ” tambahnya

Duta dan pembina Geopark SMPN 2 Rogojampi dalam kunjungannya ini mereka benar-benar memanfaatkan waktu untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Para siswa dari SMPN 2 Rogojampi yang ikut dalam kunjungan ini juga aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama teman dan petugas dari museum Ijen Geopark.Duta Geopark SMP Negeri 2 Rogojampi tentang kegiatan Ijen Geopark yang sudah dilaksanakan selama ini. Mereka adalah duta Geopark SMP Negeri 2 Rogojampi berharap agar ke depannya diperkenankan untuk kembali berkunjung guna koordinasi lebih lanjut mengenai implementasi Ijen Geopark dalam pembelajaran di sekolah, yang disambut dengan tangan terbuka oleh Risqi dan M.Ali yang memandu mereka selama melakukan studi tiru yang intens berkomunikasi, para siswa dari sekolah yang ikut dalam kunjungan ini.

Rombongan sangat antusias dan menikmati museum ijen geopark “Harapan kita semoga kegiatan ini diberi ridho oleh Allah SWT, diberi kelancaran, kesuksesan, dan bermanfaat bagi pengembangan sekolah kalian . Semoga nanti apa yang ada di sini bisa memberi inspirasi, bisa dikembangkan dan diterapkan di sekolah Bapak Ibu masing-masing sesuai kondisi sekolah”, ungkap M. Risqi dalam sambutannya.

Selanjutnya, acara diisi dengan pemaparan dan diskusi mengenai Pengembangan Ijen Geopark . Pelajar SMP Negeri 2 Rogojampi mempelajari ruang hidupnya dengan kegiatan pembelajaran mengenai Geopark Ijen. Geopark Ijen telah diakui Unesco secara internasional.

Pembina kegiatan Geopark Ijen SMP Negeri 3 Banyuwangi, H. Ilham Triadi, M. Pd mengatakan sebelumnya ia memiliki program bedah sejarah. Program edukasi yang dilaksanakan mulai tahun 2021 dilakukan dengan menjelajahi siswa ke tempat-tempat bersejarah dengan pemaparan pengetahuan terkait situs tersebut.

Pengembangan Geopark Ijen oleh Pemkab Banyuwangi mulai tahun 2018 membuat sekolah mengembangkan program itu ke konsep geopark. Sejumlah siswa kemudian dipilih menjadi duta yang mampu memahami Geopark Ijen terhadap teman-temannya dan tamu yang datang.

“Edukasi Geopark sesuai dengan pembelajaran abad 21 dimana siswa dilatih berpikir kritis dan berkolaborasi. Misalnya kita ajak memahami, apa sih perbedaan sapi dan banteng,” tambah Ilham.

Koordinator duta geopark SMP Negeri 2 Rogojampi ini,
Cindy Maulida kelas 8 E mengaku pengetahuan yang didapatnya sangat bermanfaat. Dia jadi bisa mengenal berbagai flora, fauna, jenis tanah dan batuan, situs sejarah hingga kebudayaan di wilayah Geopark Ijen.

Chindy mengatakan materi Geopark Ijen juga nampaknya diminati teman-temannya dimana banyak yang bertanya kepadanya tentang hal-hal yang kurang dipahami.

“Pengetahuannya juga nambah-nambah. Budaya yang ada di Geopark Ijen, contohnya yang ada di sekolah ini rumah adat Osing, Gandrung, Seblang,” kata siswi yang juga Ketua OSIS ini.(Rishje)