PENDEKAR DARAH GARUDA ADALAH TITISAN DARAH GARUDA MENGGERAKAN THOREQOT KEBANGSAAN

Catatan:
Gus Mustofa Mahendra Al mursyid

Cinta yang meluas dan mendalam bagaikan samudera ternyata mampu menerobos dimensi ruang dan waktu sehingga melahirkan keberanian dan tekad luar biasa yang menancap di dalam sanubari, serta mampu meneguhkan keyakinan bahwa yang haq adalah haq dan yang batil adalah batal. Walaupun hal itu berakibat pahit bagi dirinya. Lihatlah sang Mahapatih Gajah Mada, Bung Karno atau Gus Dur dan semua pejuang bangsa ini.

Namun demikian tokoh hero yang menjadi sentral identifikasi diri, seperti Gus Dur itu justru menarik dan jadi rujukan gerak langkah parameter pejuang kemanusiaan, pluralisme dan Kebhinekaan. Banyak yang ter Sugesti oleh keberanian nya. Salah satu diantara murid dan sahabat Gus Dur itu sendiri. Keberanian dan semangat juang sang guru bangsa itu sepertinya menitis kepada *Abah Gus Nuril* yang memiliki semangat baja, dan tak kenal takut. Beliau bahkan *ber i’tiqod Mewakafkan selembar nyawa nya demi Bangsa dan Negara*

Perjalanan untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur itu memang masih panjang. Setelah GD di lengser kan, negeri ini justru bukan menjadi semakin baik, malah semakin semrawut saja. Banyak aset Bangsa dan Negara mulai lenyap.
Identitas dan jati diri, nilai Moral dan budaya Bangsa terkikis habis.
Kasus SARA meraja lela.
Penyesatan terhadap kepercayaan, aliran, Sekte, dan tuduhan Peng kafiran terjadi semena mena dan dimana mana. Bahkan terhadap sesama agama, terjadi pelarangan pelaksanan ibadah pada hal sudah jelas dilindungi oleh undang undang, bahkan pengerusakan tempat ibadah begitu marak, kelompok intoleran dan Radikal menjamur memicu *konflik horizontal yang mengancam ke utuhan Bangsa dan melahirkan disitegrasi bangsa*,
Sungguh nelongso….

*Laku Thoreqoh…*
Gerak perjuangan ini secara lahir batin terilhami dawuh Kanjeng nabi ” man akroma ‘Aliman faqod akromani, waman akromani faqod akromalloh, waman akromalloh dakholal Jannah” dan qoul para sufi ” Khidmaturrijali sababun Ila maulal mawali” dengan berkhidmat kepada orang yg memiliki kedudukan khusus di mata Alloh menjadikan sebab wusul kepada Alloh. Hal inilah yang mampu menembus dimensi spiritual melahirkan sebuah perjalanan perjuangan kebangsaan yaitu ” *THOREQOH KEBANGSAAN* ” semangat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD ’45

maka…..
Ketika kaum Radikal yang disponsori Arab spring, Wahabi HTI, FPI dan PKI Arab lain nya, mencoba membikin ulah lagi bersama bohir luar negeri sekaligus para koruptor yang kehilangan sawah ladangnya, termasuk di dalamnya “Antek – antek Orde Baru” yang Ingin mendongkel Dasar Negara *PANCASILA Dan menggantikan dengan ideologi Khilafah*….
maka situasi ini sama halnya *membangunkan macan tidur*, jiwa patriotis bangkit kembali Tiwi kromo menjadi *PENDEKAR DARAH GARUDA ( PDG )*

*Suluk kebangsaan…*
Sebagai trah Nuswantoro yang berdarah Garuda siap melaksanakan suluk kebangsaan dengan dasar mengaplikasikan ruh Agama yang Rahmatan Lil Alamiin sebagai tanda cinta dari tuhan untuk semesta alam, Hamemayu Hayuning bawono, yakni rela Mewakafkan selembar nyawanya dalam menjaga Marwah tanah leluhur bopo akoso bumi pertiwi dengan segala kearifan dan nilai Budhi luhur dan spirit yang tinggi. Melaksanakan dawuh Gusti, meneladani risalah Rosul sejati dan berbakti untuk negeri.

Para salik ini adalah Pendekar yang ber Darah Garuda selalu siap menjaga keutuhan Negeri ini dari berbagai Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG), baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri
Dengan prinsip *La tahzan innallaha ma anna. & Rawe rawe rantas malang malang tuntas*..

*Kepakan sayab Garudamu…..*
jangan gingsir dari medan laga
Sak dumuk bathuk sak nyari bumi
Di tohi pati…..

Salam saking

Cah angon